[09]

544 54 4
                                    

Kemarin,sepulang sekolah Davin menyeret Ara ke rumahnya,bukan sebagai tamu melainkan sebagai babu.bahkan dengan teganya lelaki itu menyuruh Ara membersihkan setiap inci rumah yang luasnya bukan main.

Yang paling membuat kesal adalah,pagi ini di gerbang sekolah Ara bertemu Davin yang langsung melempar tas di depan wajahnya.

"Woy bangsat!!,lo gak punya tangan apa gimana?masa bawa tas sendiri aja gak bisa"Lelaki yang berjalan di depan gadis berambut sebahu itu membalikan tubuhnya agar menghadap gadis itu

"Lo itu udah bagus gue kasih waktu bebas kemaren!,jadi jangan ngeluh kalo mulai hari ini sampe bulan depan lo resmi jadi kacung gue,ngerti?"Tanya Davin setelah menjelaskan panjang lebar tentang kesepakatan mereka

"Nye nye nye nye!!"Sedangkan Ara hanya meledek sambil memasang wajah menyebalkan

"Wah!,gatau diri banget ya lu jadi babu!,pokoknya istirahat nanti lo harus bawain makanan ke kelas gue,kalo enggak lo gue tuntut atas tuduhan pencemaran nama baik,Dah! "Ucap Davin merebut tas yang ada di tangan Ara,setelah itu melengos pergi meninggalkan Ara yang sudah tersenyum miring memikirkan niat jahat yang ada di pikirannya

Gadis itu menatap kepergian Davin sambil menyilangkan tangan di dada"Oke,kita liat aja siapa yang menderita,babunya atau majikannya?"setelah bermonolog,gadis itu langsung berjalan memasuki kelasnya

namun,saat gadis itu memasuki kelas,semua teman-teman sekelasnya menatap Ara seakan-akan gadis itu adalah makhluk yang paling menjijikan di dunia.

memang cukup sering warga sekolah menatapnya dengan tatapan sinis,tapi kali ini ada yang berbeda,ada rasa iri yang tersirat dari tatapan mereka.

Ara menatap teman-temannya sambil mengerutkan dahi,memikirkan alasan apa yang membuat teman-temannya menatap iri seperti itu.

"YANG BERANI LIATIN GUE,GUE SUMPAHIN JELEK KAYAK GUE!!"Sumpah Ara dengan suara selantang mungkin,dan semua siswa-siswi yang sebelumnya menatap Ara dengan tajam dengan sekejap memalingkan wajahnya

Ara merasa bangga dengan sumpah-serapah manjur yang ia lontarkan,setelahnya gadis itu duduk di kursinya dengan santai,tanpa khawatir lagi ditatap oleh teman-temannya.

Kegiatan belajar mengajar di kelas Ara berjalan dengan lancar,bahkan terasa begitu cepat.

Ara sebenarnya ingin sekali berlama-lama untuk belajar di kelas daripada istirahat dan bertemu lelaki 'Bangsat' yang mulai hari ini akan menjadi majikannya.

"Gua bego banget ya,bisa nerima kesepakatan goblok itu"gumamnya seraya menyiapkan alat tulis yang akan ia pakai saat jam pertama,

Selama pelajaran berlangsung,Ara tidak bisa fokus sama sekali dengan apa yang di jelaskan gurunya di depan kelas.

Gadis itu malah mengigit kuku jarinya cemas,
dan memasang raut wajah gelisah,pasalnya tadi saat wali kelasnya memulai pelajaran dia mendapatkan notifikasi pesan dari Reyvan,

LINE|Van_R

Van_R

Ra entar ke kantin bareng,
ga ada penolakan.08.01
Read

Jika mempertanyakan bagaimana perasaan Ara setelah mendapatkan pesan itu,tentunya dan pastinya saat ini Ara sungguh bahkan sangat merasa senang diajak menghabiskan istirahat bersama orang yang di sukainya,tapi semuanya tidak akan sesuai ekspektasi sepertinya,

Mengingat Davin yang sudah resmi menjadi majikan yang tidak mungkin diam jika melihat Ara dan Rey,pasti lelaki itu akan mengolok-ngoloknya.

