Bertemu lagi

21 3 0
                                    

Budayakan Vote sebelum atau sesudah membaca. Segera beritahu apabila typo terdeteksi.

***

Akash memarkirkan motor Vespa antik nya di pekarangan rumah sederhana yang menjadi tempat bernaungnya saat ini. Akash dan kedua orang tuanya hanya punya rumah sederhana itu dan satu buah Vespa antik peninggalan sang kakek.

Dengan langkah gontai, lelaki itu berjalan ke arah kursi kayu di teras rumahnya lalu mendaratkan bokongnya disana, lelaki itu mengusap wajah kasar lalu menutup matanya, punggungnya ia tenggelamkan disandaran kursi kayu tersebut.

"Akash, kalau mau tidur kedalam saja nak, jangan disini," suara lembut mengintrupsi nya.

Lelaki itu membuka matanya guna melihat siapa yang memanggilnya, dilihatnya sang pahlawan sepanjang masa berdiri sambil menenteng box berukuran sedang yang didalamnya terdapat beberapa kue untuk ia jajakan.

"eh, ibu. Mau berangkat?" Akash menyalimi tangan ibu nya.

"iya, kamu masuk gih, ibu udah masak, kamu ganti baju dulu habis itu baru makan," titah sang ibu lembut.

"iya bu. Nanti Akash makan."

"ya sudah, ibu berangkat dulu ya, kamu hati hati kalau mau keluar, jangan lupa kunci pintu," ingat sang Ibu. Akash mengangguk patuh.

Setelah menyalimi tangan sang Ibu, lelaki itu masuk kedalam rumah, mengganti pakaian lalu keluar lagi tanpa menyentuh sedikit pun makanan dari sang ibu. Bukannya tidak menghormati, tapi lelaki itu tau ibunya pasti belum makan dari pagi, hanya kerja, kerja dan kerja saja kesibukan nya sepanjang hari, sampai lupa dengan kesehatan nya sendiri.

"mau kemana kamu?" suara berat mengintrupsi langkahnya yang baru sampai di depan pintu.

Akash berbalik badan, menatap pria paruh baya dihadapannya ini dengan jengah. "apa urusan anda?" tanya nya dingin.

"saya ini orang tua kamu?!" bentak pria paruh baya tersebut.

"saya tidak mau punya orang tua seperti anda, yang bisanya memanfaatkan anak dan istri untuk mencari nafkah, kurang baik apa ibu saya mau mengurusi benalu seperti anda!, harus nya anda malu!"

"jaga ucapan kamu!" lelaki paruh baya itu geram karena merasa dihina oleh putra nya sendiri.

"seharusnya anda sadar diri!"

Akash pergi dengan tatapan murkanya, lelaki itu membanting pintu dengan sekuat tenaga sehingga menghasilkan bunyi bedebam yang sangat kencang. Lalu lelaki itu menyalakan motor vespa antik nya, suara deruman terdengar sangat keras sehingga membuat telinga sakit, tak mau berlama lama berada didalam keadaan yang membuat emosi nya meningkat, lelaki itu mulai melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah.

Motor vespa antik yang dikendarainya berhenti di depan sebuah cafee yang biasanya menjadi tempat anak muda menghabiskan waktu santai mereka.

Akash turuh dari motor tersebut, lalu melangkah kan kaki nya masuk kedalam.

"dari mana aja lo, bro? Jam segini baru dateng?" ucap seorang lelaki yang umur nya lebih tua dari Akash.

"gue baru pulang sekolah, bang."

"yaudah, buruan deh langsung ganti baju, nanti si bos ngamuk!" titah lelaki tersebut.

Akash mengangguk mengiyakan ucapan lelaki tersebut, Akash segera pergi keruang ganti untuk mengganti pakaian nya menggunakan seragam khas pegawai cafee tersebut.

Ya, semenjak keluarganya mengalami masalah ekonomi, Akash berniat membantu sedikit masalah kekuarganya itu. Tak ada cara lain selain dia melamar pekerjaan menjadi pegawai cafee karena dirinya yang belum tamat sekolah, ini pun sudah diberi keringanan oleh atasannya, Akash hanya diberi izin bekerja sehabis dirinya pulang sekolah, kira kira pukul tiga sore sampai pukul sepuluh malam, dengan konsekuensi upah yang dia terima akan di potong karena tidak bisa bekerja seharian penuh. Tapi baginya tak masalah, itupun sudah lumayan untuk tambahan hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SiMalas and SiRajinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang