[04]

625 58 4
                                    

Jika saja hari ini tidak ada ulangan,Ara ingin sekali bolos sekolah.

Tapi kali ini dia tidak akan pernah bisa bolos sepertinya,

karena mulai dari hari ini Abangnya lah yang akan mengantar dan menjemput dia sekolah,

Jika saja motor kesayangan Ara tidak rusak,mungkin sekarang dirinya sudah berada di atas motornya itu.

Naasnya,motor gadis itu harus di service terlebih dahulu sebelum bisa di pakai kembali.

Dan sekarang Ara hanya bisa menunggu Abangnya yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah,

tentunya dengan Ara.

Abangnya bernama Raivano Gathan Febrian,namun Ara lebih sering memanggilnya Vano.

Umur Vano hanya berjarak lima menit dengan Ara,oleh karena itu sekarang lelaki tersebut seangkatan dengan adiknya,

hanya sekolahnya saja yang berbeda,

kenapa?

karena Ara tidak ingin jika abangnya itu melihat dia di ejek ataupun di bully oleh Davin maupun yang lainnya,

lelaki itu sangatlah menyayangi Ara,bahkan saat gadis itu di bully pada waktu bersekolah di sekolah dasar,

kakaknya rela menjadi bahan cemoohan teman-teman sekolahnya demi menggantikan Ara.

"Abang!?,cepetan.nanti keburu sekolahnya bubar,kelamaan nungguin abang nyalon"Entah apa yang di lakukan kakaknya sedaritadi,namun Ara sudah lelah menunggu abangnya itu

"Bukan nyalon dek,abang tuh bikinin kamu bekel biar gak jajan sembarangan,nih"Ara tersenyum seraya mengambil makanan yang di sodorkan abangnya itu

"Makasih abang sayang,nanti Ara makan kok,janji"Ucap Ara.gadis itu mengacungkan jari kelingkingnya pertanda dia berjanji pada lelaki dihadapannya itu

Abangnya itu hanya tersenyum,

rasanya baru kemarin gadis kecilnya itu duduk di bangku kanak-kanak.

Namun setelahnya Vano tersenyum sendu melihat adiknya itu,membayangkan betapa sengsaranya Ara jika di sekolah.

Lelaki itu mengusak kepala adiknya dengan penuh kasih sayang,

memberikan semangat secara tidak langsung.

"Ara besok-besok coba deh pake skincare,biar kulit wajah Ara sehat."Ara menggeleng menolak saran abangnya itu

"Ara juga sebenernya pengen cantik bang,cuma males aja"Gadis itu menampilkan ekspresi cemberutnya,

Vano hanya tersenyum kecil,kemudian mengecup kening Ara singkat

"Yaudah,terserah Ara aja."

***

Setelah sekolahnya tinggal berjarak tiga puluh meter,Ara menepuk pundak Vano agar berhenti.
otomatis lelaki itu menghentikan motornya dan menoleh ke belakang

"Kenapa berenti disini?,sekolah kamu kan di depan Ra."Ara turun dari motor abangnya dan memberikan helm yang di pakainya kepada lelaki itu

"Disini aja kak,takutnya kakak nanti di liatin temen-temen sekolah"Jawab Ara,sedangkan Vano hanya menyernyitkan alisnya,setelah itu tersenyum

"Udah gakpapa,abang bangga kok punya adik yang apa adanya kayak kamu,jadi jangan khawatir.kalo ada yang bully Ara bilangin ke abang biar abang yang nanganin"Ara memutar bola matanya malas

"Abang sih,kenapa ganteng coba?,entar cabe-cabean sekolah Ara pada gatel"Vano hanya terkekeh geli

"Iya tau abang ganteng,jadi jangan kek mau ngebunuh gitu dong liatinnya"

"Nyenyenyenye!,udah mending Gasskeun ka sakola"

Ara mengambil helm yang ada di tangan abangnya setelah itu kembali menaiki motor dan membiarkan Vano mengantarnya sampai di depan sekolah.

setelah sampai di gerbang,memang semua murid memperhatikan gadis itu dan lelaki yang sedang bersamanya.

"Sekolah yang bener ya Ra,jangan bolos mulu."Ucap Vano seraya mengusak rambut adik kecilnya itu

yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum dan mengangguk,

"Iya bang,abang juga jangan tebar pesona mulu.entar banyak yang suka"Melihat adik kecilnya kembali memasang wajah cemberut,Vano langsung saja mengecup pipi adiknya itu dan langsung memakai helm setelah itu pergi menggunakan motornya dari hadapan Ara yang tengah mematung

Satu detik kemudian,Ara tersadar atas perbuatan yang dilakukan Abangnya itu.

"ABANGSAT.kalo bukan abang pasti gue melting dari tadi nih"Setelah mencerna kejadian yang tak terduga itu,

Ara melanjutkan kembali tujuan awalnya,-bersekolah tentunya.

Namun,saat dia sudah berada di depan kelas,entah kenapa pintunya sudah tertutup.

padahal biasanya jika belum ada orang pintu tersebut akan terbuka,

Ara hanya menggendikan bahunya tidak peduli dan menarik knop pintu tersebut secara perlahan.

Saat pintu sudah terbuka dan dirinya melangkah ke dalam kelas,tiba-tiba Air yang berisi ember diatas pintu terjatuh,

membuat tubuh Ara yang tadinya kering berubah menjadi basah kuyup.

Apalagi saat dia memcium bau air yang telah mengguyurnya,-bau air bekas mengepel lantai.

Ara melihat sekelilingnya,ternyata sudah banyak teman sekelasnya yang datang,ekspresi mereka seperti menahan tawa melihat gadis di hadapannya basah kuyup.

Ara jadi berpikir,bahwa si lelaki brengseklah yang melakukan semua ini.

Tapi dugaannya salah lagi yang melakukan ini adalah orang yang sudah membuat motor gadis itu masuk bengkel,

siapa lagi kalo bukan Safhara Angelina,sang penguasa kedua setelah Davin.

Dia menyukai Davin,oleh karena itu dia juga membenci Ara yang notabene nya selalu berdekatan dengannya.

Angel menatap Ara dari atas kepala sampai ke bawah,

tersenyum remeh.

"Lo cewe kan?,ternyata ada ya cewe se kucel lo di sekolah elite ini"Ara hanya tersenyum sinis menanggapi celotehan tidak penting yang dilontarkan gadis di hadapannya itu

"Lu juga cewe kan?,ternyata ada ya cewe yang pake bedaknya kek kesetanan di sekolah elite ini."Salah satu kelebihan Ara,membalikan fakta dari lawannya

Angel menatap gadis yang sudah basah kuyup itu emosi,

"Lo berani sama gue?,lo pikir Davin suka sama lo?,cih mimpi"Sepertinya gadis dihadapan Ara it tidak pandai berbicara,sehingga Ara yang merasa ada celah untuk membalikan fakta hanya tersenyum

"Gue berani sama lo,karna lo bukan tuhan.emang lo juga udah yakin Davin suka sama cabe kayak lo?hm?,"Angel mengangkat tangannya bersiap menampar Ara.

Namun,sebelum tangan gadis itu mengenai pipi Ara,seseorang sudah terlebih dahulu mencekalnya.

"berani sentuh dia seujung jari aja,hidup lo bakal gue bikin sengsara"

×××

MALES CANTIK[ON GOING⚠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang