EPILOG

407 10 1
                                    


Suasana begitu cerah hari ini. Si Yin sedang mengajar Ali strategi perang yang sebelumnya dia benci. Aku sedang memainkan kecapiku sambil memperhatikan mereka dengan tersenyum. Zi Lan, murid ke enam belasku muncul dengan wajah serius dan terburu-buru.

"Guru, Kaisar Langit mengundangmu ke Laut Tak Berdosa." Zi Lan sekarang menjadi penjaga Laut Tak Berdosa untuk menunaikan sumpahnya. Mengenai apa sumpahnya, aku tidak menanyainya, tapi aku bisa menduga mengenai apakah itu.

Si Yin dan Ali yang mendengarkan perkataan Zi Lan, berdiri serempak dan menghampirinya.

"Apa yang terjadi dengan Yehua?" tanya Si Yin pada Zi Lan.

"Seharian ini, peti mati Putra Mahkota Yehua dilingkupi oleh berkah langit. Sama seperti ketika Putra Mahkota Yehua dilahirkan."

"Mungkin roh Yehua tidak sepenuhnya menghilang." Aku segera bergegas untuk pergi. Si Yin menggendong Ali dan memberikan tatapan bahwa dia akan ikut. Aku menganggukkan kepala menyetujuinya.

Di depan pintu gerbang Laut Tak Berdosa, para penjaga sedang kebingungan. Begitu mereka melihatku, mereka segera berlutut memberikan hormat.

"Hormat pada Dewa Perang Mo Yuan. Hormat pada Dewi Tinggi Bai Qian. Hormat pada Pangeran Langit Ali." Aku menerima salam mereka dan meminta mereka mengantarkan kami ketempat peti mati Yehua. Laut disekitar makam sedang bergolak karena berkah langit.

"Hati-hati." aku mengingatkan Si Yin dan Ali ketika kami berjalan menuju peti mati.

Donghua Dijun, Kaisar Langit dan kedua orang tua Yehua sedang menungguku didepan mati Yehua. Mereka semua, kecuali Donghua Dijun memberikan salam padaku dan Si Yin.

"Dewa Tinggi Mo Yuan, bisakah kamu melihat apa yang sedang terjadi pada Yehua?" 

Aku memeriksa kondisi tubuh Yehua dan kesadarannya. Sebelumnya, Si Yin memberikan Giok Jiwa yang dapat mengawetkan tubuh Dewa pada Yehua, dan Yehua pernah menghancurkan Yingzhou bersama isinya yang merupakan ciptaan Ayah Langit, jadi sebagian kekuatan Ayah Langit masuk kedalam tubuh Yehua. Kesadaran Yehua masih ada di dalam tubuhnya dan tidak hancur semuanya. Aku hanya perlu menambahkan sedikit kekuatanku padanya.

"Kali ini, aku yang akan menolongmu, adikku." kataku pada tubuh Yehua. Kemudian aku memberikan sebagian kultivasiku padanya. Untunglah sebagian kultivasiku telah kembali.

Kaisar Langit, Si Yin, dan yang lainnya menungguku sambil berharap. Donghua Dijun telah mengeluarkan meja teh kecil dan kursi untuk menunggu. Dia mengibaskan tangannya dengan perlahan dan muncullah teko teh dan cangkir kecil dihadapannya. Tidak ada yang memperhatikan Donghua Dijun, karena mereka semua sudah terbiasa dengan sikap seenaknya Donghua Dijun.

Setelah beberapa lama, aku bisa melihat Roh Yehua mulai berkumpul. Aku segera keluar dari kesadarannya dan menunggunya untuk bangun. 

"Sebentar lagi dia akan bangun, tunggulah beberapa saat lagi." Kami semua berkumpul dan duduk bersama Donghua Dijun yang mengeluarkan beberapa cangkir lagi untuk kami. Ayah dan Ibu Yehua terlihat terlalu tegang untuk duduk. Kaisar Langit berusaha menampakkan wajah yang tenang, tapi matanya selalu tertuju pada Yehua. Ali duduk di pangkuanku sambil terus melihat ke arah Yehua.

"Paman Mo Yuan, apakah ayahku benar-benar akan bangun?" tanyanya padaku. Aku mengangguk mengiyakan.

"Ayahmu pasti bangun. Pergilah kedekat ayahmu dan panggilah dia, agar dia cepat bangun." Ali mengangguk dan turun dari pangkuanku, berjalan menuju Yehua. Ali duduk disamping peti Yehua dan berbisik memanggil ayahnya.

"Ayah, cepat bangun ayah. Aku menunggumu." Mendengar suara Ali yang lirih memanggilnya, Yehua mulai membuka matanya dengan perlahan.

"Ali.." Ali berteriak kesenangan dan memeluk ayahnya. Aku dan yang lainnya bergegas berlari kearah Yehua.

"Yehua, Yehua, kamu sudah bangun." Si Yin menangis bahagia melihatnya bangun.

"Adikku, akhirnya kamu bangun. Untunglah kamu tidak tidur lebih lama lagi, Ali kesepian tanpamu." Yehua menatapku dan menatap Ali.

"Apakah kamu masih merindukanku Ali?" Yehua menanyai Ali. Ali memukul ayahnya.

"Pertanyaan apa yang ayah tanyakan itu. Ayah tetap ayahku. Tidak ada yang dapat menggantikan ayah. Paman Mo Yuan adalah suami ibu, tapi bukan ayahku. Dia itu pamanku." Ali memeluk ayahnya kembali. "Aku merindukan ayah." katanya sambil menangis.

"Apakah tidak apa-apa aku kembali?" tanya Yehua pada Si Yin. Kali ini Si Yin lah yang merasa jengkel mendengarkan pertanyaan Yehua.

"Pertanyaan apa itu? tentu saja tidak apa-apa, justru bagus. Kamu adalah orang yang penting dalam hidupku Yehua. Mungkin kita tidak bisa bersama sebagai suami istri, tapi aku tetap menganggapmu sebagai keluargaku." Jawaban Si Yin ini membuat Yehua menangis. Dia melihat sekelilingnya. Ayah, Ibu dan Kaisar Langit bergantian memeluknya. Bahkan Donghua Dijun yang biasanya dingin, menepuk pundaknya pelan.

"Aku pulang.." kata Yehua dengan suara lirih tapi bahagia.

"Selamat datang Yehua" 


                                                 ================== END ================

The Forgotten One:  Fanfiction of Ten Miles Peach BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang