Tujuan Pernikahan #2

104 7 0
                                    

Satu dari sekian banyak perkara yang menjemuskan manusia adalah hawa nafsunya sendiri. Olehnya itu hawa nafsu harus ditundukkan dan diarahkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang ucapan Nabi Yusuf alaihissalam

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

(QS. Yusuf: 53)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءًا

“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu maka hendaklah ia menikah dan siapa yang belum mampu maka hendaklah ia berpuasa karena puasa adalah tameng”

(HR. Bukhari nomor 5065 Muslim nomor 1400)

إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ دِينِهِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي

“Jika seorang hamba menikah maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah sisanya”

(HR. Al Baihaqi dalam Syu’ab al Iman 4/382-383 hadits nomor/ 5486, Ath Thabrani dalam al Ausath 7/332 hadits nomor 7647 dari Anas bin Malik )

CERITA ISLAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang