Bagian 6

100 7 0
                                    

Bagian 6
  Di sisi lain, aku tiba-tiba saja seperti terbangun dari mimpi. Aku berada di pinggir laut dan depanku adalah pulau kecil sepi, sunyi, dan tentu saja bau menyengat. Hanya aku sendiri. Aku berpikir Aku dimana? Aku meminta tolong pada siapapun tapi tidak ada orang yang menjawabnya. Aku menelusuri pulau tersebut hingga aku melihat banyak mayat, tulang, bau busuk yang menyengat dan puing-puing pesawat, kapal utuh yang sudah berkarat, berlumut di pulau tersebut. Aku tentu saja terkaget dan ingin muntah, aku berpikir lagi dengan jernih, Ada apa denganku ,Ya Tuhan, APA INI!!. Lalu aku berpikir lagi, bagaimana aku bisa sampai disini?, siapa diriku? Siapa orang-orang ini? Kenapa banyak kapal disini? Apakah ini pesawat? Bagaimana bisa utuh?. Hingga tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dia berkata "Hey, are you ok?." (Hey, apakah kamu baik saja?). Aku spontan berteriak dan berkata "Get away from me! Who are you? I'm fine leave me alone!." (Menjauh dariku! Siapa kamu? Aku baik saja tinggalkan aku sendiri!). Mukanya mengerikan, seperti melepuh akibat air panas. Lalu...lalu bajunya seperti seragam tapi aku tidak tahu itu seragam apa, dan apa dia, rambutnya berantakan seperti gembel dan badannya penuh dengan darah, tangannya luka dan mengalir banyak darah, pelipisnya pun seperti sobek. Aku pun merasa bersalah sudah membentaknya karena aku ketakutan, aku tahu pasti dia saat ini sedang ketakutan dan kesakitan. Hingga akhirnya aku menawarkan diri untuk membantunya dan mencoba lebih dekat dengannya. Untungnya pun dia mau ketika aku membantunya. Akupun juga meminta maaf atas perilakuku yang membentaknya tadi karena ketakutan, hingga selama seminggu kami pun tetap bersama. Kami mencari orang-orang yang mungkin masih hidup atau terluka parah seperti kami, tapi hasilnya nihil. Semua merupakan mayat yang dipenuhi darah segar dan darah yang sudah cukup lama.
  Hingga kami menemukan laki-laki yang sudah tergeletak di tanah dan dia juga memakai seragam dan dasi, sejujurnya aku penasaran siapa dia, dan siapa kami yang bahkan sampai sekarangpun masih belum mengetahui identitas kami. Selama 6 hari pun kami hanya makan buah seadanya, makanan yang ada di pesawat, kapal bahkan pernah kami terpaksa harus memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Menjijikan memang. Kembali lagi mengenai laki-laki yang kami temukan. Sejujurnya laki-laki yang kami temukan juga ternyata sudah meninggal dan mati dengan sangat mengenaskan, bagaimana bisa isi perutnya terkeluar?. Ah menjijikan. Tapi sampai kapan ya kami berdua harus seperti ini, rasanya lelah sekali. Tidak ada siapa-siapa disini, makanan pun terbatas. Bergantinya hari tadi dan selanjutnya, aku menghitung dengan ku gariskan satu garis secara terus menerus ke pasir pulau, akupun tidak tahu bagaimana mengetahui apakah berganti hari itu pada saat terang atau pada saat gelap. 34 hari kemudian menurut garisku, ketika aku dan temanku perempuan tadi kusebut saja nama jadi-jadiannya Lala, dan nama jadi-jadianku Laila. Kami berdua berencana untuk berenang untuk mencoba mencari ikan, tiba-tiba Lala mencoba teriak minta tolong kepadaku. Tentu saja aku panik dan menangis, aku berlari menuju Lala dan untungnya Lala berhasil kuselamatkan menuju tepi pulau. Aku bertanya kepada Lala apa yang terjadi, lalu Lala menjelaskan dia pun tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tiba-tiba saja Lala berkata bahwa dia seperti terikat dan hanya ingin tenggelam. Lalu selang 2 hari yang kuhitung dengan garisku, akupun mengalami kejadian yang sama seperti kejadian Lala, bahkan Lala pun menangis ketika aku hamper tenggelam. Hingga kami putuskan mencoba dilaut akan kami tunda. Dan bila dihitung dengan garis yang kugambar kami sekarang sudah berada disini selama 59 hari, kami mencoba lagi untuk mengambil ikan dilaut tapi sekarang kami melakukannya berdua karena kami tidak ingin kehilangan satu sama lain. Dan tentu saja kami merasakan lagi kaki kami seperti ditarik oleh pusar, kami teriak dan tentu saja tidak ada yang mendengar kami, hingga kami berdua pun pasrah dan kami pun tenggelam.

Segitiga BermudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang