Chapter 43

17.5K 342 16
                                    

WARNING AREA (17+)

Mohon maaf bagi pembaca dibawah umur karena chapter ini mengandung unsur dewasa.

•••

It was heaven the way you touched me, and I held my breath praying you'd never let go.

🎶James Bay - Us

•••

Ditengah penjelasan guru, gadis itu menunduk merasakan getaran pada ponsel yang diletakkan didalam tasnya.

Perlahan ia mengambil ponsel persegi panjang berwarna RoseGold yang ia dapati di sebuah pasar malam minggu lalu. Dilihatnya pesan masuk dari nomor tak dikenalinya.

Ia membuka pesan tersebut dan membaca isinya dengan lambat. Kemudian ekspresinya berubah menajam.

Pesan yang berakhir dengan kalimat ancaman membuatnya menggeram pelan. Ia mendongak sekilas, memperhatikan guru yang kini sudah duduk di kursinya.

"Hei, Vic." panggil Doris dengan bisikan.

Gadis itu segera menyimpan ponsel tersebht kemudian menoleh. "Kenapa?"

Doris mencondongkan wajahnya mendekat. "Hari ini ulang tahun Pearl. Mereka ingin merayakannya di kelab malam. Apa kau ikut?"

Victoria menggeleng tanpa ragu. "Tidak. Aku tidak suka berada disana. Itu membahayakan."

"Hm ya. Aku juga tidak ingin ada disana, tapi aku takut Pearl tidak akan menemani kita lagi."

Gadis berambut merah itu tampak berpikir. Apa yang dikatakan Doris benar. Ia tidak boleh membiarkan Pearl dan teman-temannya membuangnya. Victoria sudah bersusah payah bergabung ke kelompok mereka demi popularitas. Nantinya pun ia tidak akan bisa membuli orang lain tanpa adanya Pearl.

"Kita lihat nanti."

Teman disebelahnya mengangguk dan kembali membenahi posisinya sedangkan Victoria meluruskan pandangannya kedepan dengan pikiran yang tertuju pada si pengirim pesan yang mengetahui si pemilik tersebut bahwa ponsel RoseGold itu ada padanya.

Aku tidak akan termakan ancamanmu, Devlin.

***

Tibetan mastiff berwarna cokelat itu berlari girang kearah gadis yang baru saja turun dari Nissan GTR hijau stabilo tersebut. Suara gonggongan pertanda ia senang dengan kehadiran gadis itu menyita perhatian para maid yang berkeliaran di sekitaran halaman mansion.

"My Trixie!" teriak gadis itu ikut berlari menghampiri tibetan mastiff tersebut dan keduanya saling berpelukan.

Anjing dengan tubuh besar serta bulu tebal itu menggonggong sekali lagi lalu menjilat-jilat wajahnya. Gadis itu tertawa melihat kelakuannya.

"Trixie langsung berlari ketika melihat Nona Devlin datang." salah satu maid yang memegang tali tibetan mastiff itu berujar ketika tiba dihadapannya. Tersenyum melihat interaksi keduanya.

Devlin mendongak kemudian tersenyum. Ia mengacak-acak kepala berbulu itu. "Kau merindukanku, Trixie?"

"Guk!" Trixie menggesekkan kepalanya ke kaki Devlin.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang