Bella mengganti dressnya dengan gaun tidur yang Marvel belikan setelah melihat jam pukul sembilan malam.
Setelah selesai memakai gaun tidur yang pas ditubuhnya yang panjangnya selutut berwarna abu-abu berbahan lembut.
Bella keluar dari walk in closet berjalan menuju kasur yang ada Marvel sedang memainkan ponsel sambil bersandar dikepala kasur.
Perhatian Marvel beralih ketika mendengar suara pintu yang terbuka.
Marvel terperangah melihat Bella yang begitu sexy dengan gaun tidur yang dia belikan, benar-benar indah melekat ditubuh sintal Bella.
Marvel tidak tahu jika belahan dada gaun tidur yang dia belikan lumayan rendah menampilkan belahan payudara Bella yang sintal, dengan tali sejari meskipun panjangnya selutut tetap menampilkan kaki jenjang Bella yang putih dan lekuk tubuh Bella yang begitu menonjol.
Marvel langsung terangsang, sesuatu yang dibalik celana santainya tiba-tiba mengeras.
Marvel berusaha untuk tenang, memperhatikan ponselnya kembali.
Dengan perlahan Bella duduk ditepi kasur, kemudian menaikkan kakinya dan menarik selimut menutupi kedua kakinya.
Bella menolehkan kepalanya menghadap Marvel yang masih memainkan ponselnya.
"Marvel?" Panggil Bella.
"Hmm?"
"Aku. . . Emm. . . Anu. . . Anu" Bella sangat ragu berbicara meskipun Marvel tidak melihatnya.
"Anu apa Bella?" Marvel sengaja ingin menggoda Bella.
"Anu Marvel. . . A--aku disini ngerepotin kamu ya?" tanya Bella lagi tentang repot-merepot masih dengan keraguannya.
Marvel menoleh kearah Bella sejenak kemudian fokus kembali ke layar ponselnya.
"Enggak" jawab Marvel datar.
Lagi-lagi Marvel menjawab 'enggak'.
Bella semakin bingung dengan sikap Marvel yang kembali datar dan sangat berbeda dari sebelumnya yang begitu hangat dan sayang kepada dirinya layaknya kekasih.
Bella menginginkan itu lagi?
Tetapi sikap Marvel juga berubah-ubah layaknya bunglon.
Bella mengangguk dengan senyuman yang dipaksakan meski Marvel tidak melihat dirinya lalu membenarkan letak bantal dan berbaring mencari posisi nyaman.
Tetapi lebih nyaman jika Marvel memeluknya, pikir Bella.
Bella harus mengenyahkan pikiran itu sejauh-jauhnya!
Bagaimana mungkin seorang Marvel yang begitu tampan bahkan kaya raya suka terhadap dirinya meskipun dirinya hidup dengan lumayan bergelimang harta tetap saja tak sebanding.
Dari dulu sedikit pun Marvel tidak pernah menoleh kepada dirinya.
Semua ini hanyalah kecelakaan yang dirinya sendiri buat dan masih ada Fariz yang entah masih mau menerima dirinya yang sudah tersentuh orang lain.
Mungkin perubahan sikap Marvel hanya karena kasihan terhadap dirinya. Miris.
Membuat mata Bella berair dan tersenyum masam.
Kemudian Bella menarik selimut menyelimuti dirinya sendiri dan berbaring membelakangi Marvel, dan tak lupa mengucapkan selamat malam kepada Marvel.
"Selamat malam Marvel" Ucap Bella parau menahan tangisnya tetapi tetap saja air matanya mengalir berbarangan Bella menutup matanya.
Marvel terkejut karena suara Bella yang terdengar parau seperti menangis. Marvel menoleh dan bingung apa yang membuat Bella menangis.
Sekitar 15 menit kemudian serasa Marvel jika Bella telah tidur, Marvel menggeser tubuhnya mendekati Bella yang membelakanginya, menarik bahu Bella perlahan membuat tubuh Bella terlentang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Get Married For (Our) Baby
RomanceADULT ROMANCE 21+, DEWASA, MATURE CONTENT, SQUEL OM ADRIAN! UPDATE DIIRINGI REVISI [SEMINGGU DARI TAMAT AKAN DIPRIVAT] "Garis Du-dua?" -Bella Angelica "Cepat tumbuh ya sayang" -Alvano Marvel Adiwiyata _________________________________________ Bella...