Episode 2

40 2 1
                                    

Aku di ambang dilema dengan 2 bisikan yang berbeda. tubuh ini mulai bergetar, mata ini mulai bercucuran air mata dada ini merasa sesak rasanya tak sanggup lagi dengan berbagai ujian yang telah ku jalani semenjak aku kecil, sudah di caci banyak orang sudah di remehkan oleh banyak orang aku ingin semua ini berakhir sudahlah tekatku bulat aku akan tetap mengakhiri semuanya mungkin dengan cara seperti ini aku harus mengakhirinya "see...lamat tinggal se...semuanya(ucapku dengan bibir yang bergetar dan air mata yang bercucuran deras)" namun saat aku hendak menusukan pisau itu ke arah urat nadi ku, hati ku berdegup kencang lalu aku memandangi foto keluarga Ayah,ibu adik. seketika aku terdiam sambil ku pandangi foto itu dan teringatlah aku pada prinsip yang aku pegang teguh bahwa aku harus membungkam mulut orang-orang yang mencaci ku dengan cara membuktikan bahwa aku bisa sukses jauh lebih dari mereka. Dan ku lemparkan pisau itu ke arah meja rias ku dengan bergumam dalam hati "akan ku balas kalian dengan kesuksesan ku kelak". dan ku usap air mata ku, ku hibur diri ku dengan mendengarkan lagu dan menonton acara televisi yang menghibur karena hanya diri ku lah yang bisa menghibur hati ku sendiri kalau bukan aku yang mengerti diri ku siapa lagi yang mau mengerti aku.
Hampir 1 jam aku menghibur diri sampai tak sadar bahwa Ayah dan Ibu sudah ada di rumah. Ku buka pintu kamar ku dan ku keluar dari kamar untuk menemui mereka "ehh Ibu sudah pulang tumben pulangnya barengan sama Ayah?"
"iyaa mulai sekarang Ibu berangkat dan pulang kerja bareng Ayah mu saja (jawab Ibu sambil membuatkan minuman untuk Ayah)
"lohh kenapa Bu kok bareng Ayah jam kerja Ayah sama Ibu kan lebih dulu Ayah dari pada Ibu? (tanya ku terheran)" ibu lalu menatap ku dengan tatapan heran "bell mata kamu kenapa sembam habis nangis kamu? (tanya Ibu dengan nada keheranan) aku hanya terdiam tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut ku sambil memberikan senyuman palsu dari bibir ku ini. aku tidak ingin Ibu tau bahwa aku hampir saja melakukan kebodohan untuk mengakhiri hidup, aku tidak ingin menambah beban Ayah dan Ibu. "nggak papa kok Bu, ini loh tadi habis lihat film di DVD terharu kebawa suasana (jawabku menenangkan Ibu) lalu Ibu menatapku dengan sinis sambil duduk mengistirahatkan badannya " kamu nih nonton film sampai lupa waktu, sampai lupa bikin minum buat Ayah dan Ibu mu? Ayah & Ibu ini sudah lelah pulang kerja masak iya harus membuat minum sendiri..... Ehh kamu ini perempuan kamu kelak akan jadi istri kamu harus belajar melayani suamimu dengan baik". aku hanya terdiam menahan kekesalan atas ucapan Ibu, apa dia tidak tau jika anaknya ini lelah pulang sekolah " iya....iya dehh maaf habis Bella tuhh capek sekolah padat pelajaran Bella ini udah kelas 3 jadi ketat pemblajaranya mah (ucap ku pada Ibu sambil menikmati gorengan yang di bawa oleh Ibu)'. alahh kamu in selalu alasan kalau di kasih tau hal kaya gini" (jawab Ibu sedikit kesal)" aku meminum air putih sambil terus menikmati gorengan "lagian ya Bu, Bella ini masih 17 tahun masih jauh lah buat memikirkan untuk jadi istri yang baik"
"hadehh....kamu ini keras kepala ya sudahlah malam ini Ibu tidak masak kita beli makanan di luar saja Ibu lelah sekali. nanti kamu pijitin Ibu ya Bell ( ucap Ibu sambil bergegas ke kamar)
"tapi sebentar aja ya Bu, Bella banyak tugas nih....(jawab ku)". Setelah aku memijat Ibu ku aku bergegas menuju kamar ku untuk belajar yahh memang aku bukan siswa yang pandai banget tapi setidaknya aku rajin selalu mengumpulkan tugas tepat waktu bahkan aku mengerjakan tugas hingga larut malam bahkan menuju pagi karena aku belajar sendiri tanpa ada teman yang di ajak sharing soal mapel teman-teman ku cenderung suka berkelompok alias ngegeng dan pilih-pilih teman aku selalu mengerjakan sendiri semua tugas ku bahkan tugas kelompok teman-teman ku tidak ada yang ingin 1 kelompok dengan ku hingga sering aku kerjakan sendiri tugas kelompoknya sendirian lumayanlah dapet nilai mandiri lebih tinggi dari nilai klompok.
Keesokan harinya aku tiba di sekolah. aku mulai melangkahkan kaki ku dengan perlahan menuju ke kelas apa lagi nih yang bakal aku hadapi cemoohan apa lagi yang akan aku dapat dari teman-teman sekelas ku ? Aku heran teman-teman kelas lain tidak pernah membuliy aku tapi mengapa teman sekelas ku mengucilkan aku? Sudah jadi makanan sehari-hari ku di kelas. "hadehh males deh kalau ada dia ke sekolah kok bedak nya putih pake bedak berapa kilo (ucap salah satu teman dengan nada sindiran pedas dan di ikuti tawa teman-teman yang ada di kelas) iya benar sekali dugaan ku aku di buliy padahal aku nggak pakai bedak aku hanya pakai perawatan cream pemutih, menjengkelkan sekali rasanya pengen ngelawan "eh aku itu nggak pakai bedak aku pake cream wajah (ucapku sambil menghela nafas) lalu aku di tertawakan dan di cemooh "eh bell kamu itu nggak usah ngeles deh dasar tukang ngeles cari muka , sok paling bisa aja itu yang sering aku dengar dari teman-teman ku dan hal itu yang menurunkan rasa percaya diriku, mengecilkan hati ku dan membuat ku takut untuk membaur dengan teman-teman yang lain itu yang membentuk karakter ku menjadi introfet sampai saat ini.
Singkat cerita lomba mading kelas dan lomba kebersihan kelas telah usai namun setelah acara lomba mading selesai masih ada perlombaan futsal antar kelas, sungguh aku tidak tertarik menonton pertandingan semacam itu dan aku memutuskan untuk bersantai di dalam kelas sambil bermain games yang ada di phonsel ku. beberapa menit kemudian 2 orang teman sekelas ku Anton dan Dian masuk di dalam kelas "eh bell kamu ngapain di kelas keluar gih yang lain aja di luar (ucap Anton) sejurus kemudoan Dian menghampiri ku dan berkata " kalau nggak mau di luar mendingan kamu bersihin kelas deh kotor banget tuh banyak sampah (sambil menunjuk arah lantai yang kotor)
"tapi kan aku tadi udah ngebersihin pas lomba mading ( balas ku penuh heran)
"iyaa nyatanya masih kotor nih lihat sampah banyak banget bersihin semua ya (dengan nada ketus)
t

HIJRAH FISABILILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang