SUNMOON ||Bab 5||

40 8 28
                                    

"A-apa maksud kalian?!" Tanya Starla.

Fuego berdecih, menatap Starla dengan tatapan mencemooh.

"Apa perlu aku ucapkan sekali, Star?" Tanya balik Fuego, ia mengepakkan sayapnya.

"Kenapa kamu menolong para black fairy itu? Apa kamu bersekongkol dengan mereka? Hm?"

Fuego terbang mengitari tubuh Starla, membuat udara di sekitar Starla jadi panas.

"Black fairy? Yang benar saja, mereka hanyalah fairy biasa yang sedang berkunjung ke festival! Dan tolong menyingkir dariku! Kamu membuat aku tidak nyaman!" Ucap Starla mengusap keringat yang menetes di pelipisnya.

"Tapi Starla, mereka itu memang black fairy. Mereka datang mengincar Sun," ucap Snowy.

Fuego hinggap di bahu kanan Dandelion, ia menatap Starla.

"Sudahlah, mengaku saja kalau kau memang mengkhianati kerajaan Nature," tuduh Fuego.

Saat Starla hendak membuka mulutnya, Dandelion sudah menyela terlebih dahulu.

"Cukup. Jangan bertengkar, dan Star, di mana Azul?" Tanya Dandelion.

Starla terdiam, hal itu membuat Fuego dan Snowy menjadi semakin curiga pada Starla.

"Dia ada di kolam taman," jawab Starla.

Dandelion mengangguk, ia berjalan anggun, menenteng buku bacaannya yang sedikit terbakar terkena apinya sendiri. Snowy mengikuti langkah Dandelion, meninggalkan Starla yang entah kenapa malah terdiam di tempat.

"Mau sampai kapan kau berdiri di sana, Star?" Tanya Dandelion menoleh.

Starla terkesiap, "e-eh? I-iya." Ia mensejajarkan langkah Dandelion.

♧♧♧♧

"Moon, Xy, aku minta ijin untuk pulang," ucap Dandelion saat menemukan Andrew, Galaxy dan Viento yang sedang memakan gulali, jagung bakar, dan beberapa potong kue pai labu dalam sebuah box.

"Eh? Kenapa cepat sekali?" Tanya Galaxy heran.

"Ya, bahkan kau tak terlihat membeli apa pun," timpal Andrew, ia menatap gulali di tangan kanannya yang belum ia makan.

"Ini, untukmu saja," lanjutnya menyerahkan gulali itu pada Dandelion.

Dandelion menerimanya, ia tersenyum tipis, "terima kasih," ucapnya.

Andrew membalas senyuman Dandelion dan mengangguk, ia merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Snowy ke dalam pelukkannya.

"Baiklah, aku pamit pulang."

Dandelion melangkahkan kakinya, dan di sambut pengawal yang membawa kereta kuda. Dandelion sengaja memanggil dengan telepati mereka untuk menjemputnya.

"Silahkan, Yang Mulia Putri Sunrise." Ucap pengawal itu membukakan pintu untuk Dandelion.

Dandelion masuk ke dalam kereta kuda itu, kemudian duduk dengan nyaman.

Kereta kuda mulai berjalan meninggalkan festival menuju ke kerajaan Nature.

"Apakah kau akan melaporkan kejadian tadi pada Yang Mulia Raja dan Ratu?" Tanya Fuego.

Dandelion terdiam, ia baru saja memikirkannya. Kalau ia melaporkannya pada Ayah dan Bundanya, ia tidak akan pernah diijinkan keluar dari kerajaan tanpa pengawal yang selalu mengikutinya. Namun ini adalah masalah yang serius, Raja dan Ratu harus mengetahuinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNMOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang