kelaparan

172 17 0
                                    

Ada kalanya kita bersabar akan cobaan yang didapat karna sudah menjadi kodratnya siapa yang menanam kebaikan pati akan berbuah kebaikan begitu juga sebaliknya
_asykah


"Asykah,kamu kenapa terlihat pucat" tanya hani khawatir

"aku hanya lelah"jawab asykah singkat menaruh kedua tanganya diatas meja dan menundukkan kepalanya mencari ketenangan,menghilangkan rasa perih diperutnya karna pagi ini asykah juga tidak makan,anika tak memberinya sepeserpun uang untuk membeli bahan makanan,sementara anika sekeluarga sudah membeli fast food tanpa memberi sedikitpun pada asykah

"ayo kita ke kantin,kamu harus makan,kamu gak boleh sakit ,kita kan lagi ujian kelulusan" kalimat itu menohok pemikiran asykah,benar dia tidak boleh sakit dengan wajah sayu asykah memandang hani

"hani bolehkah aku pinjam uangmu untuk membeli makan,lain kali akan aku ganti"mendengar suara parau asykah membuat hani meringis pilu

"tentu asykah,kamu adalah temanku tak perlu sungkan"lalu mereka menuju kekantin asykah berjalan dengan lamban menahan perih didalam perutnya,mungkin maag nya kambuh

Sesampainya dikantin hani memesankan asykah nasi goreng bu uci dengan cepat asykah memakannya seperti seorang kelaparan,hani menatap temanya dengan sendu"asykah lain kali ceritalah,agar aku bisa mengurangi bebanmu jika aku bisa"kalimat hani membuat asykah menitihkan air matanya,namun ia bukan sedih tapi asykah bukan sedih melainkan bahagia karna ia memiliki teman sebaik hani

"terimakasih hani"ujar asykah sambil mengusap air matanya


Selesai ujian Asykah berjalan menuju rumah sambil menenteng kantong plastik berisi nasi bungkus yang sengaja dibelikan oleh hani untuknya,senyum sumringah tak pernah lepas dari bibir ranum asykah sampai asykah melewati seorang nenek yang sangat susah payah mencari tempat duduk,asykah dengan senang hati menuntun nenek itu untuk duduk disebuah bangku taman


"nenek sudah makan?"tanya asykah yang dibalas gelengan pelan dari sang nenek,tak pikir lama asykah memberikan nasi bungkus nya untuk si nenek

"terimakasih ya cu"ujar sang nenek dengan senyum bahagia menerima nasi bungkus asykah

"sama sama nenek,ya sudah asykah pulang dulu ya nek,assalamualaikum"setelah salamnya asykah pergi melanjutkan perjalanan pulang,tanpa tau ada seorang yang tengah menguntitnya sendari tadi mengamati setiap gerak geriknya.


Sekarang waktunya ujian,asykah bersyukur karna akhir-akhir ini anika sekeluarga tak terlalu merepotkanya,apakah asykah merasa repot?tidak sama sekali asykah hanya slalu berharap dalam hati kecilnya agar tanteya mau menerima dia dan memperlakukannya sedikit lebih baik lagi.


"bissmillah" berucap mulut ranum asykah lalu dengan tekun dan konsen asykah mengerjakan setiap bulir soal yang terpampang di layar komputer,tak butuh waktu lama setelah setengah jam asykah sudah menyelesaikan semua soal tapi ia tak lepas tangan,ia mengoreksi setiap soal yang tengah ia jawab dengan teliti agar ia tau apakah ia benar benar yakin


Setelah keluar dari ruang ujian asykah memutuskan untuk langsung pulang dan belajar karna memang selama ujian akan slalu pulang pagi,asykah yang baru saja keluar dari gerbang disambut sapa hangat dari seorang wanita yang ia kenal

"asykah ,kemarilah"wanita itu yang tak ain adalah alena memanggil asykah

"lo mbak alena kok bisa disini..."tanya asykah bingung dengan kedatangan alena


"ayo kita makan,saya lapar"tanpa mendengarkan jawaban dari asykah alena langsung menariknya kedalam mobil dan menyuruh supir untuk langsung jalan

Beberapa menit kemudian mereka sampai dipusat pembelanjaan,alena masih setia menggandeng tangan asykah dan membawanya masuk ke dalam restauran mewah,memesan beberapa makanan,sementara asykah hanya diam malu sekaligus kikuk karna sudah sangat lama ia tak kesini,karna memang tak diijinkan dan tak punya uang

"asykah..gimana ujian kamu tadi?"pertanyaan alena sontak membuat asykah mendongkak menatapnya,bagaimana alena tau kalau ia sedang ujian?

"ah lancar kok mbak alena..hehe"gugup asykah


Beberapa pelayan menghampiri meja alena dan asykah lalu meletakkan beberapa piring makanan,asykah yang masih merasa malu hanya diam memandang makanan yang menggugah selera

"asykah makanlah,ini untukmu"dengan senyum lima jari asykah memakan makanan yang tersaji


"terimakasih ya kamu sudah mau menemani saya makan"ucapan lembut alena membuat asykah merasa bahagia karna ia bertemu orang sebaik alena

Alena mengantar asykah sampai rumah,"dari mana kamu hah"pekik kasar anika dengan berdecak pinggang anika menghampiri asykah yang masih berdiri ditempatnya,hendak menjawab mulut asykah sudah terbungkam dengan rasa sakit yang menjalar di bagian pantatnya,anika dengan kasarendorong asykah

BRUKK


"saya nanya sama kamu apa kamu tuli" bentak anika,sementara yang dibentak masih meringis sakit,

"itu...tante..saya tadi diajak teman..untuk makan sebentar"gugup asykah tanpa beralibi,entah karna apa anika begitu membenci senyum asykah saat memasuki pintu,entah mengapa anika sangat membenci keponakanya ini,dengan cepat anika menarik jilbab asykah membuat si pemilik jilbab meringis pilu,sudah berkali kali ia diperlakukan dengan tak manusiawi,tapi apa asykah merasa dendam?,tidak dia sama sekali tak menyimpan dendam untuk anika sekeluarga karna ia tau dendam hanya akan mengotori hati dan pikiranya


"sekarang sudah berani pergi tanpa ijin,sekarang saya hukum kamu" dengn tangan yang masih setia menarik kasar jilbab asykah, anika berjalan cepat menuju gudang menyeret sang keponakan yang tak berdaya

Ceklek


BRUKK


menghempaskan asykah ke lantai kotor gudang,lalu menguncinya dari luar

"kamu tidak akan pernah keluar dari sini sampai besok sore,dan kamu tidak akan mendapat makan"dengan sarkas anika berkata,sementara yang dikunci hanya mencoba meminta maaf berkali kali ,tapi seolah anika menulikan telinganya ia sama sekali tak mengubris permintaan maaf asykah,kini ia meninggalkan asykah yang malang sendiri didalam gudang

Asykah yang gelisah karna ia tidak akan keluar sampai besok sore,itu artinya dia tidak akan ikut ujian

"ya allah,kirim siapapun untuk menolongku"ucap asykah berdoa dengan setulus hati agar sang pencipta dan maha melihat dapat melihatnya yang kini tak berdaya


Sekarang hari sudah hampir gelap nampak dari beberapa lubang fentilasi yang menggelap,namun pintu masih setia terturup rapat,apakah harapan asykah tak akan terwujud?apakah ia akan mengulang lagi sekolahnya?hanya bisa berdoa dan menitihkan air mata asykah menabahkan hati,menahan sakit,perih yang kembali menyerang perutnya

.
.
Revisi✓
Jangan lupa vote ya guys hehe ⭐🥰
Hehe maap klu masih ada typo ya

bertasbihnya cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang