Bagian 2

193 12 0
                                    

Bagian 2
Ketika melakukan penerbangan dengan ketinggian 29.000 kaki pada 8 Juli 1999, Continental Airlines yang membawa 155 penumpang mengalami "guncangan" menyebabkan pesawat tersebut langsung turun 600 kaki sebelum kru penerbangan dapat mengatasinya. Pesawat Boeing 737 tersebut saat itu berada di sekitar 160 mil barat-daya Bermuda menuju San Juan, Puerto Rico dari Philadelphia, penjelasan gamblang dating dari seorang petugas kabin, Leslie Thomas. Mengemukakan "Para kru baru saja selesai memberikan layanan makan dan saya berada di belakang, pada bagian belakang kabin utama, sekitar baris ke 29, saya melihat tanda untuk tetap mengenakan sabuk pengaman telah berhenti dan kami terbang dalam kondisi cuaca yang baik tanpa ada tanda guncangan (turbelensi). Kemudain secara tiba-tiba pesawat turun dengan cepat sehingga badan saya terbang ke atas dan kepala saya membentur langit-langit dan saya kemudian jatuh lagi ke lantai dan terjerembab. Sekitar sepuluh detik berikutnya, pesawat turun lagi dan menyebabkan kepala saya sekali lagi membentur langit-langit. Pada saat itu saya hilang kesadaran. Ketika saya bangun, saya merasa amat pusing dan kepala saya berdarah, tangan terluka dan memar dan punggung serta tahu terasa sakit."
Pesawat tersebut turun dengan posisi berbahaya yaitu dengan posisi hidung pesawat dibawah. Kapten pesawat, Joe Moore, menyadari keceoatannya mendekati (Maximum Mach Operating speed-batas kecepatan maksimun pada machmeter1). Bahkan dia mengatakan "Tidak ada laporan turbelensi yang diberi tahukan oleh ATC (Air Trafic Control). Ia bahkab menyebutkan tujuh puluh satu penumpang terluka, sehingga menyebabkan kapten pesawat melakukan panggilan terhadap Bermuda untuk meminta izin mengalihkan penerbangannya dan mendarat.

machmeter: unsur sangat halus yang memenuhi lapisan teratas ruang angkasa

Segitiga BermudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang