05. menjaga hati

990 214 16
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti sore ada acara gak?"

Vivi yang tengah membersihkan sisa-sisa kertas tadi bekas dipakai rapat menoleh ke sumber suara, "Hah?"

"Nanti sore ada acara gak?" ulang sekali lagi orang itu.

Laki-laki itu mengambil duduk di samping Vivi dengan santai. Rendra dengan air mineralnya dan Vivi dengan kertas-kertas di tangannya. Mereka sama-sama memandang satu sama lain.

"Vi?" panggil Rendra membuyarkan lamunan Vivi.

"Eh," gadis itu mengerjapkan matanya, "Enggak, tapi ini kayaknya masih harus laporan lagi."

Rendra berdiri, pergi ke arah pintu ruangan dan menggapai gagangnya, "Nanti sore aku jemput di rumah, ya."

Setelah mengatakan hal itu, Rendra langsung keluar darisana seperti kabur tak menerima pertanyaan apalagi penolakan. Dengan susah payah Vivi mencerna kalimat pria itu barusan. Kepalanya terasa berputar-putar sekarang, perasaannya semakin tak karuan.

---

"HAH?!" teriak Gendis heboh saat mendengar cerita sahabatnya Vivi barusan. Langga di sampingnya hanya diam saja menguping, sambil menyabarkan hatinya sendiri.

Vivi sedari tadi sudah menggelengkan kepalanya seperti tak percaya bahwa mantan kekasihnya Rendra mengajaknya pergi nanti sore. Diam-diam dia sangat bahagia sekarang ini.

"Vi," panggil Langga membuyarkan lamunan Vivi, "Gimana soal perkap? Masih ada yang perlu dibantuin gak?"

"EHHH enggak usah," jawabnya "Rendra bantuin banget soal panggungnya, ternyata dia punya kenalan orang gitu, akhirnya dikasih diskon deh, lumayan, Ngga."

"Oh."

Langga akhirnya pamit permisi pada kedua gadis yang tengah asik berbicara di lorong fakultas mereka. Ia berjalan menjauh sambil menghela nafas panjang.

"Ndis," panggil Vivi menghentikan pembicaraannya sebentar, "Sampe kapan mau diem terus?"

"Diem apasih, Vi?" jawab Gendis pura-pura tidak tau.

"Memangnya, aku gak tau kalau kamu suka sama Langga dari lama?"

Gendis langsung menutup mulut Vivi rapat-rapat dengan tangannya, takut ada yang mendengar suara kerasnya, "Sssttt.."

Mata Vivi melebar. Dia yang tengah sibuk berusaha melepaskan tangan Gendis dari mulutnya sampai tiba-tiba seseorang menghampiri mereka.

P A N G G U N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang