...
Diva berdiri di teras rumahnya sambil merengangkan otot-otot tubuhnya. Saat sedang sibuk melakukan peregangan, matanya menangkap sosok asing sedang duduk di tepi pantai tempat favoritnya. Matanya menyipit, berharap dapat mengenali sosok yang berada disana. Seketika Diva merinding, mungkin makhluk halus penunggu tepi pantai, pikirnya. Atau mungkin pencuri? Diva mencari sesuatu di sekelilingnya untuk dijadikan senjata, tapi ia hanya menemukan sapu lidi yang biasa digunakan bundanya untuk menyapu halaman rumah. Tapi itu lebih baik daripada harus menghadapi pencuri dengan tangan kosong. Dengan langkah perlahan kemudian langsung berlari menuju si pencuri.“Woy! Mau mencuri kamu ya? Berani-beraninya. Sini kamu!”
Orang itu terkejut, dan langsung berdiri menghindari ayunan sapu lidi Diva, namun terlambat, Diva sudah memukulkan sapu yang ia bawa ke punggung si pencuri itu.
“Diva, ini aku.”
“Siapa kamu, hah? Pencuri kan?”
Yang dianggap pencuri pun berbalik menghadap Diva, sambil membuka topi hoodie yang menutupi kepalanya itu sambil mengusap bagian tubuhnya yang menjadi korban sapu lidi Diva.
“Dirga? Astaga, maaf banget ya ampun.”
“Sakit, div.”
“Duh, benaran aku minta maaf. Lagian ngapain kamu malam-malam datang kesini. Mana pakai begituan. Ku kira kamu pencuri tadinya.”
Tak menjawab, justru Dirga langsung duduk di atas hamparan pasir pantai. Dirga menepuk tempat disebelahnya, mengisyaratkan agar Diva ikut duduk. Dengan canggung Diva duduk disebelah Dirga. Keduanya duduk terdiam. Hanya helaan napas yang terdengar mendominasi bersama deburan ombak.
“Aku bakal ngelakuin itu, Div. Besok.”
Diva menoleh, di dapatinya Dirga tengah menatapnya sambil tersenyum penuh arti. Diva balas tersenyum kepada Dirga.
“Kamu pasti bisa.”
-----------------Horay!😁
Terima kasih untuk kalian yang sudah baca sampai epilognya ya. Jangan lupa vote + comment❤
-Ksmrtz
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiran Melodi
Short StoryBersamaan dengan melodi lembut yang mengalun di telingaku, perasaan berdesir itu mendadak memenuhi rongga dadaku. -Diva-