—
"Vi, aku udah bilang, kan, kalau mau kesini?" tanya seorang yang terdengar jelas di telinga gadis itu.
Dia mengerjap. Mencari cari dimana jam dinding bertengger di tembok kamarnya.
Jam sepuluh, batinnya.
Dia menutup matanya kembali. Mencari posisi yang menurutnya nyaman. Sampai beberapa detik hening disana, dan diakhiri oleh teriakan keras dari gadis itu, "RENDRA NGAPAIN KAMU DI DALEM KAMARKU?!"
Rendra yang duduk di pinggir tempat tidur dekat posisi gadis itu tertidur langsung terkesiap kaget sampai mau jatuh begitu mendengar teriakan tersebut. Pintu kamar pun terbuka dan menampakkan ibunya yang seperti orang habis berlari, "Ada apa teriak pagi-pagi, Vivi?!"
"Dia ngapain di kamar Vivi, bu!" seru Vivi sambil menunjuk Rendra yang belum sadar ada apa ini sebenarnya.
"Astaga, Vivi.." wanita paruh bayah itu langsung menepuk keningnya heran, "Apasih, Vi?? Ibu kira ada apa."
"Ini ada apa-apa dong, buuuu." rengek Vivi tak terima dengan balasan Ibunya.
Rendra akhirnya memutuskan untuk menengahi perdebatan itu dengan menyuruh Vivi pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Perempuan itu menurut. Dia sangat malu sekarang.
"Biar Rendra yang urus Vivi ya, bu." kata Rendra sambil tersenyum lebar.
Wanita itu pun mengangguk setuju, dia sendiri juga pamit untuk pergi ke bawah lagi menyelesaikan masakannya yang tadi ia tinggal karena anaknya itu. Rendra mengangguk. Kemudian setelahnya pintu kamar kembali ditutup.
Tak butuh waktu lama gadis itu keluar dari kamar mandi sudah terlihat lebih rapi daripada tadi. Rendra masih menunggu disana. Tentu hal itu membuat Vivi bertanya-tanya.
"Kamu ngapain sih disini?" ketus Vivi pada Rendra yang melihatinya sekarang.
Vivi masih menggunakan pakaian yang sama seperti tadi. Dia di dalam tadi hanya mencuci wajahnya dan merapikan sedikit rambutnya agar tidak begitu berantakan.
"Jemput kamu," jawab Rendra, "Kemarin kan aku sudah bilang kalau hari ini kita mulai kerja."
"Hah?" gadis itu menyipitkan matanya, "Maksud aku ngapain kamu di dalem kamar aku, Ndra??"
"Ohh," dia tertawa menyebalkan, "Kamu belum cerita sama ibu kalau kita sudah putus?"
Pipi gadis itu dirasa memanas, dia malu karena kedoknya ketahuan. Dia lantas langsung menarik pria itu agar beranjak dan menyuruhnya angkat kaki darisana.
Setelah ditutup pintu kamar itu, dia masih mendengar jelas tawa puas Rendra dari balik kayu itu.
---
"Bu, anaknya dipinjem dulu ya." kata Rendra sambil mencium punggung tangan ibunda Vivi yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu.
"Iyaa," katanya ramah, "Hati-hati ya bawa motornya, takutnya nanti dia jatuh ke belakang kalau kamu ngebut-ngebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
P A N G G U N G
Teen Fiction[✔️] Telah dibuka perekrutan anggota panitia acara kampus. Pegelaran acara terbesar setiap tahun yang selalu ditunggu-tunggu mahasiswa akan segera hadir ke hadapan kalian. Daftarkan dirimu segera dan ku tunggu kalian di balik panggung. *** Rendra da...