Kelabu

2K 249 3
                                    

.

.

.

.

.

"Siapa namamu?"

Si surai abu-abu menatap lekat wajah cantik yang masih saja diam tak berkata, mungkin dia ketakutan. Pikirnya, namun mereka sudah aman. Capitol telah membawa penjahat-penjahat itu, mereka pasti di hukum karena telah menculik dan mencelakai banyak orang.

"Jungkook."

Sebuah senyum lebar menyambut suara lirih yang terdengar begitu indah, si surai abu-abu bahkan sudah membuka lebar mulutnya hendak mebalas ucapan si surai hitam namun seseorang datang menyongsong keduanya.

"Astaga, Pangeran! Syukurlah anda selamat, mari kita segera pergi dari tempat ini."

Si surai abu-abu tak sempat mengucap salam, ia tak sempat mengucapkan namanya namun kedua netra itu saling bertaut cukup lama hanya untuk mengucap kata perpisahan tanpa suara sebelum terhalang puluhan orang yang berlari tak tentu arah dan memutuskan pandangan mereka.

.

.

.

.

.

Ada sekitar empat orang di dalam ruangan kaca tertutup yang di kukung oleh tembok putih, tergeletak di tengah-tengah mereka satu objek yang terlihat baik-baik saja padahal tubuh itu bahkan telah tertimbun rerutuhan yang beratnya hampir melebihi seratus kilo. Keajaiban? Jangan bercanda, di Capitol tidak ada yang namanya keajaiban. Begitu pula yang terjadi sekarang.

.

"Kau membawa salah satu dari keturunan Kerajaan Capitol." Jungkook terdiam, ia tak terlalu tertarik dengan Capitol ataupun keluarga kerajaan kota metropolis yang membuat kehidupan mereka begitu sengsara. Namun melihat tanda bunga mawar yang terpampang nyata dihadapannya mau tak mau dia harus percaya tentang kebodohan yang baru saja ia lakukan.

.

"Harus kuapakan dia? Bunuh?" seringan bulu yang terbang di tiup angin kalimat itu meluncur dari mulut Jungkook. Ya, bagaimanapun juga dia yang memilih untuk menyelamatkan pemuda itu jadi tentu harus dia juga yang mengakhiri hidupnya jika memang pemuda itu berbahaya.

.

"Tunggu, dia mungkin akan berguna jika kita biarkan hidup." Pemuda berbadan kekar yang sedari tadi hanya takjub melihat bagaimana rupa penerus Kerajaan Capitol kini ikut bersuara. "Lagipula tidak ada untungnya juga dia mati." Matanya masih menatap takjub pemuda bersurai abu-abu menakjubkan yang nyatanya adalah penerus dari pemimpin Capitol yang begitu mereka benci.

.

"Berguna bagi selakanganmu? Yang benar saja, dia keturunan manusia gila itu! kenapa harus dibiarkan hidup?!" Hoseok maju, sebuah bilah pedang yang masih meneteskan darah dia pegang erat-erat. Matanya bergerak tak fokus, ia terlalu marah pada semua hal dan Capitol adalah alasannya.

.

Yoongi menyuntikkan sesuatu pada lengan sang pemuda bersurai abu-abu, memijit pangkal hidungnya sembari mendesah berat. "Tenanglah, dia pasti berguna. Capitol tentu tidak akan tinggal diam saat tahu kita memilikinya. Jadi, tunggu dan persiapkan diri kalian." Mata tajam Yoongi menyapu pandang pada ketiga orang lain yang masih berdiri di tempat, ia tahu ada sesuatu yang besar akan terjadi. Tentang sang pemuda yang ada di hadapannya juga masa depan Capitol. "Kita akan meruntuhkan kekuasaan Capitol dan mengambil alih pemerintahan."

ACARAM [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang