~DUA BELAS~

77 12 2
                                    

"Dia kemana?"

⚫️⚫️⚫️

Al memasukkan mobilnya ke dalam bagasi, disana sudah ada sebuah mobil Lykan Hypersport Yang terparkir rapih. Itu artinya, Ayahnya sudah berada di rumah.

Ia memasuki rumahnya tanpa mengetuk pintu utamanya.

"Dari mana aja?"tanya Ayahnya dengan muka datar dan terkesan ketus.

"Bukan urusan Anda!"

"Ck! Kamu bilang itu bukan urusan saya hmm? Dasar anak tidak tau di untung" Ayahnya mengeluarkan selembar kertas sambil membukanya di hadapan Al.

"Baca ini!"katanya sambil melemparkan selembar kertas tadi.

"Kamu ini mau jadi apa sih? Selalu saja membuat masalah! Saya sudah capek membaca surat panggilan dari sekolah kamu! Kamu hanya bisa membuat orang tua malu! ANAK TIDAK BERGUNA!" Omel Ayahnya saat Al sedang membaca surat dari sekolahnya.

Al tersenyum sinis "Anda kira saya seperti ini karna siapa? KARNA ANDA! Al capek kenapa selalu Al yang Ayah salahin? Al juga pengen di sayang kayak Caca yah. Seperti Ayah sayang sama Al dulu! Cuman itu yah, Al cuman butuh kasih sayang dari ayah" Al sudah lelah dengan semua ini. Ia berlari ke kamarnya yang berda di lantai dua.

Setibanya di kamar, Al langsung membanting pintunya dengan sangat keras. Ia masuk ke dalam kamar mandi tanpa melepas seragamnya.

Al menyalakan shower untuk menguyuri tubuhnya. Ia mengambil silet yang memang sengaja ia simpan di kamar mandinya.

Srett... Srettt

Ia menggores lengannya dengan brutal menggunakan silet yang sedang ia pegang. Tak lama kemudian, darah sudah mulai mengalir dan tangan putih Al sudah berubah menjadi warnah merah akibat darah.

"Arghhhh"

"Gue benci hidup gue! Gue iri sama Cacaaa! Gue capek! CAPEKKK"

Terakhir Al mulai menggores urat nadi nya. Dan tak lama penglihatan Al sudah mulai buram. Dan semuanya sudah gelap.

🌠🌠🌠

"Al sudah pagi, kamu gk kesekolah?"tanya Mami nya sambil mengetuk pintu kamar Al. Namun yang di dalam masih saja tidak manyahut.

Retha membuka knop pintu kamar Al yang ternyata tidak terkunci. Ia masuk kedalam dan tidak menemukan Al di tempat tidurnya, tak lama ia mendengar suara air dari kamar mandi, seketika ia berfikir bahwa Al sedang mandi. Retha memutuskan untuk menunggu Al sampai selesai mandi.

5 menit

10 menit

15 menit

20 menit

25 menit

30 menit

Retha rasa ada yang tidak beres dengan Al, tidak biasanya Al mandi selama ini. Ia mengetuk kamar mandi namun tidak ada respon dari Al, perasaannya mulai kacau, ia mengambil kunci cadangan di laci kamar Al dan segera membuka kanar mandi tersebut.

Betapa mengejutkannya Retha melihat anaknya duduk lemas di bawah shower yang masih nyala dan bibir Al sudah berwarna biru akibat terlalu lama di guyur Air.

"BIBIIIII"Teriak Retha dengan sekeras mungkin. Dan tak lama kemudian Bibi Nisa sudah berlari ke arah Retha dengan muka yang panik.

"Al kenapa Bu? Apa yang terjadi?"tanyanya sambil membantu Retha mengangkat al menuju tempat tidurnya.

"Saya juga gk tau bi, pas saya masuk saya kira Al lagi mandi, ternyata? Hikss"jelas Retha dengan isakannya yang masih setia.

"yaudah bu, saya telfon dokter dulu yah"izin Bi Nisa, sambil keluar untuk menelfon dokter kepercayaan keluarga Retha.

Sambil menunggu dokternya datang, Retha sudah mengganti pakaian yang Al pakai tadi dengan pakaian yang tebal. Tak lama kemudian dokter yang di tunggu sudah datang dan memeriksa keadaan Al.

"Gimana keadaannya dok?"tanya Retha.

"Keadaan Al drop, dia terlalu lama bersentuhan dengan air, dan ia juga kekurangan banyak darah. Dan harus dilarikan ke rumah sakit segera!"jelas Dokter tersebut.

"Baiklah dok, saya akan memanggil ambulans nya"kata Retha sambil mengambil ponselnya namun di tahan oleh dokter tersebut.

"tidak perlu, saya sudah menyuruh ambilans untuk kesini, dan tidak lama pagi ia akan sampai. Lebih baik ibu bersiap-siap saja"ujar Dokter tersebut.

Al di bawah ke rumah sakit milik keluarganya untuk ditangani dengan lebih lanjut.

🌠🌠🌠

Sedangkan Nisya yang berada di sekolah masih bingung, mengapa jam segini Al belum datang? Fikirannya semua tertuju kepada Al.

"Dia kemana?" gumam Nisya.

"Pagi anak-anak"sapa Ibu Marisa dengan ramah kepada seluruh anak walinya.

"PAGII BUUUU"

"Ibu kesini hanya untuk menyampaikan suatu hal kepada kalian" ibu marisa menarik nafas sebentar dan kembali berbicara.

"Sebentar lagi ada sebuah pentas seni, yang di wajibkan oleh seluruh kelas untuk menampilkan bakat yang dimiliki. Jadi kalian ingin menampilkan bakat apa?" tanya Ibu marisa. Dan seketika kelas menjadi riuh dan sibuk mengusulkan bakat yang mereka punya.

"IBUU"Panggil Iqbal sambil mengajukan tangannya.

"Ada apa Iqbal?"

"Gimana kalau nyanyi duet aja?"saran Iqbal.

"Kalau gk yang cewek nyanyi, trus yang cowok main gitar aja bu"tambah Brian dengan semangat. Ibu Marisa berfikir sejenak dan kembali berbicara.

"Boleh juga, jadi siapa yang ingin menawarkan diri? Kita butuh satu cewek dan satu cowok"tanya Ibu Marisa.

"Nisya aja bu sama Al" saran Milya dan langsung dapat tatapan menyeramkan dari Nisya.

"Apaan sih Mil, gue gk mau"tolak Nisya.

"Ayolahh Niss, coba ja dulu. Lagian suara lo juga bagus kok, suara Al juga bagus"

"Gimana Nisya? Al?" tanya Ibu Marisa.

"Ehh Al gk datang lagi? Di kenapa?" sambung Ibu Marisa.

"gk datang bu, katanya lagi sakit" jawab Syara, sekretaris. Dan ibu marisa hanya menganggukkan kepalanya.

"Gimana Nisya? Mau kan?" Tanya Ibu marisa lagi untuk memastikan. Nisya pun hanya mengangukkan kepalanya dengan malas.

"Baiklah, sekian dari saya. Kalian semua boleh pulang, karena semua guru akan melaksanakan rapat untuk pentas seni yang akan di adakan pada bulan depan tanggal 12 saya harapkan partisipasi dari kalian, sekian"tutup ibu marisa dan kembali keluar dari kelasnya.

"Wiuhhhh gk sabar gue denger Nisya nyanyiii"kata Iqbal sambil menghampiri Nisya di bangkunya.

"Kalian tau Al sakit apa, dan dirawat dimana?"tanya Nisya to the point.

"Kagak, kita aja baru tau tadi. Kirain kemarin pergi sama lo"

"emang kemarin pergi sama gue, tapi kayaknya kemarin dia baik-baik aja kok"jelas Nisya.

"Lo mau jenguk?"tanya Brian.

"Dimana?"tanya Nisya balik.

"mungkin di rumah sakit keluarganya, pergi sekarang aja gimana?"tanyaa Iqbal. Dan mereka hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.

Banyak pertanyaan di benak Nisya yang ingin ia tanyakan kepada Al, dan akan ia tahan hingga sampai ke rumah sakit.

.
.
.
.
.

Haiii haiii haiiii

Salamm dari author yahh, doain semoga UTS athor berjalan dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik. Gue juga doain yang sama ke kalian bantu Aamiinin yahh....

See youu

NisyAlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang