"Bang!!!! " teriak Zai adik bungsunya saat ini mereka sedang berada dirumah dan sedang berkumpul bersama.
" ada apa? " tanya Afan dengan terpaksa ia duduk dan menatap adiknya itu.
"Zai dapat ini dikamar Kak Marvel" Zai menyerahkan sebuah majalah dewasa dihadapan Afan dengan cepat Afan mengambilnya " Ga bole liat! " ucap Afan cepat kepada adik bungsunya itu.
"Ga kok" ucap Zai santai. Zai melihat abangnya berdiri dan langsung meninggalkan nya sendiri diruang tengah Zai yang penasaran langsung mengikuti Abangnya."Marvel!!! " teriakan Afan mampu membuat Marvel kaget dan menjatuhkan sendok yang berisik susu ditatapnya Adik bungsunya dan Afan bergantian.
"Sial! Majalah gue" batinnya saat tak sengaja melihat majalah itu berada di genggaman kakak nya.
"I-itu majalah kok bisa sama kak Afan?,pengen baca ya hehehe " ucapnya mencoba mencairkan suasana ditatap nya Zai dan Zai hanya tersenyum lebar.
"Kak afan tanya kenapa kamu membeli majalah ini, awas aja kalo kamu sampai...." ucapan Afan terhenti saat matanya tak sengaja melihat adik bungsunya berdiri disamping nya.
"Oke oke! marvel ngerti maksud kak Afan. Marvel beli itu karena penasaran udah itu aja kalo masalah ekhem... Itu enggak, oke jadi santai aja" ucap Marvel sambil membersihkan susu dan sendok yang sempat jatuh tadi."Kok pada ribut? " ucap Anna datang dan menghampiri mereka betiga.
"Eh mami, ga ada. Cuman lagi bikin susu aja kepengen Hehehe " ucap Marvel cepat setelah membersihkan kekacauan yang ia buat tadi.
"Kalo gitu sekalian buatin untuk mami, oh ya Afan sama Zai mau juga nak? " tanya Anna kepada Afan dan Zai yang berdiri tidak jauh darinya mereka menganggukkan kepalanya.
"Sekalian buatin kakak sama adik kamu, jangan lupa" dengan cepat Marvel menganggukkan kepalanya."Eh itu buku apa? " tanya Anna penasaran saat matanya tak sengaja melihat majalah itu.
"Itu, Mi... Anu itu buku, buku praktek olahraga" ucap Afan cepat dan menyembunyikan majalah itu dibelakang punggungnya menatap Anna (Maminya) was-was.Afan tak ingin jika Marvel dimarahkan oleh Papinya ia tau jika mereka sudah pada dewasa tapi sebagai orang tua pasti tidak ingin melihat anaknya melihat sesuatu yang dapat merusak bahkan meracuni pikiran anaknya dan apalagi Afan sekarang sudah menjadi guru olahraga.
"Aduh anak Mami makin pinter aja, sekarang udah jadi guru " ucap Anna menghampiri Afan dan mengacak-acak rambut anaknya itu.
"Tolong berhenti manjain bayi kambing,hehhe. Ni susu nya udah jadi " ucap Marvel tertawa kecil dan meletakkan satu persatu susu coklat diatas meja makan. Afan yang sadar jika Marvel menyebutnya bayi kambing hanya bisa tertawa kecil
"Zai. Ni susu coklat buatan kak Marvel, Enak! Minum cepat" sambung Marvel memanggil adik bungsunya itu.
...
Pagi ini seorang gadis bernama Avina sedang berjalan menuju kelasnya ia sedikit terburu-buru bahkan gadis itu tidak terlalu memperhatikan sekitarnya, kini ia sudah sangat telat.
"Mudah-mudahan ga dimarahin " gumamnya dan terus mempercepat langkahnyaBruck
"Anjirr"
Saking cepatnya berjalan dan tidak melihat sekitarnya gadis itu menabrak salah satu gurunya sehingga mereka terjatuh dengan posisi terduduk.
"Pantat! Sakit" ucap Avina meringis mencoba untuk bangkit dilihatnya pak Afan juga ikut meringis, ya guru yang tidak sengaja ia tabrak adalah Afan Nauzet thompson"Astaga pak maaf. Maaf ga sengaja" ucap Avina cepat dan mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Afan dan melupakan rasa sakit yang ada di bokongnya.
"Tidak masalah" ucap Afan berusaha untuk berdiri walaupun terasa sakit tapi tetap ia paksakan.
"Serius pak, itu dibelakang sakit gak? " tanya Avina takut takut.
"Sudah tidak" gadis itu menghela nafas nya.
"Kalo gitu, saya kekelas pak udah terlambat dan sekali lagi maap" ucap Avina menundukkan kepalanya dan langsung berlari kecil meninggalkan Afan sendiri di koridor bahkan Afan belum sempat bersuara. Avina takut jika dirinya akan dihukum saat tak sengaja mengatakan 'anjir' saat mereka tertabrak tadi"Bukan anak murid gue bukan" gumam Afan dan melanjutkan jalannya.
Next? Jangan lupa vote dan komen makasih... 😍😁
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are the one
Romance"Diam atau saya perkosa kamu" ucap Afan kepada anak muridnya. "s-saya diam" ucap gadis itu ketakutan [Squel : Possessive Duda]