2. Kedua kalinya

80 3 0
                                    

Malam harinya....

Malam ini Deasy sedang duduk di teras kamarnya. Ini malam yang indah baginya, karena terlihat banyak ribuan bintang yang tersenyum menyapanya. Tentunya menemaninya di malam yang sepi nan sunyi ini.

"Belum tidur aja, de?" tanya seseorang yang langsung duduk di samping Deasy.

"Eh Kak Jora. Iyah nih, gue balum ngantuk."

"Udah putus sama Jerry?"

"Hah?! Kok lu nanyanya gitu?" Deasy hanya menatap Jora lekat.

"Ada satuhal yang harus lo tahu, teman gue Gina suka sama Jerry. Bahkan dia berencana untuk misahin lo sama Jerry!"

"Apaan sih nggak jelas banget!"

"Ini semua kata Gina de."

"Besok gue datengin kuntilanak ngeselin itu!"

"Nah! Itu baru ade gue." Jora kakaknya hanya tersenyum menatap wajah Deasy. Sedangkan pandangan Deasy masih menatap indahnya ribuan bintang di atas sana.

*****

Di pagi harinya....

  Pagi ini Deasy terbangun tidak seperti biasanya. Deasy beranjak dari tempat tidurnya lalu melesat langsung ke kamar mandi untuk mempersiapkan dirinya berangkat ke sekolah.

Tangan mungilnya meraih kran di wastafle kamar mandi. Kedua tangan Deasy disatukan untuk mengambil air kran itu, lalu diusapkanlah kewajah bening nan putih itu.

Namun, saat Deasy sudah membuka matanya. Ia dikejutkan dengan adanya darah segar yang keluar dari kedua lubang hidungnya. Deasy hanya menatap wajahnya yang semakin lama wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

"Astaga! Darah? Gue kenapa?" gumamnya di depan cermin, tepat di atas wastalfe toilet.

Setelah cukup lama berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan darah itu. Akhirnya Deasy keluar dengan wajah semulanya. Karena dia yakin, jika dia baik-baik saja dan tidak terjadi apa - apa dalam dirinya.

*****

Deasy merapihkan dirinya, kali ini dia harus memakai make up nya kembali. Agar tidak ada yang tahu jika dirinya tengah sakit, meskipun dia juga belum mengetahui penyakit apa yang ada pada dirinya.

"Oke. Deasy! Febby! Yanti! Lo baik-baik saja, dan lo nggak akan kenapa-napa. Pasti!" Deasy hanya menggumam sendiri di depan cermin kamarnya. Dia selalu menyakinkan dirinya, jika dia baik-baik saja.

Setelah memakan waktu beberapa menit. Deasy keluar dari kamarnya dan menuruni tangga melengkung itu dengan cepat. Dia sudah tidak sabar untuk menyantap masakan Mamihnya.

"Pagi Mih, kak, Pih," sapa Deasy yang menyapa seluruh keluarganya. Mereka ber-empat hanya tersenyum menyambut keceriaan Deasy.

"Sayang ... untuk besok, atau lusa kalian akan dijaga oleh Bi Jum yah. Mamih sama Papih ada project di luar Negeri.

Mendengar ucapan mamihnya yang cukup padat dan jelas, hanya diangguki oleh kedua puterinya itu. Bisa dilihat, Deasy yang awalnya sangat semangat bangun tanpa dibangunkan, juga Jora yang senang karena hari ini ia akan mendapatkan apa yang ia mau. Namun, setelah mendengar ucapan mamihnya membuat mereka terdiam dengan nafsu makan yang menurun.

JAM TANGAN BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang