Senandung Nyanyian

48 22 1
                                    

Bukannya ku benci pada perpisahan, aku hanya tidak suka akan adanya tangisan
Nia.Sftr_

Mobil keluarga Nia berhenti di depan rumah yang berarsitektur sangat bagus, dominan dengan ukiran kayu yang sangat indah. Halamannya pun begitu luas, terdapat kolam dan juga taman.

Mama Nia membangunkan Nia yang
terlelap karena sudah sampai tujuan. Nia sangat terkejut kala turun dari mobil melihat rumah yang akan dia tinggali.

"Masya allah, mah pah ini rumah kita? Indah banget... alhamdulillah," ucap Nia
penuh rasa syukur.

"Iyah sayang, alhamdulillah," ujar Sintya.

"Oh ya sayang, di dalam ada perpustakaan mininya lohh ada bukunya juga suka kan? Nanti juga ada taman kesukaan kamu," ucap Panji.

"Beneran pah? Wahhh makasih yah pah mah." Nia memeluk kedua orang tuanya, dan dikecuplah kening Nia oleh mama dan papanya.

"Mah pah, masuk yuk! Capek nihh...." rengek Nia.

"Yaudah ayok!, bi tolong beresin barang-barangnya yah," ucap Panji kepada
pembantu yang memang sudah ada di sana.

Nia pun melangkahkan kaki ke kamarnya, dia sangat suka desain rumah terutama kamarnya. Terlebih lagi ada perpustakaan mini di samping kamarnya dan bisa masuk dari dalam kamarnya.

Dibalik kebahagiaan yang dia rasakan, ada terselip kerinduan yang tak tersampaikan. Nia mecharger handphonenya dan langsung berbaring di kasur, dia menatap kosong langit-langit rumah yang ternyata terukir nama Nia.

"Ohya, mau beli buku dimana ya? Kan belum tahu daerah sekitar sini?," gumam Nia kebingungan. Tiba-tiba mama masuk,---

"Hey sayang, kenapa kok kaya lagi bingung gitu hemm?" Sintya menyentil hidung Nia.

"Ih mama... sakit tau... mah, besok berangkat sekolah di sekolah baru lah kan bukunya kurang mah, tapi belinya dimana mah kan belum tahu daerah sini?," tanya Nia.

"Udah tenang aja, nanti mama yang anter sambil kita jalan-jalan ke mall." Sintya memberi solusi.

"Ok deh mah, nanti malam ya mah," sahut Nia.

"Ok, yaudah kamu mandi dulu gih, udah sore nanti malam kita jalan-jalan ok,"ucap Sintya.

"Siap komandan!" Nia hormat seperti saat upacara.

***

Nia pun bergegas menuju kamar mandi dan mulaj membersihkan diri, dia sedang haid jadi dia tidak melaksanakan sholat ashar.

Setelah mandi, Nia duduk termenung di meja belajarnya. Dikeluarkannya dua frame yang berisi potret bersama sahabat-sahabatnya dan yang satu adalah potret dirinya dengan Zacky.

Kedua potret tersebut diletakkan di sudut meja, dipandanginya kedua potret itu entah apa yang ada di benaknya.

"Tatapan mata itu tidak akan pernah gue temuin lagi," keluh Nia melihat potret Zacky.

Nia pun mengambil handphonenya bermaksud untuk memberi kabar bahwa dia sudah sampai, dia menelepon via WA.

"Hallo, Assalamualaikum Nia," ucap Zacky dari seberang.

Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang