📍 S A T U 📍

39 2 1
                                    

Assalamualaikum...
Jangan lupa sapa sapa di kolom komentar, ditunggu loh :)

TYPO BERTEBARAN, TOLONG TANDAI !!

Happy Reading :*

*****

Kring...Kring

Suara alarm yang menggema tersebut menarik paksa kesadaran Regina yang masih asik bercumbu dengan bantalnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia mencoba meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas yang terletak di samping ranjang.

Setelah mendapatkan ponselnya, Regina dengan sigap mematikan alarm yang masih terus berbunyi. Ia dengan perlahan bangkit dari tidurnya dan berdiam diri sejenak untuk menetralkan penglihatannya yang masih memburam.

Setelah merasa nyawanya telah terkumpul sepenuhnya, Regina pun bergegas merapikan penampilannya dan bangkit menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajah agar terlihat lebih segar.

Sekeluar dari kamar mandi, Regina menyempatkan diri untuk melihat jam yang menggantung di dinding kamar Gea. Ia pun segera beranjak menuju dapur guna membuat sarapan pagi untuknya dan juga Gea, ia cukup tahu diri jika sedang menumpang di apartemen Gea.

Selepas memasak dan melakukan ritual paginya yaitu mandi, Regina dengan sabar membangunkan Gea yang masih tertidur pulas.

Gea yang pada dasarnya memang susah untuk bangun pagi pun bergerak malas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selepas bersiap, Gea pun menuju meja makan untuk sarapan pagi bersama Regina.

Setelah sarapan bersama yang dihiasi celotehan ringan dari Gea yang hanya ditanggapi singkat oleh Regina, akhirnya mereka pun baru berangkat menuju hotel tempat mereka bekerja saat jam dinding menunjukkan pukul 07.29 WIB.

*****
Sesampainya Regina dan Gea di Hotel, ternyata keadaan hotel sudah cukup ramai dengan para pekerja ataupun penghuni hotel yang sedang berlalu lalang.

Saat hendak menuju meja resepsionis, langkah Regina terhenti kala mendengar pekikan Gea yang cukup keras. Regina kemudian menoleh dan mendapati sahabatnya itu sedang menyapa, ah tidak lebih tepatnya menghina seorang pria bule berkepala plontos.

"Woy botak, pala lo makin cling aja." panggil Gea.

"Sarap" gumam Regina tak habis fikir dengan tingkah laku sahabatnya itu.

Regina kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju ke mejanya dan mulai meletakkan tas ke samping kursi yang ia gunakan. Sampai ketika seorang wanita cantik berpakaian rapi menghampiri mejanya.

"Mbak Regina dipanggil pak boss di ruangannya." Kata Anggi dengan nada lembut yang sopan.

"Kenapa yah ?" tanya Regina bingung sambil menekuk alis untuk mengingat kesalahan apa yang sudah dilakukannya sehingga boss nyinyir namun tampan itu memanggilnya.

"Kurang tahu juga mbak, tadi pak boss cuma nyuruh saya manggil mbak 'Regina Selviana' terus suruh ke ruangannya, gitu aja mbak" jawab Anggi panjang.

"Oke" ucap Regina sambil bangkit dari duduknya. Kemudian mengangguk pelan kepada Anggi dan mulai melangkahkan kakinya menuju ruangan sakral milik bossnya.

*****
Sesampainya di depan pintu ruangan, Regina menarik nafas sejenak untuk merilekskan pikiran lalu kemudian mengetuk pelan pintu di hadapannya.

"Masuk" suara berat milik bossnya terdengar mengerikan di telinga Regina dan membuatnya sedikit takut, ingat hanya sedikit.

Regina membuka pintu dengan pelan agar tidak mengganggu aktivitas makhluk titisan iblis yang berada di dalam ruangan.

ANNOYING BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang