KATA ANAK KECIL

330 22 3
                                    

"Aletta sini" panggil Nauri dari pojokkan kantin. Ela didepan Nauri, Reina di samping Nauri.

Aletta berjalan melewati kantin yang cukup ramai itu, sedikit berdesakan.

"Ada berita?" tanya Aletta sambil duduk didepan Nauri.

"Ada dong!" seru Reina setelah selesai menyedot minuman berwarna orange itu.
Aleta menaikkan alisnya, tangannya ia lipatkan di atas meja.

"Hmm gini gini" Reina menarik nafas dalam dalam, membenarkan posisi duduknya.Aleta,Nauri dan Ela mendekat ke arah Reina. Telinga mereka tajamkan guna menangkap perkataan Aletta

"Ini tentang Kezia, Kemarin dia ngelabrak adik kelas. Katanya sih gegara adik kelas tuh ngotot deketin Arga .Trus Arga biarin si Adik kelas itu buat ngerangkul tangannya. Jadinya Kezia marah trus ngelabrak deh" kata Reina dengan panjang kali lebarnya.

Reflek Aleta menggebrak meja abu abu itu. Hingga membuat tiga teman gosipnya terkejut.

"Leta naon teh?" tanya Nauri, nauri pintar bahasa jawa karena ia memang keturunan anak jawa.

"Gak , cuma kaget aja" jawab Aletta.
Ia menyimpulkan terlalu berlebihan kalau Kezia pacaran sama Arga.

"Bagi gue tuh si Kezia yang terlalu posesif, pacarnya juga gak" kata Ela sambil menyilangkan tangan dimeja.

"Ehh denger denger nih ya Kezia udah 4 kali ditolak Devan" tambah Nauri sambil memakan snack baladonya.

"Masak? Kok murahan banget tuh cewek" kata Reina bermaksud menertawakan.

Nauri hanya menaikan bahu. Tanda tidak peduli.

Mereka bertiga berpaling ke arah Aleta. Aleta hanya menundukkan kepalanya.

"Aleta lo kenapa?" tanya Ela.

"Eh gue? Gue gak apa kok" kata Aleta tersenyum menutupi kesedihan.

"Hm lo suka ma Arga ya?"

"Kenapa nanya gitu?"

"Lo keliatan tau" kata Ela sedikit menyingguk Aleta.

"Keliatan gitu ya? Hahaha" Aleta tertawa hambar.

"Mana ada"

~•~

Suara rintik hujan memecah keheningan yang melanda dua insan manusia yang sedang berteduh di sebuah halte kecil.

Mereka fokus dengan ponsel masing masing. Mencoba menyibukkan diri.Tak ingin bertatapan bahkan menyapa. Padahal mereka saling mengenal.

Mereka tenggelam dalam pikiran masing masing. Entah apa yang ada di pikiran mereka.

"Gue gak tau apa yang sekarang ada di pikiran lo ga, dan gue harap lo mikirin gue" batin Aleta, kini dirinya fokus dengan rintikan hujan.

Hingga suara seorang anak memecah keheningan.

"Kak kalo pacaran jangan jauh jauhan, nanti kalau jadi jodohnya kelamaan" kata seorang anak kecil yang duduk di kursi halte.

Aleta dan Arga saling bertatapan, semburat merah menghiasi pipi mereka.

~o~

Aleta dengan penampilan basah kuyup menaiki tangga rumahnya, ia tadi pulang dengan hujan hujanan.

Jangan tanya Arga, ia sudah duluan pulang naik taksi dan tidak mengajak Aleta. Malahan pergi sendiri.

Bukannya tidak ada taksi yang lewat saat itu tapi uang jajan Aleta tidak cukup buat naik taksi. Uang jajan pun Aleta mendapat setengah dari uang jajan Sasa.

"KAMU MAU NGEREPOTIN PAPA YA?!" Teriakan papanya membuat Aleta menutup telinga sebelah.

"Pa Aleta pulang" Aleta tadi sudah berjalan di tangga namun kembali turun untuk menyalami papanya yang penuh dengan ledakan emosi.

Namun, ketika Aleta hendak memegang tangan papanya, tangan Aleta malah disingkirkan.

"Papa tanya kamu mau ngerepotin papa?!!" bentak papanya.

"Pa, maksud aleta bukan begitu, Aleta tadi pulang hujan hujanan karena tadi gak ada bis yang berhenti di halte, untuk naik taksipun Aleta gak punya uang" jelas Aleta sedikit gemetar.

"Kamu contoh tuh sama si Sasa, dia saja bisa pulang dengan cepat, papa curiga kamu main kesana sini sama temen kamu" tuduh papanya.

"Bukan pa bukan Aleta ta--" ucapan Aleta terpotong.

"Sekarang pergi kamu ke kamar, papa muak liat kamu!" bentak papanya.

Jangan lupa di vote

Tau kok ini part yang ngebosenin

Tapi tunggu nanti kalian bakal terhipnotis sama karakter Aletta.

Dan bakal benci sama sikap Arga.

- Salam Aletta

- Salam Aletta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Salam Arga

- Salam Arga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ArgalettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang