3 AWAL PERKENALAN

10 2 0
                                    


Gadis ini menangis tersedu-sedu dipelukan Jeffri. Sedikit demi sedikit Jeffri memberikan sentuhan lembut dirambut si gadis ini.

"kalo mau cerita, cerita aja gue siap jadi pendengar yang baik kok buat elo." Ucap Jeffri sambil menenangkan sang gadis.

Setelah dirasa cukup puas sang gadis bercerita "gue udah salah prasangka ternyata sama elo. Gue kira lo orangnya sulit nyatanya lo baik banget sama gue."

"kalo gitu kenalin gue Jeffri, gue tau pasti lo udah bosen denger nama gue disebut, tapi sampai saat ini gue ga tau nama lo. Apa boleh sekarang waktunya kita berkenalan?" tanya Jeffri dengan hati-hati takutnya menyinggung lagi karena si gadis sedang dalam keadaan tidak stabil.

"Gue Illona Louisa, anak-anak sih biasanya panggil gue Illona tapi terserah lo aja mau manggil ap ague sih fine-fine ajah asal bermutu." Sambil mengulurkan tangannya Illona memperkenalkan diri dan disambut hangat oleh Jeffri.

"akhirnya setelah berapa minggu y ague nyari-nyari nama lo akhirnya keluar sendiri malahan Namanya dari mulut lo."

"lebay lu, baru juga seminggu kayaknya."

"lo adek kelas gue, apa anak pindahan?"

"gue adek kelas lo KAKAK Jeffri." Ucap Illona sambil menekan kata kakak.

"hm, oke mulai sekarang gue panggil lo dengan nama lona dan jangan panggil gue kakak, panggil nama aja napa dah." Jelas Jeffri

"Ogah gue panggil nama lo doang, bisa habis dimakan fans lo kalo gue bersikap semau gue ke lo."

" yo dah terserah lo aja. Btw lo mau balik ngga? Gue anter deh ga baik cewek pulang malem sendirian lagi."

Mendengar ucapan Jeffri, Lona terdiam karena dia masih terngiang dengan perkara yang terajadi dirumahnya. Dia masih enggan untuk menginjakkan kaki dirumahnya. Tetapi mana mungkin dia tidur dipinggir jalan dalam keadaan seperti ini. Memang mungkin satu-satunya jalan hanya kembali kerumahnya dan sejenak melupakan masa kelam itu. Illona akhirnya memutuskan untuk naik ke motor Jeffri dan berucap "yaudh, yok gece ya bang."ucap Lona serasa menyuruh tukang ojek online untuk mengantarkannya pulang.

"rumah lo dimana nih gue ngga ngerti, malah elo asal naek ke motor gue aja." Ucap Jeffri dengan nada kesal yang dibuar-buat.

"Jln. Permata 3 no 13 nanti ada pager cokelat, kalo keliatan puji tuhan kalo engga pokoknya rumah gue ujung sendiri." Jelas Lona dengan guyonannya.

Diperjalanan Lona dan Jeffri sama-sama hanyut dalam ketengan tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya ada sedikit suara kendaraan dan ditemani dinginnya angin ibu kota yang mulai terasa. Memang keduanya baru saling menengal bahkan baru sejenak semua pemikiran Lona tentang Jeffri seketika berubah 180° yang awalnya benci Lona sedikit membuka untuk menjalin pertemanan dengan Jeffri.

"sudah sampai tuan puteri." Ucap Jeffri dan seketika membuyarkan lamunan Illona. "pasti mikiran gue ya lo, ngaku aja deh, nyaman kan gue bonceng gitu aja dulu ogah-ogahan tiap ketemu gue."

"idih najis."

"bagi id dong, masa cuman tau namanya doang kan ga asik." Ucap Jeffri sambil nyengir.

"illonalo titik huruf kecil semua." Ucapnya dengan cepat.

"anje, kurang cepet tuh mulut lo ngomong, sekalian aja ga usah nyebutin."

" bomat, gue mau masuk. Bye tiati ya and thankyou kang ojek." Sambil menutup pagarnya Lona meninggalkan

"sialan lo, sweet dream." Gumam Jeffri pelan bahkan hanya terdengar oleh hatinya mungkin karena sangat pelan ucapan Jeffri agar tak terdengar oleh Illona.

Pagi telah menyambut dengan sinar mentarinya yang mulai masuk ke kamar dengan samar-samar karena jendela pemilik kamar belom terbuka sepenuhnya membuat sang pemilik kamar merasa terganggu karena sinarnya mulai masuk secara perlahan dan membuat tak nyaman untuk melanjutkan tidurnya yang dirasa kurang puas karena sang pemilik kamar baru memejamkan mata pukul 4 dini hari. Setelah mengantarkan pulang sang gadis yang sekarang ia sudah ketahui namanya bahkan bukan hanya namanya yang ia ketahui tapi dari rahasianya, id, hingga alamat ia sudah mengetahuinya. Jeffri merasa sangat gembira akan hal itu hingga ia terus-terusan memikirkannya ditemani dengan suara yang bising yang keluar dari mulut temannya yang tidak tau malunya selalu menginap dirumahnya dengan alas an bosan dan tidak ada teman bermain untuk keluar rumah.

Jeffri mulai membuka matanya dan mencari benda yang biasa kita sebut gadget yang berada di nakas samping tempat tidurnya dan mencari applikasi chatting dan dia mulai mencari nama seseorang yang tadi sudah dia invite untuk menjadi teman chatnya.

jeffriderm_ : pagii gadis kecil yang suka kelayapan malem.

jeffriderm_ : jangan lupa addback, ga addback gue buntutin lo.

illonalo. : gnggu aj, mls beut addback l

Gayanya gamau addback nyatanya juga udah di addback. Kenapa ya cewe gengsi banget dah kalo masalah beginian. Karena tidak mau larut dalam pemikiran yang ga terlalu penting ini Jeffri memutuskan untuk mandi dan setelah itu dia memutuskan untuk pergi. Mungkin menemui gadis kecil itu.

Jeffri mengeluarkan motornya dan men-lap motor tersebut. Setelah semua terlihat perfect Jeffri mengendarai motornya membelah jalanan ibukota yang seperti biasa ramai dan penuh. Entah apa yang membawa Jeffri tiba-tiba dia sampai dirumah Lona gadis yang dini hari tadi dia antar.

jeffriderm_ : mn l

illonalo. : rumah, np?

jeffriderm_ : keluar

illonalo. : ha?

jeffriderm_ : gw didpn.

Buru-buru Lona turun dari kamarnya menuju depan dan melihat sang manusia jutek bin dingin sudaha bertengger dimotor kesayangannya dan berhenti tepat didepan pager rumahnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Lona dengan nafas terengah-engah karena dia panik belom mandi dan langsung lari kebawah.

"macul, ya menurut lo ngapain klo kesini." Dengan nada setengah jengkel dengan pertanyaan bodoh yang dilontarkan Lona.

"masuk aja dulu, gue mau mandi sama siap-siap." Ajak Lona.

Akhirnya Jeffri menanti Lona dengan bermain game digadgetnya. Kira-kira setelah setengah jam menanti akhirnya Lona turun juga dan langsung mengejutkan Jeff. "mau kemana emang?" tanya Lona.

"udah ikut aja yang penting lo bakal suka deh."

Lona hanya menurut saja dan langsung naik ke motor.

"sepi amat dah kayak hati gue." Ucap Jeff sambil memecah keheningan.

"lu ga liat nih rame banget nih jalanan, ini alasan kenapa gue ogah keluar rumah bikin dongkol aja."

"lucu" gumam Jeffri

"ha lo ngomong apaan? Gadenger woi."

Jeffri tidak menyahut ucapan yang barusan Lona lontarkan akhirnya mereka lanjut lagi larut dalam ketenangan dan sampai di tempat tujuan.

Gila ini bagus banget Jef gue suka. Itu ucapan Lona dengan gembira dan wajah berseri-seri yang membuat Jeff mengukirkan senyum.

"jangan sedih-sedih lagi."

"engga akan, gue pastiin deh."

Mereka saling menautkan jari untuk janji yang mereka buat. Lona berharap Jeffri akan menjadi pengobat lara ini dan Jeffri berharap Lonalah orang yang tepat. 

JEFFRILLONAWhere stories live. Discover now