Pertemuan Titik Hilang

39 2 0
                                    

Burung baru saja berkicau, fajar pun baru saja menyapa dunia, tetapi putra putri Rajawali sudah membuat keributan di lapangan basket. Pagi ini pelakunya adalah Alvaro dan Danar.

"Alvaro Gilang Maharswada! Arrizal Dannardi! Berhenti kalian!" Seru bu Firda dari lantai dua gedung IPS dengan menggunakan pengeras suara. Namun nyatanya kedua laki laki itu tidak berhenti, malah semakin bersemangat baku hantam.

Putra putri Rajawali bisa menyimpulkan masalah pagi ini adalah tentang wanita. Yah, seperti itulah masalah yang selalu membelit dihidup Alvaro.

"Bang Danar!" Teriak seorang gadis memecah keributan menjadi keheningan.

Seluruh mata tertuju pada gadis bersurai hitam yang dibiarkannya jatuh hingga menyentuh bahu. Gadis itu menunduk ketika menyadari seluruh putra putri Rajawali memandang nya dengan tatapan tak suka.

Alvaro berdecih dan merotasi kedua bola matanya jengah melihat gadis yang menjadi penyebab mukanya babak belur. "Vi, jelasin sejelas jelasnya. Gue gak suka kayak gini" ucap Alvaro dengan nada tegas yang menusuk hati Vio.

"Dia kan yang buat lo sakit hati?" Danar menunjuk nunjuk tepat didepan wajah Alvaro.

"Bro,didunia ini semua orang pasti pernah sakit hati" Alvaro menghepas tangan Dannar yang masih nangkring didepan wajah Alvaro.

"Dan semua orang sakit hati gara gara lo"

"Bang Dannar, udah... Aku yang salah. Aku yang gangguin Bang Varo terus sampai Bang Varo  putus sama Kak Zara" gadis itu mengaku dengan suara yang sedikit serak.

"WUUUUUUUUU!!!" Sorak riuh seluruh putra putri Rajawali yang menyaksikan drama pagi ini.

"Dah ya? Gue mau kekelas, bro!" Alvaro dengan santainya mengambil ransel yang tergeletak sembarang di tepi lapangan basket. Belum sepenuhnya keluar dari lapangan basket, Alvaro berbalik badan dan menatap Dannar yang juga menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Lain kali jangan terlalu bucin sama perasaan karena kadang perasaan itu munafik" tak ada tersirat dendam dari mata sipit Alvaro, hanya sebuah kedamaian dari kesalahpahaman yang terjadi.

***

Alvaro memasuki sebuah ruangan bertulis 'Rajawali VVIP' yang didalamnya menampakan empat manusia dengan kesibukan masing masing.

"anjir ga ada satupun diantara kalian yang belain gue disana" Alvaro menghepas badannya diatas sofa yang tersedia.

"berantem masalah apa lagi ni mas bro?" Gio mendekat dan berusaha menyentuh rahang Alvaro yang membiru. Namun Alvaro dengan sigap menghalang perbuatan bodoh Gio.

"Si vio tuh" jawab Alvaro singkat.

"Cewek mulu topik permasalahannya. Bosan gue"ujar lelaki berjacket denim yang sedang sibuk berkutat dengan laptop nya.

Alvaro mengabaikan ucapan Aksa. Ia memejamkan matanya lalu mengukir senyum simpul yang mampu membuat empat lelaki didalam ruangan itu takut Alvaro kerasukan.

"Kenapa lo senyum senyum?" Disaat yang lain hanya sibuk memandang jijik wajah Alvaro, hanya Genta lah yang berani bertanya.

"Lucu aja. Tadi gue kesekolah barengan sama Arsa" Kalimat yang dilontar Alvaro sukses membuat Levin meninggalkan buku ilmiah nya.

"Serius?" Tanya Levin seolah tak percaya. Pasalnya, mustahil jika seorang Arsa si cewek tomboy dengan status artis terkenal mau boncengan motor ninja sama sosok Alvaro yang diklasifikasikan sebagai pemberontak di Rajawali. Apalagi sekarang Arsa dan Juna berstatus kekasih didepan publik.

Alvaro langsung beranjak dari sofa setelah melirik jam tangannya. "Gue mau kekelas seni,bye" dan Alvaro pun meninggalkan segudang keingintahuan Levin. Levin hanya bisa mendesah pelan.

Adaptasi Rasa •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang