1

2K 259 20
                                    

"Ayah dan ibuku, ingin bertemu denganmu." Ucap Jisoo dengan senyuman bahagia diwajahnya.

"B-benarkah?" Seokjin menjadi gugup membayangkan ia akan bertemu dengan kedua orang tua kekasihnya itu. Selama ini orang tua Jisoo menentang hubungan mereka, karena Seokjin berasal dari keluarga miskin dan hanya bekerja serabutan.

"Tapi, aku bingung harus mengenakan baju apa. Aku tidak mempunyai baju yang bagus untuk bertemu mereka."

"Pakai apa saja yang membuat dirimu percaya diri. Kemeja yang kuberikan untuk ulang tahunmu, itu sepertinya bagus."

"Oh iya, aku akan pakai itu."

"Semoga setelah ini, Ayah dan ibuku bisa menerimamu. Aku sangat mencintaimu, Seokjin-ah." Jisoo menyandarkan kepalanya dibahu Seokjin.

Seokjin menggenggam jemari tangan Jisoo.

"Maafkan aku, Jisoo-ya. Jika saja aku punya banyak uang dan berasal dari keluarga terpandang, pasti orang tuamu bisa menerimaku."

"Mereka hanya belum mengenalmu. Makanya, saat bertemu dengan mereka nanti, Kau harus bisa merebut hati Ayah dan ibuku."

Seokjin mengecup punggung jemari tangan Jisoo.

***

Seokjin sudah berdiri didepan cermin. Ia memakai kemeja pemberian dari Jisoo. Kemeja hitam lengan panjang yang ia gulung sampai siku. Dipadukan celana jeans biru muda.

Lalu ia mencari sepatunya ditumpukan rak sepatu yang berdebu itu.

"Aku tidak mungkin memakai sepatu lusuh ini." Menatap sepasang sepatu yang berada ditangannya itu.

Yang ia punya hanya sendal jepit yang sering ia pakai.

"Kau sangat tampan, Seokjinku. Ingin berkencan dengan Jisoo ya?" Ucap Ibu Seokjin yang duduk dikursi roda itu. Ibunya sudah sakit-sakitan karna umurnya juga sudah memasuki usia lanjut. Jisoo sering datang kerumah mereka dan sudah dekat dengan ibunya.

Seokjin menghampiri ibunya, ia berjongkok dan menggenggam jemari tangan ibunya.

"Aku akan datang kerumah Jisoo untuk bertemu kedua orang tuanya. Doakan aku agar mereka bisa menerimaku ya bu."

Sang ibu mengelus lembut surai Seokjin.

"Tentu nak, ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seokjin sudah berada didepan pintu rumah Jisoo. Ia mengetuk pintunya dengan tangan gemetar karna gugup.

Yang membukakan pintunya adalah Jisoo, ia sudah menunggunya sejak tadi. Jisoo menyambut Seokjin dengan senyumannya itu.

"Masuklah, duduk disini. Aku akan panggilkan orang tuaku." Jisoo masuk kedalam untuk memanggil orang tuanya.

Seokjin duduk disofa diruang tamu.

Tak lama, Jisoo datang kembali bersama kedua orang tuanya.

Seokjin langsung bangkit dari duduknya, membungkukkan badannya memberi salam pada mereka.

Ayah dan ibu Jisoo langsung menatap sinis kearah Seokjin. Memperhatikan penampilannya dari ujung kaki hingga kepala.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang