05. you are the one

9.1K 311 20
                                    

"Emang kenapa ya pak Afan nyuruh gue ke ruangan nya" gumam Avina yang sedang duduk diam dikursi kelas. Bahkan bu Teya yang menerangkan pelajaran pun tidak ia perduli kan
"Maria sssttt" panggil avina pada temannya.
"Apa, vin" tanya Maria yang berada dibangku depan.
"No 3 jawab nya apa? Gue ga paham saat bu Teya jelasin tadi" ucap Avina pelan.
"Kalo nomor tiga belom. Makanya didengerin noh ".
"No 4 sama 5?" ucap Avina lagi dan tidak memperdulikan ucapan Maria sebelum nya.
"Sama, belom juga" ucap Maria dengan sabar Avina kembali melihat kedepan dan kembali berbicara dengan pelan kepada Maria.
"Ntar kalo udah selesai, liat ya" kekehan kecil terdengar ditelinga maria saat Avina ingin meminta jawaban dari soal yang bu Teya berikan.
"Hm" balas Maria

Avina masih menunggu dan terus menunggu bahkan soal yang ia jawab hanya sebagaian.

"ngapain ya ke ruangan pak Afan? gagal fokus jadinya " gumam Avina dan mencoret coret bukunya di bagian belakang buku. Nama pak Afan tertulis rapi di bukunya saking gabut menunggu jawaban dari Maria

"Jangan-jangan pak Afan mau cium gue lagi" batinnya berkata dan berhenti mencoret coret bukunya.
"Tapi...yaudah lah, santai aja Vin. Harus pikir yang positif " batinnya lagi.

Tringgg! Tringg!

"Eh udah bel? " tanya nya pada diri sendiri saat teringat akan soal dan jawaban dengan cepat ia mencolek bahu Maria.
"Mar, jawabannya? "Tanya Avina yang sudah terburu-buru.
"Sori, vin. Udah gue kumpulin bukunya " .
"Maria. Anjing lo Aaa gimana ni setan! "

"Kalo masih ada yang belum selesai, bisa lanjut saat jam istirahat. Kalo sudah selesai bisa langsung kumpulkan dimeja ibu"

Suara bu Teya terdengar ditelinga Avina. Apa dia harus mengerjakan nya atau malah pergi ke ruangan pak Afan. Astaga
"Bener bener nih ya, kalo punya temen kayak gini... Pengen gue bunuh rasanya " ucap Avina keras saat ia melihat bu Teya sudah pergi meninggalkan kelas bahkan teman-teman nya pun hanya tersisa sedikit.

....

"Langsung ungkapin aja kali ya? " gumam Afan didalam ruangannya

"Perasaan apalagi ini, berdebar debar tak karuan belum juga ngungkapin " gumam afan kesal.

"Serius sekarang. Astaga malu nya, kalo ditolak? Ga kebayang " gumam Afan lagi

Afan memutuskan untuk keluar dari ruangan nya dan berniat akan membelikan Avina makan siang. Setelah itu dirinya akan langsung menyatakan perasaannya

Sampai dikantin sekolah semua mata tertuju pada dirinya, biasanya pak Afan tidak pernah turun tangan saat ingin membeli makan tapi sekarang dengan santainya guru itu menatap satu persatu makanan yang ada dikantin.

"Mau pesan apa pak? " tanya bik ani salah satu pemilik kantin.
"Nasi goreng sama ayam geprek" ucap Afan.
"Minuman nya? ".
"Aqua botol aja" ucap Afan berjalan pelan mencari tempat duduk. Kantin disini memang sudah penuh bahkan tempat duduknya juga ikut terisi.

Tapi ada satu kursi kosong disebelah gadis yang sedang asik menikmati makanan nya. Dengan terpaksa Afan mencoba untuk duduk disana.
" boleh saya duduk" tanya Afan sopan gadis itu langsung mendongak menatap kearah Afan.
"Eh pak. Iya iya silahkan " ucapnya cepat dan langsung membenarkan letak kacamatanya
Afan tersenyum saat melihat tingkah gadis itu bahkan sedikit kaget saat afan sudah duduk didepan nya "lucu" batin Afan tersenyum.

"Hm bapak lagi nungguin pesenan ya? " tanya gadis itu sedikit ragu ragu.
"Iya. Saya sedang memesan makanan " gadis itu menatap afan dan sekali-kali menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya
"Amira" ucap gadis itu.
"Hah? "Tanya Afan yang tak mengerti.
"Nama saya Amira pak" Afan mengangguk pelan dan tersenyum.

"Misi pak, ini makanan nya" ucap bik Ani sambil menenteng kantung plastik yang berisik makanan.
"Ah terima kasih " Afan memberikan uangnya dan bik Ani pun pergi.

"Bapak udah mau balik kekantor? " tanya Amira dan dibalas anggukan kepala dari Afan sambil berdiri perlahan dari duduknya.
"Saya duluan. Amira" ucap Afan san Amira tersenyum sopan kepada pak Afan.

...

"Katanya suruh datang, tapi dianya ga ada. Guru apaan sih" kesal Avina yang masih menunggu Afan didalam ruangan nya. Karena gadis itu sudah mendapat izin dari pak Agus untuk menunggu didalam saja
"Cepet cepet ngerjain tugas karena penasaran, eh taunya ngilang "

Avina berdiri dari duduk nya berniat untuk keluar dari ruangan Afan tapi terhenti saat pintu terbuka memperlihatkan Afan berdiri dengan kantung plastik ditangannya.

"Hm maaf pak. Saya... " Afan masuk dan menutup pintu dengan pelan dan berjalan menghampiri Avina.
"Saya tau kamu belum makan, jadi saya membelikan ayam geprek untuk kamu" ucap Afan dan membuka kantung plastik itu memberik nya kepada Avina.
"Eh hm serius pak? "Tanya Avina merasa tidak yakin.
"Saya serius. Sekarang duduk dan makan bersama" dengan cepat Avina duduk kembali dan makan bersama dengan Afan.

Mereka asik makan dan tidak ada yang berani untuk membuka percakapan sekedar basa basi. Sekali kali Afan menatap Avina makan gadis itu begitu lahap saat makan.

"Hm maaf... " Avina menghentikan makan nya dan langsung menatap Afan dengan mulut penuh makanan.
"...dipipi kamu ada nasi" senyum Afan saat sudah mengambil nasi yang ada dipipi Avina. Gadis itu masih kaget saat jarak dirinya dengan Afan begitu dekat tapi tidak sedekat saat di koridor.
"Avina. Hey" ucap Afan saat melihat Avina masih saja bengong
"Eh iya" dengan cepat Avina menunduk dan mengunyah makanan nya.

Saat sudah selesai makan dan mengemaskan semua nya, Avina akan mengucapkan terima.
"Pak. Terimakasih atas makan siang nya" senyum Avina mengembang begitu saja dan dibalas senyum manis dari Afan.
"Sama sama".
"Kalo gitu, saya kembali ke kelas dulu pak, bentar lagi bel" ucap Avina yang siap untuk keluar dari ruangan Afan, jantung nya berdebar-debar tak karuan. Ia butuh menenangkan nya

"Baiklah hati hati... " ucap Afan dan avina menganggukkan kepalanya beranjak untuk pergi.

"...Tunggu"Sampai didepan pintu Avina tidak jadi membuka nya dan kembli melihat kearah Afan.
"Saya... " ucapan Afan terhenti saat akan mengucapkan nya. Ia jadi teringat dengan gadis yang tadi, Amira ya gadis itu 
"Ada apa pak? "Tanya Avina penasaran.
"Ah tidak" ucap Afan merasa sedikit canggung dan tidak enak.
"Yaudh, saya kekelas dulu" dan pergilah Avina menuju kelasnya meninggal kan Afan dengan pemikiran nya. Dia masih bingung kenapa jadi gadis itu yang teringat di pikirnya.

"Aneh" gumam Afan...

Next? Jangan lupa vote dan komen, makasih.

You Are the oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang