"Masih ingat teori hitam dan putih kemarin? Kini aku berada di posisi putih.."
Sepanjang jalan menuju sekolah, senyum terukir jelas di wajah Rara. Sudah tidak ada lagi beban keresahan yang belakangan ini ia rasakan. Bertemu dan berbicara dengan Raflan menjadi jawabannya, ternyata ini adalah titik terangnya. Bahwa Rara memiliki perasaan terhadap Raflan.
"From: Raflan
Semangat hari ini yaa. Jangan tidur sembarangan :p"
Rara melihat lagi pesan yang masuk di handphonenya sebelum berangkat sekolah tadi. Akhirnya semalam Rara menyimpan kembali nomer handphone Raflan yang sempat ia hapus. Sebenarnya, meskipun sudah dihapus, toh Rara sudah hafal dengan nomer handphone Raflan yang sering menghubunginya namun tidak di jawab. Semalam sebelum tidur, Raflan juga sempat menghubunginya dan Rara juga sempat berbincang dengan Mutia sebagai pelepas rindu.
"Gak nyangka kalo semuanya akan berakhir seperti ini. Ya Allah, mudah-mudahan semua perasaan ini bukan ego atau sekedar perasaan yang mudah hilang. Semoga setelah ini, hubungan kami bisa lebih baik dan tidak ada lagi keresahan yang berarti. Aamiin." doa Rara dalam hati.
Rara sampai di sekolah lebih awal, karena semalam tidurnya sangat nyenyak tidak sulit bagi Rara untuk bangun lebih pagi. Saat dilantai dua gedung, Rara berinisiatif untuk mampir melihat ruang kelas Raflan. Diintipnya kelas tersebut yang ternyata masih sepi, mungkin Raflan masih dijalan pikir Rara.
Akhirnya Rara naik ke lantai tiga gedung menuju kelasnya berada.
Bel pulang berbunyi, tanda usainya kegiatan belajar hari ini. Tadi, saat istirahat pertama Rara tidak sempat keluar kelas karena harus mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan setelah istirahat pertama berakhir. Rara lupa bahwa ada tugas yang harus dikumpulkan karena terlalu asik berbincang dengan Raflan dan Mutia semalam.
Saat istirahat kedua pun Rara langsung ke musholah sekolah dan kembali ke kelas hingga Rara harus makan siang di kelas dengan roti yang dia titip dari teman sekelasnya yang pergi ke kantin.
Kini Rara sedang menuruni tangga, Rara bergegas menuju kelas Raflan, mengingat janji Raflan kemarin terhadapnya.
"Ra, mau kemana?" tanya Nabila yang heran melihat Rara yang tidak turun ke lantai satu. Rara lupa bercerita kejadian kemarin kepada sahabatnya itu.
"Nanti sore ya aku ceritain. Nanti sore aku main kerumah. Oke?" respon Rara seraya tersenyum dan berlalu menjauhi Nabila.
"Kak Ifah," sapa Rara saat berhadapan dengan Hanifah yang baru saja keluar kelas.
"Eh kamu dek. Mau pulang bareng?"
Rara menggeleng. Setelahnya Rara mulai mengedarkan pandangannya ke dalam ruang kelas.
"Nif, jadi kan?" tiba-tiba terdengar suara Fadli dari balik pintu.
"Eh ada Rara, Hai Ra!" sapa Fadli refleks.
"Hai, Kak!" Respon Rara seraya tersenyum simpul.
"Jadi lah. Anak-anak yang lain juga udah pada di parkiran. Ohiya de, kamu mau--" belum selesai Hanifah bicara Fadli sudah memotong.
"Eh Nif," Fadli terlihat agak panik. Fadli menggeleng-gelengkan kepala memberi kode kepada Hanifah.
"Ada apa Kak?" tanya Rara kepada Hanifah dan Fadli.
Rara mulai celingukan mencari keberadaan Raflan.
"Raflan mana ya kak? Apa udah pulang?"
"Hmm, kayanya sih udah Ra. Udah gak ada tuh di kelas." Jawab Fadli cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Ring [Complete]
Fiksi RemajaWajib follow sebelum baca 💕 [Sebagian dimasukkan dalam draft karena proses revisi] Rara menghembuskan nafasnya kasar, rasa cemas berkecamuk di benaknya. Di pandangnya Mama Raflan yang kini berada dalam rangkulan hangat Fadli, sesekali Fadli mengus...