Binding Fate
Hangat yang dirasakannya bukan karena pengaruh secangkir kopi yang berada di tangannya saat ini. Bukan pula karena balutan sweater hangat yang membalut tubuhnya di pagi yang dingin ini. Chanyeol nyaris berteriak sebab rasa hangat yang melingkupi hatinya begitu besar.
Tak jauh dari posisinya, ia dengan jelas dapat melihat tawa riang putrinya yang tengah bercengkrama dengan Baekhyun pagi ini. Jihan adalah gadis yang ceria, namun Chanyeol berani bersumpah demi nama Tuhan jika ia sendiri pun belum pernah melihat binar kebahagiaan dari wajah putri kecilnya melebihi apa yang ia lihat hari ini. Chanyeol tau jika dirinyalah sosok kejam yang membatasi tawa sang putri. Chanyeol tau jika dialah pendosa yang berperan besar atas penderitaan dua perempuan tercintanya itu.
Seperti sekarang, ia cukup tau diri untuk tidak mendekat dan menganggu interaksi mereka. Chanyeol sadar betul atas respon Baekhyun yang selalu menjadi pasif secara tiba-tiba setiap ia mencoba masuk ke dalam celah perbincangan sepasang anak dan ibu tersebut. Tentu saja Chanyeol harus memberikan makhlum akan hal itu. Sebab lebih dari itu, ia harusnya sudah cukup bersyukur atas keputusan Baekhyun untuk mau menemui Jihan. Dan pria itu merasa tak pantas untuk meminta lebih.
"Besok Mama akan ikut pulang belsama Jihan dan Papa kan?" Chanyeol tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara Jihan yang semakin mendekat ke arahnya.
Jelas Chanyeol melihat respon Baekhyun yang hanya memberikan sebuah senyum teduh pada sang putri. Respon yang cukup mampu untuk menimbulkan rasa sesak pada rongga dada miliknya. Di samping itu ia juga mengingat janjinya pada Luhan untuk membawa Baekhyun pulang. Chanyeol tak tau harus berkata apa pada wanita berdarah China itu jika ternyata Baekhyun menolak.
"Pagi Pa" Mata serupa dengan miliknya itu tertarik seiring dengan senyum ceria dari pemiliknya. Jihan berlari kecil menghampirinya setelah melepaskan diri dari gendongan Baekhyun.
"Morning Baby" Chanyeol tentu menyambutnya dengan baik. Pagi ini terasa berbeda untuknya sebab seseorang lain ikut bergabung bersama mereka.
"Kenapa papa minum kopi pagi-pagi sekali? Yoola imo bilang itu tidak bagus" Baekhyun termanggu disana. Belum genap 24 jam ia bertemu dengan Jihan, namun ia sudah melihat banyak sekali hal mengagumkan dari si kecil itu. Baekhyun tau jika Chanyeol membesarkan putrinya dengan baik. Si kecil yang baru berusia 4 tahun itu sudah mengerti banyak hal. Jihan mengerti bagaimana ia harus bersikap santun pada orang yang lebih tua. Jihan mengerti tentang bagaimana ia sebagai seorang anak perempuan harus merawat ayahnya. Putri kecilnya benar-benar menakjubkan dengan segala sifat dewasanya sekaligus tidak meninggalkan kesan menggemaskan khas anak kecil pada dirinya. "Benal kan Ma?" Jihan beralih padanya, dan Baekhyun hanya bisa mengangguk membenarkan.
Chanyeol tersenyum hangat sebelum menyingkirkan secangkir kopi miliknya yang hanya berkurang sekian persen. Lantas segera melayangkan beberapa kecupan pada pipi bulat putri kecilnya.
Baekhyun hanya diam melihatnya. Sejak peristiwa kemarin ia memang banyak diam ketika Chanyeol ikut bergabung pada sesi obrolannya dengan Jihan. Bukan karena Baekhyun tidak menyukai keberadaan Chanyeol, ia tau jika dirinya tak punya cukup hak untuk hal itu. Namun lebih kepada rasa gugup dan bingung yang ia rasakan setiap berhadapan dengan ayah dari putrinya itu.
Hari masih terlalu pagi. Baekhyun pun bingung harus berbuat apa sebab sejak semalam, ketika ia memutuskan untuk menuruti permintaan Jihan tentang dirinya yang harus menginap di Villa keluarga Park, dirinya sama sekali tak mempersiapkan apapun untuk menghadapi Chanyeol.
Sepasang ayah dan anak itu masih asik tertawa dengan Chanyeol yang tak henti melayangkan bertubi-tubi kecupan pada seluruh wajah si kecil. Pemandangan yang mampu membuat Baekhyun menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum. Baginya ini adalah pagi terindah, dimana apa yang di lihatnya saat ini benar-benar nyata di depan matanya, bukan hanya sebuah ilusi yang di ciptakan oleh mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Binding Fate
أدب الهواة(A Sequel Of Eyes Of The Heart) Ketika Chanyeol harus bertahan demi seorang malaikat kecil yang di titipkan Tuhan padanya, namun disatu sisi Chanyeol merasa terhimpit oleh rasa ingin menyerah akibat kerinduannya pada satu-satunya wanita yang ia cint...