~EMPAT~

71 19 5
                                    

"Sekali lagi kamu mengatakan hal tersebut, tidak segan-segan saya akan laporkan kamu kepolisi"

⚫️⚫️⚫️

Sesampai dirumah Al memarkirkan motornya di garasi dan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum"ucap Al saat berada di depan pintu.

"Waalaikumsalam"

"Kakak temenin Cica mainnnn"rengek Cica, adik Al yang sekarang baru berumur tiga tahun, namun sudah fasih berbicara.

"Kakak capek Ca, besok aja gimana?"tanya Al sambil duduk di samping Mami nya.

"Huwaaaa, Mami kakak gk mau main sama Cicaaa"tangis Cica pecah saat berada dipangkuan Mami nya.

"Udah, kan Abang baru aja pulang sekolah pasti Abang juga capek, jadi Cica harus ngertiin Abang yah, sekarang Cica mainnya sama Mami aja"kata Retha Mami dari Al dan Cica.

"Iya Mi"

"Yaudah sekarang Abang kekamar trus mandi habis itu makan"ujar Retha.

"Al udah makan Mi, mau langsung istirahat aja"kata Al sambil berjalan ke kamarnya.

Di tangga ia berhadapan dengan pria yang selama ini membencinya.

"Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini baru pulang?"tanya pria tersebut.

"Bukan urusan anda"jawab Al singkat.

"BERANINYA KAMU MELAWAN SAYA!"

"Yahh, saya punya keberanian besar untuk melawan anda, yang hanya seorang tukang selingkuh" kali ini Al masih berbicara dengan batas normal.

"DASAR KAMU ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG! ANAK PEMBUNUH" Ujar pria tersebut.

Kali ini air mata Al yang sedari tadi ia tahan sudah keluar tanpa seizin nya. Ia bingung kenapa ia terus disebut sebagai PEMBUNUH padahal itu semua sudah takdir dari Allah.

"STOP! Anda boleh mengatakan apapun kepada saya, asal jangan pernah sebut saya dengan sebutan PEMBUNUH karena yang sebenarnya pembunuh disini adalah anda"tegas Al dan kembali menaiki tangga. Belum sampai ia menaikkan kakinya, seseorang sudah lebih dulu memukul belakangnya menggunakan rotan.

"Sekali lagi kamu mengatakan hal tersebut, tidak segan-segan saya akan laporkan kamu kepolisi"ancam Pria tersebut.

"Hahaha, Anda berani mengancam saya? Anda punya bukti apa? Dasar PEMBUNUH licik"ujar Al dengan menekankan kata pembunuh.

"DASAR KAMU..." Pria tersebut hendak menampar Al.

"APA!? KENAPA!? AYO TAMPAR AL UNTUK APA AL HIDUP HANYA UNTUK MENJADI PELAMPIASAN KEMARAHAN AYAH? HAH?" AL pun lari menuju kamarnya tanpa memperdulikan orang yang berada di sekitarnya.

Sesampai dikamar, Al segera membuang tasnya asal dan melempar badannya ke kasur. Tiada hari tanpa memar, tiada hari tanpa air mata. apakah hidup ini hanya untuk hal itu saja? Apakah dunia ingin Al terus menderita? Yah mungkin saja.

Dengan pikiran yang terus terbayang-bayang di benaknya. Ia pun tertidur dengan keadaan mata yang merah dan pipi yang basah akibat menangis.

☀️☀️☀

Sepagi ini Al sudah berada dikelas. Al melirik ke jam yang berada di tangannya, jam tersebut masih menunjukkan angka 06.00 ia masih memiliki waktu untuk tidur bersama keheningan.

Tak lama kemudian Al dikagetkan dengan kedatangan Nisya yang tiba-tiba memegang kepala Al.

"Tumben datangnya cepat"Ujar Nisya sambil duduk disamping Al. Saat ini kelas masih sepi dan hanya mereka berdua didalam.

"Lagi mau aja"jawab Al seadanya tanpa menoleh kearah Nisya.

"Yaudah, gue mau kekantin lo mau nitip gk?"tanya Nisya yang sudah berdiri dari tempat yang ia duduki tadi.

"Gk usah makasih"jawab Al dengan singkat.

Nisya pun melangkahkan kakinya keluar kelas tanpa menoleh kearah Al sedikitpun, sedangkan Al masih acuh terhadap dunianya. Ia memilih tetap berada dalam pikirannya saat ini.

Di kantin Nisya tidak sengaja menabrak seorang pemuda yang sedang memegang jus . Dan saat ini jus yang tadi di pegang oleh pemuda tersebut sudah jatuh mengenai baju pemuda tadi.

"Ma maaf gue, ehh aku gk sengaja"ujar Nisya terbata-bata.

"Pake mata!"kata Pemuda tersubut dengan tatapan dinginnya.

"Hah? Ini gue, ehh aku udah pake mata kok"ucap Nisya sambil menundukkan pandangannya.

"Bersihin baju lo!" suruh pemuda tersebut sambil memberikan sapu tangan miliknya kepada Nisya.

Nisya mulai menatap mata dingin pemuda tersebut dan mengambil sapu tangan itu degan ragu-ragu.

"Makasih" ujar Nisya. Pemuda yang belum diketahui namanya tersebut berjalan melewati Nisya dengan badan yang tegak dan kedua tangannya ia masukkan ke kantong celananya.

"Baik, tapi dingin"gumam Nisya.

Nisya masuk kedalam kelas sambil senyum-senyum sendiri. Semua orang menatap Nisya dengan heran.

"Lo kenapa?"Tanya Milya saat Nisya sudah duduk disampingnya.

"Lo tau cowok yang dingin di sekolah ini gk?"tanya Nisya. Milya memikir sejenak dan...

"AHH IA GUE TAU! Namanya hmm siapa yah? Gue lupa. Tapi lo jangan berani dekat dengan dia, because dia itu orangnya cuek,jutek,dan gk suka sama yang namanya CEWEK! Tapi ganteng sih"ujar Milya dengan panjang lebar dan Nisya hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti.

Al yang baru saja masuk kekelas dengan keadaan yang kurang baik, baju yang dibiarkan terbuka yang memperlihatkan baju hitamnya, rambut berantakan, dan bau ROKOK!

"Apa Al ngerokok?"gumam Nisya sambil melirik kearah Al yang sudah melewatinya.

"Lo kenapa?"tanya Iqbal.

"Gk papa"jawab Al seadanya.

"Tapi kenapa keadaan lo kacau gini?"tanya Brian juga.

"Dibilang gue gk papa, gk usah nge bacod deh"jawab Al dengan tidak santai. Iqbal dan Brian memilih untuk diam karena suasana hati Al sedang tidak baik.

.
.
.
.
.

Udah konflik nih, gimana? Feel nya dapet gk?

Typo bertebaran dimana-mana guysss

Oke,oke ini baru konflik pertama dan masih banyak kejutan lainnya. Jangan lupa Vote and komen yahhh

Author sedih sihh kalau kalian jadi pembaca gelap, kan kesannya gk ngehargai penulis gituuu...

Jadi kita harus saling menghargaiii...

NisyAlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang