"Jadi, acara nongkrong ga jadi nih?" Pertanyaan Aca dianggukkan oleh Sania, Kaila, Putra dan Dewa.
Aca yang kini berdiri di hadapan mereka yang duduk di atas karpet, mulai menatap satu persatu wajah teman-teman nya.
"Ini semua gara-gara lo." Aca menunjuk kearah Putra yang ada di samping Dewa.
Putra tersedak "Kok gue??"
Aca menghembuskan nafasnya dan mulai menatap Putra "Coba lo gak ada acara boker tadi. Lima belas menit kita udah sampe ke cafe, tapi keburu hujan."
Semua menatap Putra
"Apa, hah? Mau salahin gue juga?" Putra misuh-misuh, khawatir dengan tatapan yang diberikan oleh semua teman-teman nya.
Semua orang tertawa -Kecuali aca
"Udahlah, kita ganti jadi besok gimana?" Ucap Sania menatap teman-teman nya.
"Gue gak keberatan." Dewa menyahut
Aca dan Putra mengangguk
"Lo gimana Kai?" Sania menatap Kaila yang sedari tadi hanya diam.
"Oke aja."
Aca menghembuskan nafasnya "Terus sekarang kita ngapain? Lo pada mau jadi bangke di rumah gue?"
"Kita bakalan jadi bangke kalau lo ga ngasih kita cemilan dan minuman." Sania menyeletuk.
Aca memutar bola matanya malas dan berjalan ke arah dapur.
Sania tertawa "Berikan apresiasi terhadap saya."
"Dih, emang lo dah ngelakuin hal hebat apa?" Putra dan Dewa menganggukkan ucapan Kaila.
"Aca itu pelit dan gak mau di suruh-suruh." Sania tertawa garing.
Kaila, Dewa dan Putra menatap nya heran
"Terus?" Ucap Dewa dengan mengangkat sebelah alisnya.
Sania berhenti tertawa dan memukul dahinya "Barusan kalian ga sadar? Aca pergi ke dapur buat ngambil cemilan dan minuman setelah gue ngmong kalau kita bakalan jadi bangke kalau kita ga di kasih cemilan dan minuman"
Sania mengatur nafasnya yang terengah-engah "Astaga, berasa ngerapp gue."
Kaila, Dewa dan Putra saling bertukar pandangan.
Hening.
Dan mereka tertawa.
Sania melihat ketiga temannya tertawa ngakak, ikut tertawa juga.
Aca yang mendengar suara gelak tawa teman-teman nya dari arah ruang tengah, menggelengkan kepalanya pelan.
"Heran, human goblok kayak mereka bisa bertahan hidup sampai selama ini."
---
Ada yang ngeh? HAHAHAHAHAH.
