Chapter 1 : "Tunggu Aku"

1.7K 44 12
                                    

Aku melihat ke arah Lonceng Kaisar Timur, lonceng itu sudah siap untuk menelan semua makhluk hidup di dunia. Qing Cang sudah siap untuk membawa dunia menuju kehancuran bersama dengan dirinya. Sebagai Dewa Perang satu-satunya didunia, aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Untungnya, sebagai pencipta Lonceng Kaisar Timur, aku tahu bagaimana cara untuk menghentikannya, hanya saja, cara ini akan membuatku kehilangan orang yang kusayangi.

Aku tahu sebagai Dewa Perang, tidak seharusnya aku menyukai siapapun karena hal ini akan mengganggu pekerjaanku dalam menjaga kedamaian. Hanya saja, sejak pertama kali Zhe Yan mengantarkannya padaku, dia sudah masuk ke dalam hatiku. Kebersamaan kami hanya memperbesar keberadaannya dihatiku. 

Murid ke Tujuh Belasku, Si Yin, sebenarnya adalah seorang wanita, anak bungsu dari Raja Rubah Qing Qiu. Nama sebenarnya adalah Bai Qian. Sebelum memasuki Kunlun, Zhe Yan, sahabatku, seorang Phoenix Tua dengan wajah yang tidak kalah mudanya dengan murid-murid perguruanku, memberikan penyamaran sebagai seorang pria padanya karena Kunlun tidak menerima murid wanita. 

Semua orang di klan Rubah memiliki penampilan yang memikat, tetapi murid Tujuh belasku ini bahkan lebih cantik dari semua klan rubah manapun. Meskipun dengan penampilan prianya, dia tetap memiliki wajah menarik yang menggoda siapapun yang melihatnya.

Setiap kali Si Yin turun ke dunia manusia untuk bermain dengan murid Enam belas, selalu ada cerita bagaimana dia mematahkan hati para wanita dan pria. Aku tidak menyalahkan mereka, dengan mata indah yang besar, yang dapat menggoda mereka yang ditatap, pipi bersemu pink dan bibir yang dapat menggugah bahkan seorang buddha, siapapun pasti akan jatuh hati padanya. Si Yin adalah Dewi tercantik yang pernah ada, dan diapun juga yang tercantik di mataku. 

Zhe Yan pernah berkata padaku kalau dia memberikan murid yang menarik untuk membuat hatiku senang. Sepertinya dia benar. Hari-hariku menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan kehadiran rubah nakal, tidak penurut dan malas ini. Bahkan disaat aku tahu hidupku akan berakhir, aku masih memikirkan Tujuh belasku. 

Aku mengenang saat Si Yin pertama kali datang dan bertanya pada Zhe Yan apakah aku benar seorang Dewa Perang, bahkan setelah aku mengangkatnya sebagai muridku dan memberinya Kipas Kesucian Giok Kunlun. 

"Apakah yang membuatmu berpikiran aku bukan Dewa Perang?"

Dia menatapku seksama dengan tatapan serius.

"Guru, garis wajahmu halus, kamu lebih seperti pria cantik yang memainkan drama dan sedang menunggu bertemu seorang wanita cantik di kebun belakang."

Aku mau tidak mau tersenyum mendengarnya, baru sekali ini ada seseorang yang menyebutku, seorang Dewa Perang, pria cantik.

Hubungan kami memang terlihat erat dimata siapapun. Terlebih, karena aku memberikan Kipas Kesucian Giok Kunlun padanya dan karena dia memiliki penampilan yang cantik, sehingga banyak yang berspekulasi mengenai hubunganku dengan Tujuh belas. Bahkan di Kerajaan Langit, banyak Dewa pengangguran yang berpikir kami memiliki hubungan terlarang. Penyesalanku adalah tidak membendung rumor ini dan pernah menyebabkan Si Yin menderita.

Yao Guang, Dewi teman seperjuanganku dalam perang melawan klan Hantu dulu, berusaha memisahkan kami. Aku bukannya bebal, aku tahu Yao Guang adalah salah satu pengagumku. Dia bahkan mengikutiku dan tinggal di gunung Kunlun. Aku hanya membiarkannya. Tapi ternyata keputusan itu menyakiti Si Yin.

Yao Guang dengan kecemburuannya telah menculik Si Yin dan memenjarakannya di penjara air. Untunglah murid ke Sembilan mendengar botol arak yang kuberikan pada Si Yin jatuh. Si Yin yang kita kenal adalah seorang yang mencintai arak. Mana mungkin dia membiarkan botol araknya terjatuh begitu saja. Terlebih lagi, arak ini adalah arak yang sengaja kuambilkan untuknya dari Zhe Yan sebagai hadiah ulang tahunnya. 

The Forgotten One:  Fanfiction of Ten Miles Peach BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang