Gracia POV
"Papah kamu sakit gre, kondisi papah kamu udah parah gre" lirihnya.
Mataku membulat, aku mematung tak percaya apa yang aku dengar, air mata mulai menutupi pengelihatanku.
"Ayahmu memintamu untuk pulang, dan ini juga hari terakhirmu disekolah ini gre"
"maksud om roby?" kataku lirih, tak terasa air mataku sudah mengalir.
"Lebih baik kamu mempersiapkan kepulanganmu, nanti semuanya ayah kamu yang jelaskan"
"Baik om" kataku dan meninggalkan ruang Kepala Sekolah.
Saat ku menutup pintu ruangan tersebut air mataku mengalir, aku tak menyangka ayah sakit, dan kondisinya sudah parah, aku tak pernah tau ayah sakit apa, selama aku pulang saat liburan ayah terlihat sangat sehat dan ceria. Tiba-tiba aku merasakan seseorang memeluku dan ternya itu adalah Miss Sophie, aku pun menangis dipelukannya.
"Its okay to be sad baby, gunakan waktumu bersama ayahmu dengan baik" ucap Miss Sophie, aku hanya mengangguk dipelukannya, kamipun berjalan menuju ruang kelasku untuk berpamitan untuk terakhir kalinya, saat sampai kelas guru bahasa jerman kami Frau Tiffany bertanya dan Miss Sophie menjelaskannya untukku.
"Ayah Gracia jatuh sakit, dan ini hari terakhir Gracia disekolah kita" ucap Miss Sophie.
Seluruh siswi kelasku langsung berlari memelukku dan mengucapkan kata perpisahan, tapi hanya sahabatku Anin yang menangis, dia memelukku sangat erat.
"geee, hiks hiks, jangan tinggalin aku gee"
"Ayah aku sakit nin, aku harus pulang nemenin dia nin" kataku sambil membalas pelukannya.
"Jangan lupain aku ya ge, janji ya kita bakal ketemu lagi"
"Pasti nin, aku gabakal lupain kamu, kamu udah nemenin aku saat aku sedih dan senang" ucapku.
Setelah selesai mengucapkan salam perpisahan Miss Sophie meminta ijin kepada Frau Tiffany agar Anin membantuku mempersiapkan kepulanganku. Jujur aku merasakan sedih meninggalkan sekolah ini dan temen-teman serta guruku, tapi aku juga sangat rindu pada ayahku.
Saat kami sampai didepan kamar kami disana sudah ada Ka Melody yang menunggu kami, saat dia melihatku dia langsung memeluku.
"Gracia sayang, jangan lupa sama kaka ya" katanya sambil memelukku.
"Iya Ka Melody, kapan-kapan main ya kerumah aku"
"Iya sayang, pasti kaka main kerumah kamu"
Kamipun mulai merapihkan semua barangku kedalam koper dan tas, memang cukup banyak barangku karena aku sudah masuk asrama ini sejak aku SMP. Setelah selesai akupun berjalan menuju gerbang depan sekolah ini, sekolah yang sudah 6 tahun kutempati, begitu banyak memori dan orang2 yang sangat berarti untukku, aku takkan melupakannya.
"Sudah siap Gracia?" tanya Om Roby
"Sudah om" jawabku
Selama perjalanan aku hanya tertidur karena terlalu lelah menangis, perjalanan Bandung-Jakarta pun aku lewati dialam mimpi.
"Gre, bangun gre, kita sudah sampai" Om Roby membangunkanku, saat aku membuka mata, terlihat langit sudah berubah menjadi senja. Tanpa membuang waktu aku langsung berlari menuju kamar ayahku, saatku buka pintunya betapa sakit hatiku melihat dia yang biasanya semangat, ceria, dan kuat kini sedang tidur tak berdaya dengan alat bantu untuk menopang kehidupannya, akupun langsung berlari memeluknya.
"Ayah, kenapa ayah bisa begini?, ayah sakit apa?, hiks ayaaah kenapa gak cerita padaku kalo ayah menderita?" tangisku tak terbendung lagi, ayah yang mengurusiku dan membimbingku sendirian sejak aku berumur 5 tahun kini tak berdaya didepan mataku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shelter(girlxgirl)
Romance(+18)Kehidupan Shania Gracia berubah 180 derajat saat ayah yang sangat disayanginya meninggal dunia, kehidupan yang polos, lugu, dan innocent pun berubah saat dia bertemu dengan Shani Indira Natio.