MEET YOU (AGAIN) | 02

15.5K 497 2
                                    

Shaleta melepas stilettonya lalu meletakan di rak sepatu yang terletak dekat pintu masuk. Shaleta memasuki rumah setelah mengucapkan salam.

”Leta, pulang...”

Shaleta berjalan dengan gontai menuju ruang tengah. Hanya ada Gita. Kakak iparnya itu sedang cekikian menonton acara komedi di salah satu stasiun TV swasta.

Shaleta menjatuhkan dirinya di atas sofa di samping Gita dan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

”Ya ampun, Kak Gita. Ngemil mulu perasaan.”

”Namanya juga lagi hamil, Ta. Makannya buat berdua.”

Shaleta manggut-manggut. ”Bang Ravel mana, Kak Git?”

”Belum pulang. Gimana interview Leta?”

”Lancar. Leta langsung tanda tangan kontrak.”

”Demi? Kok, bisa gituh? Kamu gak KKN, kan Ta?”

”Enggak, astaga!”

”Terus?”

Shaleta mengedikan bahunya. ”Kak...”

”Hmm,” gumam Gita yang sudah kembali fokus dengan tontonannya.

”Leta mau nempatin apartemen Kak Gita boleh gak?”

Kening Gita mengerut. Menoleh menatap Shaleta. ”Lho, kenapa Leta tiba-tiba mau tinggal di apartemen?”

”Lebih deket aja sama kantor. Jalan kaki juga gak jauh.”

”Boleh aja, sih.” kata Gita sambil menepuk lengan Shaleta pelan. ”Kelamaan kosong jadi angker. Gimana hati coba?”

Shaleta menghela nafas dengan mata terpejam.

”Sampe kapan, Ta?”

”Kak, please!

”Iya, sorry. Gak usah teriak, lah. Kamu udah minta izin abang?”

”Belum. Nanti abang pulang, Leta coba minta izin.”

Gita mengangguk.

”Makasih, Kak Git.” Shaleta memeluk Gita erat. ”Maafin, Leta udah teriak.”

Gita menepuk-nepuk bahu Shaleta pelan. ”It's okay, Ta. Kakak juga minta maaf.5”

Shaleta mengangguk. Lalu beranjak menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

☆☆

”Leta?”

Shaleta mengangkat punggungnya dari headbord. Abang udah pulang?”

”Belum. Ini arwahnya abang.” sewot Ravel seraya berjalan menghampiri Shaleta. Duduk di tepi ranjang, menghadap adiknya itu.

Shaleta tergelak.

”Bener Leta mau tinggal di apartemen? Sendirian, lho? Abang gak masalah setiap hari antar jemput Leta kerja.”

Shaleta mengangguk. ”Boleh, gak Bang?”

Ravel mengusap kepala Shaleta sayang. ”Weekend pulang, ya. Cafe abang butuh tenaga Leta.”

”Cafe yang butuh tenaga Leta, atau Abang yang takut kangen Leta?” Shaleta menaik-turunkan kedua alisnya.

”Iyain, biar cepet. Nanti Io yang anterin Leta.”

Shaleta mengangguk.

☆☆

MEET YOU (AGAIN) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang