Lelang

1K 74 23
                                    

Malam itu, sesuai kesepakatan, kami bertemu di depan gerbang akademi sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke tempat lelang. Kami berangkat mengendarai kereta kuda milik Nora, kereta kuda itu dihiasi dengan sangat indah, yang membuatku penasaran, siapa identitas Nora yang sebenarnya?

Kami memasuki sebuah ruangan khusus di tempat lelang, aku melihat beberapa bangsawan yang juga memiliki ruangan khusus sendiri di tempat lelang ini.

Seorang wanita cantik naik ke atas panggung, sepertinya dia adalah pemimpin acara lelang kali ini.

"Baiklah, waktunya sudah tiba, acara lelang akan segera di mulai, tolong persiapkan kemampuan para saudara, kita akan menggunakan sistem lelang yang biasa." Kata wanita itu tersenyum menggoda.

Jika trio bejat itu ada disini, mungkin mereka akan mengganti fantasi mereka dari yang awalnya bu Veriana, menjadi wanita yang ada di atas panggung saat ini.

( Trio bejat mengacu pada teman-teman mc. Jein, Raku dan Ido. )

"Lelang yang pertama adalah sebuah bongkahan Adamantite seberat 26 pound. Menurut pengamat kami, Adamantite ini dapat digunakan untuk membuat satu buah armor. Baiklah, harga awal yang di buka adalah 100 koin emas." Kata wanita yang ada di panggung memberikan harga.

"101"

"110"

"Baik, harga tertinggi 110 koin emas. Saya akan menghitung sampai sepuluh, jika tidak ada yang menaikan harga, maka Adamantite ini akan jatuh ke tangan peserta nomor 39."

"Sepuluh ...."

" Dua ... satu."

"Selamat kepada peserta nomor 39, harap lakukan transaksi di tempat yang telah disediakan."

Sampai saat ini, barang yang dilelang hanya barang biasa saja yang tidak menarik perhatianku, aku bahkan hampir saja tertidur karena terlalu bosan.

Itu juga sepertinya berlaku bagi kak Emilia dan Nora, mereka berdua bahkan tidak memperhatikan lelang sedikitpun dan hanya mengobrol riang bersama.

"Barang lelang kali ini adalah sesuatu yang spesial, itu bukan barang, melainkan budak. Budak elf wanita yang sangat cantik, awalnya, namun kini dia telah sedikit cacat berkat pengalaman buruk yang di berikan oleh mantan masternya."

Sebuah tirai di buka dan menampilkan seorang wanita elf yang sedang di kurung dalam kandang. Leher, tangan dan kakinya semua penuh dengan rantai.

Sial! Apakah mereka bahkan memiliki hati nurani?

Aku bangkit dari tempat dudukku, terkejut marah melihat perlakuan orang-orang itu kepada elf wanita.

Elf wanita itu terlihat sangat menderita, aku juga bisa membayangkan betapa sakitnya luka yang dia miliki dengan tubuh penuh memar dan goresan itu.

"Ada apa Andika?" tanya kak Emilia yang kaget dengan sikapku baru saja.

Aku memang tahu dari buku yang aku baca, bahwa ras Elf dan ras Beastman sangat di pandang rendah oleh manusia, bahkan kedua ras itu sering terlihat menjadi budak bagi para manusia.

Tapi aku tidak menyangka perlakuan yang mereka terima akan seburuk itu, ini bukan masalah di pandang rendah atau apa, ini menyangkut hati nurani.

"Kak, bisakah kita membelinya?" tanyaku dengan hati-hati kepada kak Emilia.

"Untuk apa?"

"Untuk apa? Apakah kakak tidak merasa kasihan dengan perlakuan yang di terima oleh Elf itu? Meskipun dia budak, tetap saja itu harus diperlakukan dengan baik." Baru kali ini aku menggunakan kata yang kasar seperti itu kepada kak Emilia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang