Part 9

34 2 1
                                    

Disini author ingin menceritakan tentang bagian Hana. Okey, langsung aja keceritanya ya.

Jangan lupa vote and comment.
Karena author selalu menunggu kalian.
.
.
.
Hana POV

Hari ini aku berangkat sekolah seperti hari hari biasa. Bedanya cuman hari ini aku berangkat lebih pagi karena tugas piket. Jadi,aku meninggalkan temanku. Ketika membuka pintu pagar rumah, aku terkejut mendengar suara orang memanggilku
"Hana-shi!!". ucap orang itu
. Aku pun mencari orang yang memanggilku tersebut, ternyata yang memanggilku adalah Jimin oppa.

" Eoh? oppa? apa yang oppa lakukan disini?". tanyaku kepadanya

" Seharusnya oppa yang bertanya seperti itu kepadamu. Kenapa kau berangkat pagi sekali. Padahal ini masih jam 6 sementara sekolah masuk jam 7?". tanya nya kepadaku

" Ah,,itu karena aku ada jadwal piket oppa. Hari ini aku berangkat pagi karena piket,oppa". jelasku sambil tersenyum yang mana membuat nya ikut tersenyum kepadaku

" Oh? kau piket ternyata. Mau berangkat bersama? kebetulan oppa ada perlu disekolah, sekalian gitu". tawarnya kepadaku yang membuatku cukup terkejut mendengarnya

"Ah,baiklah jika oppa tidak keberatan". balasku

Tiba-tiba tanganku ditarik oleh Jimin oppa. Aku terkejut bukan main,pipiku merah merona. Aku pun menunduk untuk menutupi wajahku itu. Oppa mengajakku kearah mobilnya. Kemudian menyuruhku duduk.

Selama perjalanan menuju sekolah, hanya ada keheningan diantara kami berdua. Aku tidak ingin hening seperti ini. Ingin mengajak bicara duluan, tetapi aku tak tau apa yang harus dibicarakan.

" Hana-shi?". tanya oppa sambil menyetir,tanpa melihatku.

Aku yang terkejut langsung menengok kearah oppa. Hah..kenapa hari ini aku suka sekali terkejut?.

" Ne, oppa. Waeyo??". tanyaku sambil meremat ujung bajuku karena gugup yang tiba-tiba melanda didiriku.

" Apakah minggu depan ini kau ada waktu? oppa ingin mengajak mu keluar. Eum,,tentunya jika kau mau". jelasnya yang membuatku membola dibuatnya. Cepat-cepat aku netralkan degup jantungku yang tiba- tiba terasa cepat.

" Ah,aku bisa oppa. Tapi kenapa kau mengajak ku oppa?". tanyaku hati-hati, takut jika jawaban nya tidak sesuai dengan ekspetasiku.

" Hanya ingin". balasnya singkat,padat,dan jelas

Aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku saja,karena memang dia hanya ingin. Kukira apa. Entah kenapa,tiba-tiba aku merasa kecewa mendengar jawabannya.
.
.
.
Sesampainya disekolah,aku langsung berpamitan kepada oppa. Selesai berpamitan aku menuju kelas, ketika membuka pintu kelas, tiba-tiba ada sebuah botol minum mengenai kepalaku. Ternyata yang melemparnya adalah Suho, teman sekelasku dan Soohwa. Orangnya agak pecicilan btw. Aku hanya menatapnya datar,sambil berteriak menyerukan namanya. Orang yang diteriaki hanya menyengir,seolah tidak terjadi hal apa-apa.

Boy With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang