1

0 0 0
                                    

☪️☪️☪️

"Yang!"

Cewek berdagu panjang itu menengok, matanya melirik kekasihnya yang sedang mengatur nafasnya.

"Apaan sih, Ndra?"

Andra Yudhistira. Cowok dengan tampilan khas anak nakal itu menarik rambut Andira pelan,
"Tungguin kek! Tadi ada adek kelas ngasih gue makanan dong Dir," Ujar Andra dengan nada bangga.

Andira dan Andra adalah teman dari sejak kecil, namun mereka sudah menjalin hubungan sejak mereka kelas sembilan SMP sampai kelas tiga SMA sekarang, empat tahun kurang. Andra adalah tipikal cowok yang 'stress-stress ganteng'. Sedangkan, Andira adalah perempuan yang 'bodoamatan'

"Gaya lo kayak tai sumpah Ndra, gue yang tiap hari ditawarin pulang bareng Kak Rian aja biasa aja." Mata Andra melebar ketika Andira menyebutkan nama Rian, bagi Andra nama itu adalah nama sakral. Haram disebut.

"Lo balik sama dia, abis itu orang sama gue Dir." Ancam Andra dengan nada serius. Andira menatap aneh kekasihnya itu. Lalu terkekeh "Cemburu, bosku?"

Andra buru-buru kembali menetralkan raut wajahnya menjadi tengil, "Pale lu, geer amat lo. Emangnya lo siapa harus gue cemburuin?"

Andira merengut mendengar ucapan Andra, "Setan lo! Gausah deket-deket gue!" Andira langsung berlari menuju kantin dengan Andra yang berlari menyusul Andira.

"Andira sayaaaang, i'm comingg."
Andra melentangkan tangannya sambil berlari ditengah-tengah koridor. Bukan hal biasa, satu sekolah sudah menge-cap Andra adalah cowok gila, namun wajahnya yang tampan itu membuat banyak wanita ingin menjadi pacarnya. Katanya, Andra tuh idaman. Udah ganteng, lucu pula.

"Gak mau! Lo jelek!" Andira membalas ucapan Andra dengan teriakkan, lalu cewek dengan sedikit keturunan Arab itu tertawa riang.

"Uni, Dira mau batagor sama cappucino cincau. Batagornya jangan dikasih saus ya Uni!" Ibu-ibu yang mengenakan kerudung bermotif bunga itu mengacungkan jempolnya.

"Andra mau juga Uni! Samain sama Dira!" setelah berlari mengejar Andira, Andra sekarang duduk dihadapan Andira dengan nafasnya yang masih ngos-ngosan.

"Lari lu, cepet gila." Cibir Andra, Andira tertawa lalu mengelap dahi cowok itu yang penuh keringat.

"Lagian ngapain lari coba? Jalan aja sih,"

Andra merengut, "Gamau! Nanti lo malah duduk sama si monyet!"

Kebiasaan Andra adalah menyebut Rian dengan sebutan monyet. Suka-suka Andra, yang penting Andra ganteng.

"Dia punya nama loh, Ndra." Andra melepas tangan Andira yang sedang bertengger manis diatas jambulnya itu. "Lo ngerusak rambut badai gue yang."

Plak.

Satu geplakan cantik dari Andira melayang ke rambut badai Andra, membuat cowok itu berdecak lalu tertawa sembari mengacak rambut perempuan-nya itu.

"Nih, buat Andra sama Andira dua manusia rada-rada di SMA 3 Nusantara" Keduanya tertawa mendengar ucapan Uni, lalu memakan batagornya masing-masing.

"Ndra, mau batagornya aja gak? Tuker sama batagor telur punya lo?" Andra yang sangat menyukai batagor telur itu dengan ikhlas menyodorkan piringnya untuk Andira,

"Andra ganteng! Aku sayang kamu ih! Bangettttt." Andra tersenyum mendengar ucapan Andira yang histeris itu, lebih baik ia tidak makan batagor telur itu daripada ceweknya sendiri yang kelaperan. Bucin memang.

"Anything, for you my baby."

"Bahasa lu kayak tai, sumpah Ndra!"

"Lo mah gitu, gabisa diajak romantis." Sungut Andra dongkol yang membuat Andira semakin terbahak.

Tuhan Sebut Kita Sia-Sia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang