Bagian 3

8 2 0
                                    

...
“Div, beneran gitu si Dirga nanya ke kamu kayak gitu?”

“Beneran mil. Aku sampai nendang meja tau saking kagetnya.”

    Kamila justru tertawa sambil memegangi perutnya. Diva mendengus sambil melemparkan bantal ke arah Kamila yang sedang tertawa sambil berbaring di kasurnya. Mereka kini sudah berada di rumah Diva, lebih tepatnya kamar tidur Diva.

“Eh tapi aneh gitu ya Div dia tiba-tiba nanyain itu ke kamu. Semuanya juga tahu Dirga itu orang macam apa.

“Aku juga sampai sekarang masih mikir.”

“Jangan-jangan dia suka sama kamu lagi Div.”

“Apa sih nggak nyambung deh.”

“Atau mungkin sebenarnya ada sesuatu yang dia rahasiakan dari orang-orang?”

“Maksudnya?”

“Mungkin dia musisi keroncong, atau keluarganya seniman musik keroncong atau mungkin juga dia tertarik sama hal-hal yang berbau keroncong gitu. Kelaparan misalnya Div.”

“Itu keroncongan mila!”

    Lagi-lagi sebuah bantal melayang tepat di wajah Kamila. Diva benar-benar dibuat gemas olehnya. Tapi setelah di pikir-pikir, ucapan Kamila memang ada benarnya juga. Diva menggelengkan kepalanya. Tapi hal itu terus mengganggu pikiran Diva.
---------
    Malam ini Diva kembali menuju ke tempat favoritnya. Sayangnya, malam ini tak satupun cahaya bintang berpendar di langit malam. Mungkin karena musim penghujan sudah datang, mendung selalu ambil bagian bahkan saat malam datang. Saat asyik menikmati suasana malam ini, tiba-tiba ponsel Diva berbunyi menandakan pesan singkat yang masuk dari sebuah aplikasi berwarna dasar hijau miliknya.

+6282245xxxxxx
Dengarkan lagu ini.
Audio (00:03:50)

    Diva memeriksa pengirimnya namun tak satupun clue ia dapatkan. Tanpa foto profil dan nama. Dengan penasaran Diva mendengarkan lagu yang mengalun di ponselnya. Musik keroncong mengalun, kemudian suara merdu perempuan terdengar. Semilir angin berhembus menerpa tubuh Diva. Diva menyelipkan anak rambutnya yang menjuntai ke belakang telinga. Selang beberapa detik lagu berakhir, pesan dari nomor tak dikenal itu masuk kembali.

+6282245xxxxxx
Aku yakin kamu sudah dengar.
Bagaimana mungkin bangsa lain menyukai musik kita. tapi kita justru membanggakan musik bangsa lain?

Diva Sastrangga Mirad
Kamu siapa?

+6282245xxxxxx
Temui aku. Alamatnya akan aku kirim.

“Siapa nak?” Suara bunda membuat Diva terkejut sampai-sampai ponselnya terlempar ke pasir pantai.

“Bunda bikin kaget aja.”

“Maaf ya. Habisnya bunda lihatin kamu serius gitu liat hp nya.”

“Iya nih bun, ada orang aneh ngirimin aku pesan sama lagu keroncong gitu.”

“Kamu yakin nggak tahu siapa orangnya? Teman kamu mungkin?”

“Nggak tahu bun. Nggak penting juga. Masuk yuk bun, Diva ngantuk nih.”

    Diva menarik lengan bundanya agar mau masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ada satu nama yang terlintas di benak Diva sedari tadi. “Dirga.” Batin Diva.
------------




Is that you, Dirga?
Next part InsyaAllah bakal di upload besok. Terima kasih untuk kalian yang sudah mau membaca sampai bagian ke-3 ini. Jangan lupa vote + comment!❤
-Ksmrtz

Desiran MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang