Binding Fate
Tumpukan daun kering telah sepenuhnya menutup setiap sudut kota, seakan sebuah tawa telah menghapus luka yang ada. Musim berganti, waktu berlalu namun nyatanya seorang pria masih berdiri di tempatnya berada. Terbelenggu oleh rasa sesal yang begitu mendalam.
Nyatanya Tuhan telah menyiapkan hukuman untuknya dengan begitu teliti. Empat tahun berlalu, tetapi yang dilakukannya masih lah sama. Memeluk sebuah kain lusuh yang bahkan tak pernah ia biarkan tersentuh air sedikitpun. Mencoba mencari bekas aroma yang sangat ia rindukan yang nyaris terasa sanggup untuk merenggut nyawanya.
Chanyeol sama sekali tidak pernah tau jika ia akan seterpuruk ini. Bahkan dengan mengasingkan dirinya selama hampir tiga tahun lamanya masih belum mampu mengobati luka menganga di dalam hatinya yang semakin hari justru terasa semakin melebar.
Pria itu menghapus air mata yang kembali mengalir dari kedua matanya. Lantas bangkit untuk meletakkan kain berwarna putih tulang yang tergenggam di tangannya di sebuah kotak khusus sebelum memasukkannya ke koper bersama dengan barang-barang lain yang sudah tertata disana.
Hari ini, dia akan kembali ke Negara kelahirannya, Korea selatan. Hampir tiga tahun lamanya ia habiskan untuk mencoba bangkit dari keterpurukan dengan mengasingkan diri ke Negeri orang. Meskipun hal itu tidak membantunya sama sekali. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan ketika negara pilihannya adalah Negara tempat dia bertemu dengan Baekhyun untuk pertama kali.
Yaa, Chanyeol memutuskan untuk menetap di California sementara waktu. Mencoba merawat peternakan yang ia didikasikan untuk mendiang ibunya. Masih ingat? Tempat pertama kali Chanyeol bertemu dengan Baekhyun beberapa tahun lalu. Saat itu Chanyeol sedang mengunjungi peternakan yang baru ia beli bersama Jongin sebelum menemukan seorang gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta sebegitu dalamnya.
"Papa~" Chanyeol menutup kopernya yang terakhir sebelum merentangkan tangan menyambut si kecil ke dalam dekapannya.
"Sudah selesai melihat kudanya?" Chanyeol merapikan beberapa anak rambut Jihan yang menjuntai. Gadis kecil itu mengangguk.
"Kapan kita belangkat Pa?" Chanyeol sibuk mengamati wajah cantik putri kecilnya, kemudian pandangannya beralih pada sebuah figura foto berukuran kecil yang di dekap dengan begitu posesif oleh gadis kecilnya itu. "Papa~" Hingga rengekan Jihan kembali membawanya menapak pada kesadaran.
"Sebentar lagi yaa? Kita menunggu Mr. Bob menjemput. Ayo kita bawa barang-barangnya ke depan" Si kecil mengangguk kelewat semangat sebelum bergegas menyeret satu backpack miliknya mendahului ayahnya yang menyeret dua koper besar di belakangnya.
Chanyeol terkekeh melihat Jihan yang terlihat begitu semangat untuk kembali ke Korea. Gadis kecil itu di bawa Chanyeol dulu saat masih berusia satu setengah tahun. Dan sejak saat itu juga Chanyeol belum pernah pulang lagi ke Korea hingga sekarang ini.
"Uhh" Chanyeol berjongkok di depan Jihan yang terlihat kesusahan membuka tasnya sebab satu tangannya yang lain sibuk memegang erat figura foto miliknya.
"Biar Papa bantu" Chanyeol mengambil alih backpack bermotif disney itu dan membukakannya untuk Jihan. Lantas si kecil memasukkan figura foto miliknya ke dalam backpack, membuat Chanyeol mengeryit heran.
"Foto mama mau di simpan di dalam tas saja?" Jihan mengangguk mengiyakan, sedangkan tangan kecilnya sudah sibuk menata supaya beberapa barang seperti buku mewarnai miliknya, beberapa mainan, stiker, dan boneka barbie yang sudah berada di dalam terlebih dahulu tidak ada yang menggores figura itu.
"Jihan takut kalau Jihan pegang telus nanti foto mama bisa lusak sepelti dulu Pa, Jihan simpan di tas saja ya?" Chanyeol nyaris menitikkan kembali air matanya setiap kali mendengar penuturan cerdas putrinya. Terlebih ketika gadis kecil itu membahas tentang mamanya, Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Binding Fate
Фанфик(A Sequel Of Eyes Of The Heart) Ketika Chanyeol harus bertahan demi seorang malaikat kecil yang di titipkan Tuhan padanya, namun disatu sisi Chanyeol merasa terhimpit oleh rasa ingin menyerah akibat kerinduannya pada satu-satunya wanita yang ia cint...