Sudah sekitar tiga jam lebih, Aca sibuk dengan laptopnya. Merevisi semua data yang masuk bukanlah hal yang mudah. Apalagi, Aca juga harus merevisi sekitar tiga puluh naskah yang masuk untuk di terbitkan. Itu setara dengan, tiga ratus halaman.
Belum lagi, tugas yang menumpuk dari sekolahnya.
Aca mendengus "Kalian semua udah ngebunuh gue secara perlahan."
Ponsel Aca berdering. Meskipun layarnya pecah dan menghitam karena semalam dilempar, Aca tidak perduli.
Panggilan masuk dari Putra.
"Ca, lo gak sekolah kemana?" Ucap Putra berteriak
"Biasa aja kali, banyak kerjaan gue. Biar gak numpuk, gue milih buat bolos sekolah."
"Kebiasaan lo suka banget maksain punya waktu luang."
"Abisnya gimana lagi?"
"Bentar lagi bel pulang. Gue sama teman-teman mau kerumah lo ya."
"Oke."
Aca mematikan panggilan. Terfokus lagi pada laptopnya dan kembali melakukan kegiatan nya yang tertunda.
***
"Kerjaan lo udah selesai?" Tanya Dewa
Keempat temannya sudah berada di rumah Aca.
"Masih banyak. Gue dibuat darah tinggi semalaman."
Putra tertawa "Gue kasian sama lo, ca. Tapi, gue juga ngakak liat muka lo yang kusut gini."
Aca berdecak "Lo minta gue cekek?"
Putra menggeleng "Ampun dah."
Aca memalingkan wajahnya, menatap Kaila "Soal Kak Rama, gimana?"
"Semalem gue ngechat dia lagi. Gue bilang, lupain aja kata-kata yang pernah gue bilang. " Kaila menunduk "Abaikan. Kita hanya akan bersatu dalam raga yang terpisah."
Putra melongo "Maksud lo bersatu dalam raga yang terpisah gimana?"
"Telaah gih, biar lo tau maksud dari kata-kata gue."
Sania terkekeh "Lagian, masa kalian berdua dalam raga yang sama. Lo kalo ngomong jangan ngada-ngada, Kai."
"Maksud lo, lo menginginkan hati Kak Rama tapi tidak dengan raganya?"
"Tau ah. Kalian semua malah bikin kata-kata gue semakin rumit."
"Lo yang bikin rumit." Ucap mereka kompak.
"Dasar lo, bucinnya satu untuk semua." Ledek Sania
"Lo juga sih, Kai. Kalo ngomong bagusan dikit napa." Tambah Dewa
"Bunuh gue sekarang."
Semua ngakak
Ternyata bener, cinta bikin orang jadi gila, batin Aca.
---
Gak vote gaasik! Apalagi gak komen, ah mati aja lo.