Gue bawa Ustad itu, maksudnya Iku, Kelas yang ada di lantai 2.
Mungkin karena dia murid baru, jadi dia gak pake baju kebangsaan anak STM sini.
Di Kelas gue, anak cewek nya cuman ada dua, dan itu juga gayaknya kek anak laki.
Reaksi temen sekelas gue begitu ngeliat si Iku, reaksinya sama kek gue; kaget yang entah menentu rupa dan raga.
Mereka pada soak, ngeliat Ustad masuk STM. Tapi para wanita kami tidak sejalan dengan kami para lelaki, karena mereka memasang ekspresi kek liat Idol. Terus, rebutan kepengen sebangku sama si Iku.
Emh sialan lo pada! Kalo sama kita aja, ogah-ogahan..
Tapi si Iku malah milih bangku paling depan. Bangku yang kagak ada isinya, dan para cewek-cewek yang tadi pengen satu bangku, mundur perlahan sambil melambaikan tangan.
Mampus lu!
Nah ini yang sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Di STM, bangku barisan pertama selalu menjadi tempat paling angker. Jadi jarang ada orang yang mau duduk di bangku angker itu. Kalian juga pasti udah tau asal muasal alasan tentang bangku angker itu.
Yap, bagi gue sebagai cowok tangguh, bangku angker itu, tempat yang gak cocok untuk dijadikan bertapa.
Sudahlah kita gak perlu lagi membahas tentang bangku angker, kalian juga pasti udah taulah.
Gue duduk di bangku belakang, pojokan. Tempat terococok untuk bertapa.
Kalo gue duduk sendirian. Itu karena di STM murid di kelas tidak sebanyak murid SMA pada umumnya. Karena kebanyakan anak STM kelasnya pindah ke Kantin. Jadi kalian akan menemukan kelas sepi kek kuburan di lingkungan STM. Dan gue mengambil jurusan otomotif motor, biar bisa benerin motor yang rusak, sekalian benerin hati kamu yang rusak, nanti Abang tambalin dengan cinta yang berlimpah. (Huekk)
Nah ini, jika kalian ingin mendapatkan suasana belajar yang damai dan tentran, di STM 'lah tempatnya, karena siswanya pada sibuk tidur.
Dan kali ini kelas terasa hangat, mungkin karena kedatang Ustad alias Iku, yang setiap saat selalu menjawab pertanyaan dari Guru. Kalo kita boro-boro bisa jawab, dengerin omongannya juga kagak.
Dan akhirnya kelas selesai, waktunya istirahat.
Gue pergi bersama anggota geng coni, yang terdiri dari 3 orang yang dari kelas yang sama dengan gue, dan sisanya di kelas lain, antara lain, Kaka kelas, adik kelas, dan temen seangkatan, jadi totalnya sekitar ada 6 orang.
Gue merangkul kedua temen gue, dengan canda tawa yang menghiasi perjalanan kita, tapi tiba-tiba ada orang yang manggil gue.
"Ki"
Gue melihat kebelakang dan ternyata si Iku yang manggil gue.
"Apa?"
"Boleh ikut ke Kantin, sata kurang tau jalannya"
Kita bertiga saling memandang, lalu mengangguk setuju.
"Boleh"
Dia mengikuti dari belakang dengan langkah yang santai.
"Ki," Bisik temen gue yang bernama Bono.
"Oy"
"Nemu dari mana tuh orang?"
"Surga"
Dan kita bertiga tiba-tiba ketawa, padahal gak ada yang lucu.
Setelahnya kita sampai di Kantin, di sana sudaha ada anggota geng Coni lainnya. Mereka lagi nunggu kita bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja Kita S1-2&3 TAMAT]✔
Teen Fiction***SISANYA BUAT GUE PRIBADI (5 September 2019-)