00. Prolog

274 21 9
                                        

            GADIS itu hanya senyum-senyum ketika si pemilik rumah mendapatinya keluar dengan mengenakan kemeja yang dijemur di ruangan belakang.

Pintu belakang terbuka lebar, sedangkan rintik hujan masih mengalir deras dari langit. Kebetulan lampu belakang pun mati dan belum sempat diganti.

"Jisoo, dari mana saja kau? Aku mencemaskanmu!" ujar si pemilik rumah khawatir.

"Pipis, hehehe." Gadis itu terkekeh sembari menggaruk kepalanya.

Rambutnya basah akibat diguyur hujan. Kamar mandinya memang terpisah dari rumah dan ada sebuah pekarangan kecil yang memisahkan bangunan satu dan yang lain.

Pria pemilik rumah segera meraih tubuh gadis itu dan memeluknya.

"Syukurlah kau baik-baik saja," ucapnya sembari mengusap rambut sang gadis.

Siapa yang tak khawatir melihat gadis yang seluruh pakaiannya masih berserakan di dalam kamar, sedangkan orangnya justru tidak ada. Si pemilik rumah begitu takut jika ada mara bahaya yang mengincar gadis itu.

Bisa dibilang, sang gadis adalah kesempatan terakhirnya untuk melindungi orang yang menyayanginya.

Tanpa ia tahu, sang gadis rupanya menggenggam sebilah pisau di tangan kirinya—yang kini ia sembunyikan di balik kemeja.

Bahkan pria itu tak menyadari terdapat bercak aneh di kemeja putih lusuh itu.

"Tenang saja, oppa. Aku baik-baik saja."

***





.
.
.

Cast :

¦ SONG MINO and KIM JISOO ¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¦ SONG MINO and KIM JISOO ¦

.
.
.

*disarankan membaca bab "Psycho in Love" di litkidchichi (book; Horror)

rugseyo ©2022

Publish, 27 Maret 2022

UNDERCOVER [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang