REMUK

270 19 0
                                    

Seorang gadis tengah fokus melihat ke bawah tepatnya di lapangan basket. Orang itu tengah fokus dengan basketnya, sesekali melompat memasukkan bola ke dalam ring.

-Arga Rafesa Nevarro

Setiap ia mengusap keringat, membuat gadis itu tersenyum senyum. Hanya mengusap keringat saja bisa membuat Aleta terpesona, entah seberapa spesialnya dia.

Arga masih fokus bermain basket tak melihat ke arah Aleta. Mungkin tak tau Aleta melihatnya.

"Fokus dengan basket juga gapapa, daripada fokus sama cewek lain" batin Aleta. Tangannya ia gunakan untuk menopang dagu, matanya mencoba fokus dengan Arga. Tanpa menghiraukan kelasnya yang ribut karena free class

"Sempurna, entah apa pun yang lo lakukin semuanya tampak sempurna dimata gue" batinnya lagi.

Seperti batin mereka menyambung. Kini Arga melihat ke arah Aleta, cukup lama.
Membuat Aleta sedikit terkejut.

Antara Arga dan Aleta tak ada yang berani tersenyum ataupun melambaikan tangan.

"Liat aja emangnya gue pajangan" batin Aleta.

"Ohh ternyata dia"  batin Arga.

Arga lantas melihat kearah yang lain dan tak menghiraukan Aleta.

"WOY!! Lo lagi liat siapa?" tepukan bahu Nauri membuat Aleta terkejut.

"Eh? Gue? Emm anu" Aleta bicara terbata-bata, ia tak tau yang harus ia jawab.

Nauri hanya menaikan satu alisnya curiga.

"Itu gue liat cowok kelas sebelah main basket, hebat banget" kata Aleta menunjuk ke arah Arga dan teman temannya.

"Ohh, itu Arga sama gangnya biasa dia jago main basket. Arga udah sering juara main basket, semester lalu dia juara" jelas Nauri.

"Oh ya?" Aleta pura pura tak tau. Padahal apapun tentang Arga ia tau.

"Gue juga tau!!!" batin Aleta berteriak.

~•~

Bel istirahat sudah berbunyi.

Membuat semua murid bersorak kegirangan, ada yang sampai bersyukur syukur kepada tuhan karena pelajaran yang membosankan telah usai.

Tak terkecuali Aleta, sekarang ia bernyanyi nyanyi ketika guru fisikanya sudah meninggalkan kelasnya. Tak sedikit murid murid berjoget ria.

"Aleta gue kantin lo ikut gak?" tanya Nauri dari ujung pintu bersama Ela dan Reina.

"Gak lo duluan aja, gue mau ketoilet" kata Aleta yang sedang memasukkan bukunya ke tas berwarna abu abu itu.

"Ashiapp" teriak Nauri, Ela, Reina berbarengan seraya bergaya hormat.

Aleta sudah biasa dengan sikap teman-temannya yang goblok minta ampun dan receh banget.

Dengan langkah pelan Aleta sambil sedikit bersenandung melewati koridor yang cukup sepi, karena semua murid sedang dikantin.

"Kira kira Arga lagi ngapain ya" batin Aleta.

"Mungkinkan Arga dikantin, Asek dapet cuci mata" batin Aleta kegirangan.

Tak sampai dikantin Aleta berpapasan dengan Arga dibelokan koridor. Aleta melihat Arga hatinya berbunga, namun seketika hancur ketika melihat tangannya Arga yang digandeng Kezia.

-Remuk-

Aleta seketika terdiam seribu suara, Arga sempat melirik ke arah Aleta, wajahnya tanpa ekspresi. Lalu meninggalkan Aleta yang masih mematung.

Apa sekarang Arga sudah menerima Kezia? Apa mereka saling mencintai?

Aleta tak tau yang ia harus lakukan saat ini, ia ingin sekali mencegah Arga yang semakin menjauh.

Namun apa haknya? Apa dengan ia mengaku mencintai Arga maka Arga adalah miliknya dan tak ada yang boleh memiliknya?

Aleta termenung meratapi takdirnya, kenapa ketika ia merasa bahagia lalu seketika merasa sakit?

Kenapa semakin cepat ia bahagia maka semakin cepat ia tersakiti?

Kenapa takdir tak pernah memihak dirinya sepenuhnya?

ArgalettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang