SUNMOON ||Bab 3||

97 39 19
                                    

Riuh pengunjung festival terdengar hingga ke telinga mereka. Harum jajanan tradisional juga tercium.

Galaxy mengusap perutnya. Ia lapar. Matanya menatap sekeliling, mencari makanan favoritnya. Sementara Starla, matanya berbinar dengan mulut yang terpekik kecil saat melihat beberapa aksesoris yang sangat cantik. Dandelion dan Andrew hanya melihat-lihat, mereka tidak berniat membeli apapun.

"Hey, aku akan ke sana sebentar. Kalian mau ikut?" Tanya Galaxy.

"Tidak, terima kasih. Aku akan duduk di sana saja," jawab Dandelion menunjuk bangku panjang di bawah rerimbunan pohon.

Galaxy mengagguk.

"Kalau kalian? Starla? Andrew?"

"Aku ingin ikut denganmu. Tapi, nanti Sunrise sendirian," ucap Andrew menatap sebentar ke arah Dandelion.

"Tak apa, Moonlight. Pergilah," ucap Dandelion tersenyum.

"Maaf, Xy. Tapi aku ingin melihat aksesoris di sebelah sana, dahh!!" Starla berjalan dengan riang.

Snowy turun dari gendongan Andrew, ia berdiri di sebelah Dandelion.

"Moon, bolehkah aku di sini dengan Sun? Aku ingin menemaninya,"

Andrew mengangguk kecil.

"Kau ingin ikut mereka, Fuego?" Tanya Dandelion pada Fuego yang hanya terdiam sejak tadi.

Fuego menggeleng, "tidak, aku mengantuk. Aku akan bertengger di pohon itu saja," Fuego terbang dan bertengger pada salah satu batang pohon.

"Kalau kau, Vie?" Galaxy bertanya pada Viento.

"Aku ikut denganmu," jawab Viento.

"Baiklah, kami pergi dulu, Dan." Pamit Galaxy.

Dandelion mengangguk sambil menggendong tubuh Snowy dan berjalan menuju bangku yang akan dia duduki.

"And, apa kau yakin tidak apa-apa meninggalkan seorang Crown Princess sendirian di festival? Aku takut ada yang ingin berniat jahat padanya. Karena dia satu-satunya pewaris tahta kerajaan Nature," ucap Galaxy.

"Aku juga berpikiran begitu. Tapi Fuego dan Snowy bersamanya. Jadi aku pikir tidak apa-apa. Lagi pula penciuman Snowy itu sangat tajam, sedangkan Fuego sangat peka terhadap sekitar." Balas Andrew.

"Kuharap juga begitu." Galaxy menghela napas.

¤¤¤¤¤

Snowy bergerak tidak nyaman di pangkuan Dandelion. Hidungnya terus mengendus sekitar. Sesekali dia melihat ke atas, tepatnya pada Fuego yang sedang tertidur dengan pulas. Dandelion sedang membaca salah satu buku yang sengaja dibawanya.

'Aku merasa ada yang mengawasi di sini. Tapi kenapa aku tak bisa mencium aromanya? Harusnya di saat seperti ini Fuego bisa mendeteksinya. Sayangnya dia tertidur sangat pulas. Aku takut kalau yang mengawasi adalah musuh Putri Sunrise,' ucap Snowy dalam hati.

"Sun," panggil Snowy.

Dandelion hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dibacanya.

"Sun," panggil Snowy lagi. Telinganya bergerak-gerak. Mencoba mendengar sesuatu yang sedang mendekat. Hidungnya terus berusaha mengendus aroma. Sementara matanya menatap sekeliling.

"Ada apa, Snow?" Tanya Dandelion mengusap kepala Snowy.

Tiba-tiba Dandelion terjengit saat merasakan aura negatif yang besar. Ia menatap Snowy yang sedang bersiap pada posisi siaga.

"Ada yang mengawasi kita, Sun. Dan mereka mengeluarkan aura negatif. Aku tidak bisa mencium aroma mereka," bisik Snowy dengan sangat lirih.

"Aku tau," ucap Dandelion.

Salju putih mulai bermunculan. Pertanda kalau Snowy sedang menggunakan kekuatannya.

"Tenang, Snow," Dandelion mengusap kepala Snowy dengan lembut. Mencoba untuk menenangkan Snowy.

Snowy menggeleng dengan tegas, mata coklat Snowy menyala. Ia sedang dalam posisi siaga. Telinganya terus bergerak, mencoba untuk mendengar pergerakan musuh yang mengintai. Namun, penciuman tajamnya tidak berfungsi dengan baik. Ia mulai khawatir. Mungkinkah musuh yang mengincar mereka memiliki kekuatan yang besar sehingga Snowy tidak bisa mendeteksinya?

"Lebih baik kita pergi menyusul Moon dan Galaxy," saran Snowy.

"Kita tidak bisa pergi, Snow," ucap Dandelion memeluk tubuh Snowy.

"Kenapa?" Tanya Snowy.

"Kita sudah dikepung dari segala arah," jawab Dandelion. Ia mulai membaca mantra pelindung untuk dirinya, Snowy, dan Fuego.

"Semoga ini berhasil," gumam Dandelion mencoba fokus dan tetap tenang.

Krekkkk.....

Mata Dandelion dan Snowy melebar saat pelindung yang dibuat Dandelion retak. Ketenangan mereka mulai terusik.

'Ini gawat. Sekuat apa mereka sampai bisa meretakkan pelindungku?' Ucap Dandelion dalam hati.

'Oh sial. Aku mulai ketakutan dengan mereka.'

TBC

Minggu, 23 Februari 2020

Vuur Meisje.

SUNMOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang