Shaleta memasuki gedung kantor. Langsung tersenyum pada Dara, resepsionis yang berkenalan dengannya kemarin.
”Pagi Dara.”
”Pagi Leta. Rajin bener Ibu sekretaris baru kita ini.”
Shaleta tersenyum kecil. Dia tipe orang yang tidak mudah akrab dengan orang yang baru dikenal. Tapi, dengan Dara sepertinya berbeda.
”Ke atas dulu gue.” Shaleta menunjuk kearah atas dengan telunjuknya. ”See you.” Shaleta melambaikan tangannya.
”Happy working, Ta!”
☆☆
Shaleta mengedarkan pandangannya. Masih kosong. Shaleta duduk di sofa yang sudah ada di sana. Langsung bangun dari duduknya ketika melihat pintu lift terbuka.
Shaleta tersenyum manis. ”Selamat pagi.”
Air yang masih kesal berlalu begitu saja. Tak menghiraukan Shaleta yang menyapanya, bahkan tak mau repot menoleh untuk melihat gadis itu.
Mata Shaleta tak lepas menatap punggung Air yang menjauh dengan perasaan tidak percaya. Dih, sombong amat! Air jadi ngeselin, sih!
Di ruangannya, Air berkacak pinggang seraya menghela nafas kasar. Shit! Kenapa dia pakai sok-sokan cuek segala, sih tadi! Kalau Shasanya kesal, bagaimana? So stupid!
”Pagi juga Kak Shasa.” balas Via yang merasa tidak enak dengan situasi yang diciptakan Air.
Kedua alis Shaleta menaut. Menggeser posisi berdirinya menghadap Via. ”Maaf. Ibu panggil saya apa?”
Via tertawa kecil mendengar Shaleta memanggilnya dengan embel-embel 'Ibu'. ”Via aja, deh Kak. Aku panggil Kak Shasa tadi. Kak Air panggil kakak, Shasa, bukan?”
”Kak Air?” lirih Shaleta yang cukup bisa didengar Via.
”Iya, Kak Air. Air Nakhla Adinata. Aku Via. Salvia Xena Adinata.”
Shaleta manggut-manggut. ”Nama panggilan kakak, Leta, sih sebenernya. Tapi gak tahu juga kenapa Pak Air sendiri-sendiri panggil kakak, Shasa dari dulu.”
”Dari dulu?” beo Via dengan kedua alisnya yang menaut. ”Jadi bener, Kak Shasa itu temen SMA kak Air?”
Saat Via tanya kenapa Shaleta langsung diterima bekerja. Air menjawab dengan singkat. Karena Shaleta teman SMA-nya.
”Kalau kakak kamu bilang begitu, ya berarti benar kakak itu temannya.”
Mulut Via membulat membentuk huruf O. Tak lupa kepalanya manggut-manggut.
”Jadi cuma Kak Air aja yang panggil kakak, Shasa? Kok, kayak panggilan sayang gituh, ya gak, sih Kak kedengerannya?”
Shaleta hanya mengedikan bahunya. Pura-pura tidak tahu menahu dengan ucapan Via.
”Maafin kak Air, ya Kak. Udah dari semalam uring-uringan gak jelas gituh. Kakak harus ekstra sabar. Ngadepin kak Air itu gak sesimple ngadepin anak kecil lagi nangis yang dikasih permen atau es krim bisa langsung diam.”
Shaleta terkekeh geli mendengar ucapan Via. Apa separah itu Air Nakhla Adinata yang sekarang?
Via tanpa sadar mulai bercerita. ”Kak Air gak gituh, kan dulu Kak?” tanya Via yang langsung dijawab oleh Shaleta dengan gelengan pelan.
”Sikapnya berubah waktu dia mau masuk kuliah. Sedikit aja yang Via tahu. Kak Air, sampai detik ini masih nunggu cewek temen SMA-nya yang tiba-tiba menghilang, tanpa ada kabar. Via yakin, kak Air tahu alasan kenapa cewek itu menghilang. Dan alasan itu ada, pasti karena ulah kak Air sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU (AGAIN) [COMPLETED]
ChickLitShaleta, seorang gadis yang memiliki trauma dengan pernikahan karena pernah gagal menikah, oleh semesta kembali dipertemukan dengan Air, laki-laki dari masa sekolah menengah atas, yang menjelma menjadi bos besar di perusahaan tempatnya bekerja. Ada...