MEET YOU (AGAIN) | 01

33.1K 654 6
                                    

Air turun dari mobil dengan raut datar dan dingin. Langsung memasuki gedung kantor tak menghiraukan sapaan hormat dari para karyawannya seperti biasa.

Air melepaskan jas. Lalu menyampirkannya di sandaran kursi. Suara derit pintu dibuka membuat Air langsung mengalihkan tatapannya.

Air mendengus keras ketika sekretarisnya itu langsung nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

”Patah, jari lo?” sindir Air seraya mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

Sekretarisnya itu memutar kedua bola matanya malas. Melempar sebuah map ke atas meja Air.

”Itu data calon sekretaris yang harus kakak interview hari ini.”

Sebelah alis Air naik. Tangan kanannya terulur meraih map itu. Air bersandar pada sandaran kursi.

”Harus dapat, gak mau tahu, ya.”

Sambil menopang dagu dengan ibu jarinya dan telunjuknya mengusap-usap bibirnya pelan. Air dengan serius membaca satu per satu data di sana. Senyum lebarnya seketika terbit.

***

Shaleta menatap papan nama besar bertuliskan ADINATA GROUP. Memasuki lobi, Shaleta disambut senyum ramah resepsionis.

”Selamat pagi.”

”Pagi.”

”Ada yang bisa saya bantu?”

”Saya ada interview. Ruangannya di sebelah mana, Mbak?”

”Untuk posisi?”

”Sekretaris, Mbak.”

”Silahkan ke lantai paling atas. Ada Ibu Salvia yang akan mengantarkan ke ruangan atasan.”

Shaleta tersenyum. ”Terima kasih. Permisi.”

”Sama-sama. Mari.”

☆☆

Shaleta berlari kecil ketika melihat pintu lift mulai menutup. Langsung memperbaiki penampilannya ketika sudah ada di dalam lift.

Mix wisten shirt sugar beet bawahan lace ruffle skirt rose pink dengan stiletto dan tas senada membuat penampilan Shaleta terlihat santai namun tidak menghilangkan kesan formal.

Ting!

Pintu lift terbuka. Shaleta keluar, berjalan menghampiri wanita yang ada di sana dengan ragu dan sedikit gugup.

”Per-misi?”

Shaleta melihat wanita itu menghentikan kegiatan mengetik di keyboard komputer. Tatapannya bertemu dengan mata wanita itu ketika wanita itu mengangkat kepalanya.

”Ada yang bisa saya bantu?”

”Saya ingin bertemu dengan Ibu Salvia. Ibu?”

Wanita itu berdiri dan mengulurkan tangannya. ”Salvia Xena Adinata. Cukup, Via.”

Shaleta tersenyum manis menerima uluran tangan Via. ”Saya Kennaya Shaleta Amabel.”

Via memperhatikan penampilan Shaleta. ”Mau interview?

MEET YOU (AGAIN) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang