Aksa Annoying-!

119 45 12
                                        

[Satu]

'Gemesin banget sih kalo lagi marah'
-Aksa Abrisam-

"Aksaaa! Stop gangguin gua!" Teriak gadis bersurai coklat tua itu sambil menghentakkan kakinya kesal.

Sementara yang diteriaki cuma nyengir dengan wajah tanpa dosanya, "Lu sih ganggu-able nona Allena, makanya orang suka gangguin lu." Seru pemuda bernama Aksa itu sambil menarik-narik kepangan di surai gadis dengan name tag Allena itu.

Allena hanya mengerucutkan bibirnya, ia hanya bisa pasrah dengan kelakuan pemuda bernama Aksa ini, mungkin tidak akan lengkap rasanya kalau saja pemuda tinggi, berkulit kuning langsat ini tidak mengganggunya satu hari saja.

Melihat si gadis mungil dengan surai coklat tua itu pasrah saja, Aksa mulai menghentikan aksinya, lalu mengangkat dagu si gadis dengan telunjuknya lembut, "Lu kenapa hm? Tumben pasrah aja, ga asyik lu, masa diginiin aja udah nyerah." Ucap Aksa sambil melemparkan tawa mengejek kearah gadisnya, eh ralat gadis yang berstatus sebagai musuhnya itu.

Allena yang merasa direndahkan pun tersulut emosinya, dengan perlahan tapi pasti Allena mengeluarkan jurus cubitan mautnya, lalu menghujani kulit kuning langsat pemuda itu dengan cubitan-cubitan ala ibu tiri, Aksa yang tak tahan dengan cubitan yang diberikan Allena pun langsung menepis lengannya, lalu berlari menjauh sekencang mungkin.

Allena tak tinggal diam ia langsung menyusul berlari kencang dibelakang Aksa, "Aksa berhenti lu!" Teriak Allena dengan suara delapan oktafnya.

Aksa melirik kebelakang, "Dasar buntelan, segini aja kemampuan lari lu wkwk, makanya jangan lemak aja yang ditimbun." Teriak Aksa membalas teriakan Allena.

Begitulah rutininitas Aksa yang selalu mengganggu Allena, hidupnya tak akan lengkap bila sehari saja tak terkena cubitan atau mendengar teriakan yang dilontarkan Allena kepadanya.

Sama halnya dengan sekarang, kedua insan itu tengah dihukum, karena tak sengaja menabrak salah seorang guru yang tengah berjalan, "Nah sekarang kalian berdua hormat bendera sampai istirahat!" Perintah guru tersebut tegas.

Allena merasa tak terima, sebab yang menabrak guru tersebut bukanlah dirinya, melainkan Aksa. Mengapa dia harus ikutan dihukum juga? Pikir Allena dalam hati.

Setelah mengumpulkan sebongkah keberanian Allena pun menginterupsi perintah sang guru, "Anu maaf sebelumnya, saya kan tidak menabrak, mengapa harus dihukum juga? Yang menabrak kan hanya Aksa." Jelasnya singkat sambil menundukkan kepalanya dan meremas rok abu-abu yang tengah ia kenakan.

Aksa yang memperhatikan tingkah Allena hanya bisa mengulum senyumnya, "Manis." Ucapnya tanpa sadar.

Allena dan guru tersebut pun menoleh kearah Aksa, "Manis apaan ha? Siapa yang manis? Gadis ini? Kalian pacaran?" Tanya guru tersebut sambil menunjuk kearah Allena.

Allena yang tak terima punya pacar seperti Aksa langsung saja berteriak, "Ga! Saya ga mau punya pacar, yang bentukannya kayak remahan bajigur!" Tepis Allena sambil melontarkan tatapan tajamnya kearah Aksa.

Tiba-tiba sebuah tangan mendarat ditelinga Allena, tidak sampai 1 detik tangan itu mendarat, telinga Allena sudah berubah menjadi panas, "Ga ada sopannya kamu ya, teriak-teriak didepan guru!" Ucap guru tersebut sambil menjewer telinga Allena yang sudah berubah sedikit kemerahan.

Aksa yang melihat aksi dihadapannya merasa terbakar, seketika tangannya menghentikan tangan guru tersebut, "Jangan main kekerasan dong, telinga itu alat vital manusia." Ucap Aksa menurunkan tangan guru tersebut.

Melihat tingkah Aksa yang melindungi gadis bersurai coklat tua itu, sang guru menyimpulkan bahwa mereka punya hubungan spesial, "Kalian pacaran kan? Dasar masih muda saja sudah berani sama guru!" Teriak guru itu sambil menunjuk kedua insan tersebut.

Seketika lengan kiri Aksa mendarat dibahu Allena, lalu mendekap bahu mungilnya, "Iya, saya memang pacarnya dia, terus mau apa? Setiap orang berhak pacaran kok." Ucap Aksa dengan santainya.

Allena membelalakkan mata tak percaya mendengar perkataan Aksa, spontan sebuah cubitan mendarat diperut Aksa, "Aksa lu ngomong apaansih?" Bisik Allena pelan.

Aksa tak menanggapi, guru tersebut semakin marah, berakhirlah mereka berdua berdiri di lapangan sambil menghormat bendera.

Allena sedari tadi hanya mengerucutkan bibir mungilnya, sambil terus menghormat bendera, ditambah lagi cuaca yang sedang tak bersahabat dengan Allena, semakin membuatnya ingin saja melontarkan sumpah serapah ke pemuda yang saat ini tengah berdiri disampingnya.

Manik mata Aksa menatap lekat gadis yang berdiri disampingnya, ada perasaan iba dihatinya, hanya karena perbuatannya, gadis mungil itu harus ikut-ikutan merasakan akibatnya, "Lu capek? Lemah banget sih, gini aja udah capek haha!" Ucap Aksa sambil tertawa.

Allena hanya memutar bola matanya malas, "Gue ga lemah, siapa bilang gue capek? Lu kali yang capek." Balas Allena sambil mencebikkan bibirnya kearah Aksa.

Aksa hanya tersenyum, setidaknya gadis itu sudah sedikit bersemangat, Aksa menyukai ekspresi gadis itu ketika marah, rasanya dia menjadi sangat manis dan meggemaskan.

Allena memanglah musuh Aksa, musuh yang sangat kuat, bukan kuat secara fisik, namun entah kenapa rasanya Aksa tak bisa menang, terlebih jika gadis itu sudah marah dan mengerucutkan bibirnya, sangat menggemaskan, pikir Aksa.

Tbc.
Hey readers, gimana bagus ga?
Mulai dapet feel nya? Kalau belum pantengin terus updatenya!
Dan jangan lupa vote commentnya-!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSALLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang