Aleta berjalan dengan sedikit bersenandung di pinggir lapangan basket. Ia sangat senang entah kenapa rasa senang itu melanda begitu saja, Aleta hanya menikmati kesenangannya itu.
Ketika menoleh ke samping, tiba tiba sebuah bola basket melayang menuju ke arahnya. Membuat Aleta sangat terkejut bahkan tak bisa menghindar.
"Aaaaa" teriak Aleta sambil menyilangkan tangan didepan wajah sebagai perlindungan.
Namun, tetap saja bola basket itu mencium dirinya tepat di kepalanya.
Hingga Aleta bokong seksinya mencium tanah datar itu.Entah apa kesalahan yang dibuatnya, hingga pagi pagi harus mendapat ciuman dari bola.
"Aduhh" ringis Aleta sambil mengusap bokongnya. Matanya masih terpejam menahan rasa sakit.
"Lo ga papa?" tanya seseorang yang tengah berdiri di depannya.
Pertanyaan sang empu membuat
Aleta membuka mata menetralkan pengelihatannya. Cahaya matahari menyinari mata Aleta sehingga membuatnya sedikit silau.Orang didepannya mengulurkan tangan tepat di depan mata Aleta. Aleta membalas uluran tangan yang mungkin bermaksud membantunya berdiri.
Ia sudah berdiri dan menepuk nepuk rok yang sedikit kotor terkena tanah. Lalu ia kembali menetralkan pengelihatannya kepada orang yang ada didepannya. Tangannya ia gunakan untuk menghalau sinar mentari.
Matanya seketika membelalak, mulutnya menganga. Ia terkejut bukan main ketika melihat orang dihadapannya. Seseorang yang selama ini ia hindari, bahkan yang sering membuatnya kecewa.
-Arga Rafesa Nevarro-
Ketua basket SMA Guna Mentari dan termasuk most wanted di sekolahnya. Sifatnya yang cuek nan dingin membuat semua cewek di sekolah menyukainya. Hingga mereka membuat grup fans Arga yaitu ArgaClub.Raga tak pernah mengenal cinta--Mungkin pernah. Kesayangan semua guru, pandai dalam adu fisik maupun otak. Sempurna satu kata yang bisa menggambarkan sosok Arga.
Back to topic...
Aleta masih saja diam. Mungkin seperti melihat hantu, jantungnya berdetak sangat kencang seperti akan keluar dari tubuhnya.
Matanya terus menatap wajah Arga, bibirnya ia gigit. Tubuhnya sedikit bergetar."Lo gak pa pa?" pertanyaan Arga membuat Aleta kembali sadar.
Aleta tak tau yang harus ia lakukan sekarang.Ia sangat gugup untuk menjawab, sangat takut untuk menyapa. Ia memilih untuk cepat pergi meninggalkan Arga tanpa menjawab pertanyaan Arga.
"Dia kenapa?" batin Arga.
~•~
"Ihh apa yang gue lakuin!!!" teriak Aleta kesal di kelas sepi dibelakang. Kakinya ia hentak hentakkan. Wajahnya merah bak tomat.
"Kalau gini Arga bakal anggep gue cewek anehkan!!" Aleta menepuk jidatnya, sedikit merah.
"Goblok banget goblok banget, lo mau Arga suka sama lo? Ngarep banget,Woy ngarep! Bahkan lo gak berani nyapa dia!" teriaknya pada diri sendiri. Sambil menepuk pintu kelas kosong itu.
Aleta tidak tau kalau ia disana tidak sendirian. Ia masih memikirkan kejadian tadi, hingga tidak memastikan disana sepi atau ada orang.
Orang itu tersenyum tangannya dilipatkan di depan dada dan menyenderkan tubuhnya di belakang pintu kelas yang Aleta pukul, menutup mata fokus mendengar gerutuan Aleta.
~~~
Aleta dan teman temannya berjalan di koridor kelas yang sepi. Karena sekarang semua murid sudah pulang.
"Leta!!" teriak Sasa-Adik Aleta.
"Ehh apa?" tanya Aleta lembut. Toh juga jika ia menjawab dengan kasar, Sasa akan melaporkan yang tidak tidak pada papanya.
"Bawain nih tas gue! Gue mau ke club sama temen" ujar Sasa seraya melemparkan tas berwarna tosca itu.
Dengan sigap Aleta menangkap tas Sasa."Na-nanti kalo ditanya sama papa mama gimana?" tanya Aleta gugup.
"Ya, lo buat alasan dong, kayak gak pernah ngeles aja" nyinyir Sasa. Sasa segera meninggalkan Aleta bersama teman teman gangnya.
"Sampe kapan lo diginiin ta?" tanya Nauri.
"Ya sampe dia puas aja" ucapnya seraya tersenyum menutupi kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argaletta
RomanceNamaku Aletta Jamine Camella Grethania Senxia Dyandra. Panjang bukan? Sepanjang perjalananku memperjuangkan Arga Rafesa Nevarro yang sama sekali no respon denganku. Hidup di salah satu keluarga orang terkaya di Indonesia bukan hal yang membahagiakan...