Hari ini sudah mulai gladi resik, dan besok kami akan menampilkan hasil dari semua kerja keras kami di acara wisuda angkatan 43. Satu yang berbeda dari gladi resik ini dibanding latihan yang biasanya, adalah bergabungnya kami dengan partisipan dari tim lain, anak teater dan anak tari contohnya. Kami juga mulai latihan simulasi acara, dengan harapan supaya acara besok selancar mungkin dan kesalahan-kesalahan bisa dihindari. Ketika acara gladi resik itulah, aku bertemu Kak Dion untuk yang ke... berapa? Kedua ya? Ia sedang duduk sambil menatap layar ponselnya.
Aku menghampirinya.
"Woi, Kak!" panggilku dan berhasil mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Eh, Meidina, kan?" Sahutnya agak ragu.
"Iya, Kak. Kakak ikutan apa?" Tanyaku, sambil mengambil tempat duduk disebelahnya.
"Gue di teater." Jawabnya singkat, matanya kembali fokus ke handphone-nya.
"Wah, bisa akting?"
Ia mengunci layar handphone dan menatapku. "Bukan yang main. Tapi jadi narator." kemudian mengangkat stick drum yang ia pegang. "Sama sound effect."
"Pake drum? Emang bisa?"
"Bisa dong." Ia menjawab dengan percaya diri. Ia lagi-lagi membuka handphone-nya. "Eh, btw baca deh. Lagi viral nih." Kata dia sambil menyodorkan layar yang tengah menampilkan sebuah laman Twitter.
"Oh, yang KKN itu ya? Gak ah kak, gue gasuka cerita horror."
"Yaaah. Tapi kamu main twitter ga? Mutualan yuk!" Aku mengangguk semangat.
Sepanjang jam santai itu, kami membicarakan banyak hal. Mulai yang awalnya agak kaku dengan ngomongin asal kota, asal sekolah, dan lain-lain, sampai akhirnya kami menjadi nyaman satu-sama lain hingga membicarakan hal-hal yang nyeleneh, bahkan kami juga membicarakan Haruna. Terlihat jelas bahwa ia merupakan seorang kakak yang begitu peduli dan menyayangi adiknya.
First impression ketika melihat Kak Dion itu, adalah cuek dan cenderung jutek. Tetapi setelah bercengkrama dengannya, ternyata ia sangat jauh dari itu. Ia orangnya lucu dan cukup carefree. Selera humor kami hampir senada, dan itu membuatku senang entah mengapa.
Oh iya, satu lagi. Ia ternyata suka menonton film animasi.
***
Latihan selesai jam 10 malam. Dan hal yang berbeda kali ini adalah, kami pulang bertiga, ditambah Kak Dion karena kebetulan latihan kami selesai bersamaan. Kami menyempatkan diri untuk mampir jajan di nanomart. Aku mengambil sebungkus es krim durian, Kak Dion mengambil yoghurt, dan Kak Jae memilih sekaleng soda.
"Mei, ternyata lu hebat ya." Kata Kak Dion.
"Hah? Kenapa?"
"Makan eskrim durian, tapi bibirnya gak berdarah." Aku sempat berpikir bentar, sebelum akhirnya tertawa ketika aku mengerti yang ia maksud. "Eh anjir! Iya juga ya! Durian loh padahal ini."
"kalian kenapa apa sih?" tanya Kak Jae, satu-satunya orang yang perlu penjelasan.
"Ini loh, ka durian. Duri-an." Jelasku.
****
Acara wisuda berlangsung sukses, dan untuk merayakan suksesnya acara itu tim padus membuat acara bakar-bakar. Kak Jamie menjadi tuan rumah karena menurut anak-anak yang lain, selain karena dekat kampus, halaman rumah Kak Jamie yang lumayan luas cocok untuk acara tersebut. Bukan acara yang 'wah' sekali, karena dari uang yang kami kumpulkan kami hanya dapat membeli lima kantong sosis dan beberapa jagung. Lagipula, memang acara ini tidak direncanakan sebelumnya, alias mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Feeling (DAY6 JAE AU)
FanfictionPercayalah diantara drama-drama percintaan yang pernah kualami, kisah ini adalah kisah yang paling aku sukai. ...... Day6 Jae x Reader AU