.
.
.
.
.
.
Taehyung bahkan hampir melupakan kenyataan jika dia sedang menjadi tawanan dan berada di tempat musuh. Dia hampir sama sekali tidak mengingat tujuannya untuk kabur dan pergi dari tempat ini setelah beberapa hari berada di ruang perawatan bersama Yoongi juga beberapa pasien yang di rawat di sana. Mereka tanpak normal, begitu baik, begitu ramah, begitu berbeda dengan citra yang diceritakan Capitol tentang mereka.
.
"Aku penasaran, ada di mana aku ini sebenarnya. Aku tak pernah melihat matahari bersinar di celah-celah tempat ini."
.
Jungkook mengernyit saat Taehyung bertanya demikian, ia mengambil jatah makan siang Taehyung menyuapkan ke dalam mulutnya sendiri sembari menjawab. "Kau tidak akan percaya jika kubilang saat ini kau berada di distrik X."
.
Terdiam, Taehyung memang benar-benar tak percaya dengan apa yang dikatakan Jungkook saat ini padanya. Distrik X telah lama hilang setelah wabah besar bertahun-tahun silam, mereka yang selamat telah di bawa oleh Capitol untuk di sembuhkan dan yang tersisa di sana hanya abu dari sisa-sisa wilayah distrik X yang hangus terbakar. Tawa Jungkook mengembalikan Taehyung dari kekagetannya dengan menyuapkan satu sendok penuh makanan pada mulut Taehyung, "Sudahlah, kau harus makan banyak agar bisa kabur dari tempat ini."
.
Jungkook, pemuda aneh itu begitu membingungkan bagi Taehyung. Dia selalu tampak tak asing namun Taehyung tak bisa mengerti bagaimana. Mereka hanya dua orang asing yang pernah saling membunuh dan sekarang, mereka layaknya dua orang sahabat yang begitu dekat.
.
Taehyung mendengus dengan ucapan Jungkook, kabur hah? Ah, Taehyung bahkan hampir lupa kapan terakhir kali ia memikirkan hal itu karena Jungkook selalu membuatnya merasa di rumah.
.
.
.
.
.
Badai selalu datang di saat langit begitu cerah, sirine menjerit nyaring, lampu-lampu berkedip tak beratur bersama dentuman hebat yang membuat seluruh ruang bergetar. "Capitol menemukan kita." Itu adalah info terakhir yang Taehyung dengar sebelum Jungkook berlari menyeretnya pergi mengikuti orang-orang. Mereka tak sempat berteriak sebab terbungkam ketakutan, semua berlari kalut menuju ruang bawah yanah yang telah dipersiapkan jikalau terjadi hal paling buruk semacam ini. Dan semua memang telah bersiap sebab Taehyung benar-benar tak mendengar tangis di antara kegaduhan getar lantai juga dinding yang seolah bisa runtuh kapan saja.
.
"Jangan melamun, perhatikan langkahmu!" Jungkook memperingatkan dengan genggaman tangan mengerat di jemari mereka yang bertaut entah sejak kapan. Sejatinya Taehyung benar-benar bingung dimana posisinya berada sekarang. Ia adalah musuh yang tak harusnya Jungkook jaga sedemikian rupa. Ia adalah keturunan Capitol yang begitu mereka semua benci. Ia bisa kapan saja pergi dan berakhir mengenaskan seperti yang biasa Jungkook ucap ketika ia berangan-angan pergi dari tempat ini. Namun, lagi-lagi semua hal itu terhempas layaknya buitran padang pasir di gurun. Bercecer tak beratur bersama detak aneh yang menggulung relung hatinya. Taehyung tiba-tiba terjatuh tanpa aba-aba, dan saat ia menyadari...
.
Jungkook adalah hal pertama yang menggenggamnya, begitu erat tanpa memperdulikan siapa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACARAM [KookV] ✅
FanfikceCapitol runtuh! Ribuan nyawa rakyat tak berhamburan bersama kelopak mawar putih yang berbaur bersama merah juga hitam yang begitu pekat. Lalu takdir seolah mempermainkannya, bersama napas juga detak menggebu yang hadir pada satu nama.. [Capitol|au...