"Semoga bel istirahatnya rusak,biar gak istirahat sekalian,Amin"

BURN IT UP!! BURN IT UP!! YEAH!!

Ara menendang meja dengan kesal,hingga teman sebangkunya menatap bingung terhadap perilaku temannya yang memang aneh itu.

"Lo kenapa,Ra?"Ara melihat temannya sekilas lalu kembali menatap ke arah depan dengan wajah murung,

"Gapapa,doain ya semoga gak kejadian apa-apa"Jawab Ara,setelahnya pergi keluar kelas,namun sesaat setelah berhasil keluar dari kelas,gadis itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke sebrang lapangan yang menampilkan sosok Reyvan dengan seragam rapinya,dan jangan lupakan senyuman manisnya,lelaki itu melambaikan tangannya pada Ara

Baru saja Ara ingin membalas lambaian tangan Reyvan,namun sebuah teriakan menghentikan niatnya,

"WOY BABU!!"Ara menoleh ke arah suara tersebut,dan ternyata beberapa meter di arah kiri koridor kelasnya terlihat Davin dengan tampang urakan namun tampan sedang menyeringai,

Sedangkan Ara saat ini sudah tegang,membayangkan mereka dipertemukan dan Davin sialan itu pasti akan menganggu lelaki yang di sukainya,tapi sepertinya tidak ada cara yang bisa mengagalkan pertemuan mereka,jadi gadis itu hanya pasrah dan tersenyum ke arah Reyvan yang berlari kecil,dan menatap sengit Davin yang berjalan santai ke arahnya.

"Kamu ngapain bengong,Ara?"Ara tersadar dari lamunan,dan segera tersenyum saat mengetahui Reyvanlah yang pertama menghampirinya,setidaknya moodnya tidak akan down beberapa saat,

"Lo abis dari perpustakaan?"Reyvan mengangguk,

"Yuk,kekantin"Ajak lelaki itu,dengan menggenggam tangan Ara erat,namun baru saja mereka melangkah,kerah belakang seragam Ara sudah ditarik ke belakan yang otomatis membuat genggamannya terlepas,

"Ini bukan waktunya pacaran babi!,"Ara mendelik tak suka saat mengetahui yang menghancurkan moodnya adalah Davin,

"Ish.Libur sehari lagi boleh lah ya,Vin?"Ara memesang wajah memohon agar acara makan siangnya bersama Rey tidak batal,

namun reaksi Davin sangatlah datar,lelaki itu menatap Rey yang sedang memperhatikan dirinya dan Ara,lalu setelah beberapa detik lelaki itu berdecih tanpa alasan,diikuti dengan tatapan tidak sukanya.

"Berani juga lo sekolah disini,Pembunuh."Sarkas Davin yang menatap Reyvan dengan tatapan datar,bahkan rahangnya sampai mengeras,

Ara menatap bingung reaksi Davin yang terkesan marah setelah melihat Rey,gadis itu lalu menoleh ke arah Reyvan untuk melihat ekspresi dari lelaki tersebut,

Dan reaksi yang di berikan Reyvan bukanlah terkejut atau kesal,melainkan sama datarnya seperti Davin,dan terlihat tenang.

"Lo bego apa gimana Vin?,lo yang ninggalin dia sendiri,dan pura-pura gak peduli,terus sekarang lo nyalahin gue?"Ara terkejut saat mendengar Reyvan yang mengubah gaya bicaranya,

Bug

Davin memukul Reyvan tepat di pipi,mengakibatkan bibir lelaki itu sedikit tergores dan berdarah,namun tidak membalasnya,dan tetap berusaha memasang wajah setenang mungkin.

"LO BRENGSEK REY!!,Dia itu cinta sama lo bahkan rela nungguin lo di bawah ujan sampe sakit demi ketemu lo,tapi apa?lo bahkan ga senyum sama sekali waktu dia nyapa lo,Pembunuh"

Reyvan terkekeh kecil,lalu mengusap darah yang ada di lukanya sambil tersenyum meremehkan,

"Dia aja yang bego,ngejar-ngejar cowo kayak gue bener gak?"

×××

MALES CANTIK[ON GOING⚠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang