One way

43 2 0
                                    

TEET..TEET..TEET...

terdengar suara bel  berbunyi sebagai tanda waktu pembelajaran telah usai. Dan menandakan waktu pulang untuk murid yang sedang belajar. Membuat satu orang di dalam kelas menghela nafas lega, tentu saja itu Darren. Yang entah sudah helaan nafas yang keberapa kalinya hari ini keluar dari dari mulutnya. 

Dengan terburu-buru ia membereskan semua barang yang ada dia atas meja mulai dari buku dan alat tulis milik nya dan memasukannya ke dalam tas. Sungguh, Darren hanya ingin cepat keluar dan pulang agar terbebas dari teman nya Adit, yang ia yakini sudah menyimpan segudang pertanyaan untuk dirinya. Dengan langkah cepat Darren berlari keluar dari kelasnya menuju tempat parkiran dimana sang supir sudah menunggu nya.

Darren,yang baru saja menuruni tangga langsung melihat mobil yang dikendarai supirnya yang sedang terparkir tepat didepan pintu kaca loby. Kedua sudut bibirnya terangkat Darren tersenyum penuh kelegaan, sementara itu Darren yang merasa lega karna sang supir yang seolah mengerti bahwa tuan kecilnya sedang terburu-buru ingin cepat pulang. Adit, yang melihat teman nya berlari meninggalkan kelas juga, dengan langkah yang  terburu-buru menuruni tangga mengejar temannya yang seperti seorang maling di kejar-kejar warga sekampung.

"Darren mau kemana kau? Tunggu aku!". Teriak Adit dari tangga yang melihat temannya sudah memegang gagang pintu lobby. Mendengar dirinya dipanggil membuat Darren semakin panik dan dengan cepat keluar dari gedung.

"Maaf, aku buru-buru harus memberi makan kucing ku.." kata Darren panik diteriaki temannya dan langsung berlari memasuki bagian bangku penumpang dibelakang. Sementara itu, pak Amir menyerit keheranan melihat tuan nya yang tadi berlari dari ujung tangga lobby sampai mobil dengan keadaan terengah-engah setelah berlari. Dan lagi sejak kapan tuan mudanya itu memilih duduk dikursi dibelakang biasanya anak itu selalu duduk didepan disamping pak Amir sang supir yang sudah mengantar jemputnya sejak kecil. 

Karna, Darren pernah mengatakan bahwa ia tidak menyukai duduk dibelakang karna ingin menemani pak Amir yang didepan duduk menyupir sendirian. Kasihan katanya sudah istrinya di kampung bersama anak-anaknya,tidur dan makan sendirian masa bekerja juga harus duduk sendirian begitu katanya.

"Jack kunci pintu nya! Kunci cepat-cepat!". Ucap Darren pada pak Amir yang dipanggilnya dengan panggilan Jack. Oh, awal mula Darren memanggil pak Amir Jack adalah pada tahun 2009 pada saat itu Darren yang masih berada di sekolah dasar pergi menonton film Race to Witch Mountain bersama kaka nya dan setelah menonton film itu. Darren, tidak pernah lagi memanggil pak Amir dengan namanya. Darren, selalu memanggilnya dengan sebutan Jack nama salah satu peran yang berada di film itu yaitu,Jack Bruno. Yang di perankan oleh Dwayne Johnson. Pak Amir,masih mengingat saat dia menanyakan kepada Darren kenapa sekarang ia dipanggil Jack. Pada saat itu. Darren menjawab dengan muka serius khas anak-anak nya ia mengatakan.

"Pak Amir kan supir yang hebat mirip sama Jack Bruno badan pak amir juga besar kayak Jack Bruno ya walaupun besar perut nya sih hehehe" itu lah yang ada di dalam ingatan pak Amir.

Sementara itu, Adit yang sudah melihat temannya memasuki mobil langsung berlari menuju mobil Darren dan mengetuk-ngetuk kaca jendela nya dengan keras. Karna saat dirinya mencoba untuk masuk ternyata semua pintu telah di kunci dari dalam. Tangan kiri Adit yang mengetuk-ngetuk kaca jendela sementara tangan kanannya bergerak gerak mencoba membuka pintu mobil sambil berseru kencang dari luar. Adit, mengatakan bahwa dirinya ingin pulang bersama Darren, karna hari ini tidak ada yang menjemput dirinya. Dan sementara itu didalam mobil Darren yang masih duduk meringkuk kebawah dan Pak Amir yang keheranan melihat dua anak SMA yang seperti anak SD ini, dengan cepat pak Amir menghadap kebelakang menatap tuan nya.

"Mas Darren,gimana? Katanya Adit mau pulang bareng" ujar pak Amir sambil menunduk kebawah mencoba menatap wajah Darren yang tertutup telapak tangan nya sendiri.

White CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang